Pengertian Komponen Biotik dan Abiotik dalam Ekosistem beserta Contohnya Lengkap- Suatu ekosistem mempunyai suatu komponen penyusun. Suatu ekosistem mempunyai dua komponen pokok, yaitu komponen yang berupa makhluk hidup yang disebut komponen biotik dan komponen yang berupa sumber energi, misalnya, cahaya matahari, suhu/temperatur, udara, air, tanah dan lain-lain disebut komponen abiotik.
1. Komponen Biotik
Komponen biotik yaitu komponen ekosistem berupa banyak sekali makhluk hidup yang ada di dalam suatu ekosistem. Hewan, tumbuhan, manusia, dan mikroorganisme termasuk komponen biotik. Tiap komponen mempunyai peranan masing-masing yang akrab kaitannya dalam pemenuhan kebutuhan akan makanan. Hal ini menjadikan terjadinya keseimbangan di dalam ekosistem. Di dalam ekosistem, komponen biotik mempunyai peranan (relung) dan kiprah tertentu. Komponen biotik dalam ekosistem menurut peranannya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sebagai produsen, konsumen, dan pengurai (dekomposer).
a. Produsen
Produsen meliputi semua makhluk hidup yang bisa menciptakan makanannya sendiri. Di dalam ekosistem semua flora hijau yaitu produsen. Tumbuhan sanggup menciptakan makanannya sendiri dengan melaksanakan fotosintesis. Contoh makhluk hidup yang bisa menciptakan makanannya sendiri yaitu tumbuhan, fi toplankton (anggota kelompok Protista), dan Cyanobacteria. Tumbuhan merupakan produsen di daratan sedangkan fi toplankton ( flora hijau yang amat kecil yang melayang-layang di dalam air ) merupakan produsen di perairan.. Fitoplankton bisa menghasilkan berton-ton masakan yang menjadi sumber masakan bagi hewan-hewan air yang lain.
Manusia dan binatang sangat bergantung kepada flora untuk kelangsungan hidupnya. Mengapa hal itu terjadi? Sinar matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi. Sinar matahari dipakai oleh flora yang mempunyai klorofil untuk membantu proses fotosintesis. Pada proses ini, karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) diubah dan diproses secara kimia sehingga menghasilkan karbohidrat sebagai materi makanan. Oleh lantaran itu, flora berperan sebagai produsen, yaitu menyediakan masakan bagi makhluk hidup lainnya.
Tumbuhan sanggup menciptakan masakan sendiri, sehingga disebut organisme autotrof. Tumbuhan yang memakai sinar matahari untuk membantu proses fotosintesis disebut fotoautotrof. Contoh flora yang termasuk fotoautotrof antara lain pohon pisang, pohon jati, palem, pakis haji, ganggang (alga), dan banyak sekali flora biji lainnya.
Sementara itu, kuman tidak memakai sinar matahari untuk proses pembuatan makanannya, melainkan memakai cadangan energinya dalam senyawa kimia. Proses pembuatan masakan pada kuman tersebut disebut kemoautotrof. Kemoautotrof yaitu organisme sel tunggal yang menciptakan makanannya tidak dengan santunan sinar matahari tetapi dengan memakai cadangan energi dalam senyawa kimia.
b. Konsumen
Manusia dan binatang tidak sanggup menciptakan masakan sendiri. Oleh lantaran itu, insan dan binatang memperoleh masakan dari tumbuhan. Organisme yang tidak sanggup menciptakan makanannya sendiri tetapi memakai masakan yang dihasilkan oleh organisme lain disebut konsumen.
Konsumen meliputi semua makhluk hidup yang mendapat makanannya dengan cara memakan makhluk hidup lain. Hewan merupakan kelompok makhluk hidup yang bertindak sebagai konsumen. Zooplankton (anggota kelompok Protista yang memakan fi toplankton) juga termasuk konsumen. Konsumen yang mencari mangsa secara aktif disebut juga sebagai predator.
Konsumen sangat tergantung pada produsen, begitu juga sebaliknya, konsumen menghipnotis kelangsungan hidup produsen. Karbon dioksida dari sisa pernapasan binatang dan insan dibutuhkan flora untuk proses fotosintesis (membuat makanan).
Hampir semua golongan hewan, flora yang tidak berklorofil, dan insan termasuk sebagai konsumen. Oleh lantaran tidak sanggup menciptakan masakan sendiri, konsumen disebut heterotrof. Organisme yang pribadi memakan produsen disebut herbivora. Oleh lantaran itu, herbivora disebut konsumen tingkat pertama. Contoh herbivora diantaranya kerbau, sapi, kambing, kelinci, dan belalang. Makhluk hidup yang memakan konsumen tingkat pertama disebut konsumen tingkat kedua. Semua konsumen tingkat kedua merupakan pemakan daging, disebut karnivora. Selanjutnya karnivora yang memakan konsumen tingkat kedua disebut konsumen tingkat ketiga. Demikian juga, konsumen tingkat keempat merupakan pemakan konsumen tingkat ketiga, dan seterusnya.
Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dibagi menjadi tiga macam, yaitu herbivora, karnivora, dan omnivora.
1) Herbivora
Herbivora yaitu binatang pemakan tumbuhan. Hidupnya sangat bergantung pada flora secara langsung. Makhluk hidup yang memakan pribadi flora disebut juga sebagai konsumen tingkat pertama. Contoh hewan-hewan pemakan flora yaitu kambing, kerbau, kambing, kelinci, sapi, dan lain sebagainya.
2) Carnivora
Carnivora yaitu makhluk hidup yang memakan daging makhluk hidup yang lain. Biasanya, carnivora memakan makhluk hidup herbivora. Dengan kata lain, carnivora yaitu konsumen tingkat kedua. Contoh
binatang yang termasuk carnivora yaitu singa, harimau, dan buaya.
3) Omnivora
Makhluk hidup yang memakan flora dan daging makhluk hidup lain disebut omnivora. Manusia termasuk omnivora. Hewan omnivora merupakan pemakan segalanya (tumbuhan dan hewan). Contohnya yaitu babi, tikus, ayam, dan itik.
c. Pengurai
Pengurai meliputi semua makhluk hidup yang mendapat makanannya dengan cara menguraikan makhluk hidup lain yang telah mati. Pengurai atau dekomposer yaitu organisme atau makhluk hidup yang berfungsi menguraikan sampah atau sisa-sisa makhuk hidup yang mati. Pengurai berfungsi sebagai penghubung peredaran zat dari konsumen ke produsen. Zat yang telah diambil oleh konsumen dari produsen akan kembali lagi ke produsen melalui proses penguraian oleh pengurai. Pengurai terdiri atas makhluk hidup berukuran kecil yang hidup di tanah, air, maupun di udara. Beberapa makhluk hidup dari kelompok kuman dan jamur merupakan pola makhluk hidup yang berperan sebagai pengurai.
Dengan insiden pembusukan dengan santunan pengurai ini, zat-zat yang dulu menjadi belahan dari flora dan binatang diuraikan dan dirombak. Hasilnya dipakai oleh flora untuk menciptakan makanan.
Peristiwa suatu makhluk hidup memakan makhluk hidup lain kemudian beliau dimakan makan hidup yang lainnya akan membentuk suatu urutan yang disebut dengan rantai makanan. atau konsumen, sehabis mati akan diuraikan oleh pengurai.
Benarkah dalam ekosistem tersebut hanya ada satu rantai makanan? Dalam suatu ekosistem, jarang hanya ada satu rantai masakan lantaran makhluk hidup yang ada di sana sangat beragam.
Dalam suatu ekosistem terdapat banyak rantai makanan. Rantai makanan- rantai masakan tersebut tidaklah terpisah satu sama lain. Oleh lantaran itu, rantai makan selalu berafiliasi dengan rantai masakan lain sehingga membentuk suatu jaring yang disebut jaring-jaring makanan.
2. Komponen Abiotik
Makhluk hidup tidak terlepas dari makhluk tidak hidup atau komponen abiotik. Komponen abiotik merupakan komponen ekosistem berupa benda tak hidup yang terdapat di sekitar makhluk hidup. Dalam suatu ekosistem ada beberapa faktor yang memengaruhi makhluk hidup, contohnya sinar matahari, air, udara dan mineral, dan temperatur.
a) Sinar Matahari
Cahaya matahari merupakan faktor abiotik yang terpenting untuk menunjang kehidupan di bumi. Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi flora yang diharapkan dalam proses fotosintesis. Cahaya matahari juga memperlihatkan rasa hangat untuk semua makhluk. Keberadaan sinar matahari merupakan faktor penting dalam ekosistem. Tanpa sinar matahari, produsen tidak akan sanggup menciptakan makanan. Tanpa produsen, konsumen juga tidak akan bisa bertahan hidup. Walaupun produsen membutuhkan sinar matahari, namun masing-masing memerlukan intensitas yang berbeda. Ada flora yang membutuhkan sinar matahari yang banyak, menyerupai jagung dan rumput. Akan tetapi, ada juga flora yang membutuhkan sinar matahari dengan intensitas rendah, menyerupai anggrek dan flora paku.
Sinar matahari juga memengaruhi kehidupan hewan. Ada binatang yang memerlukan suasana terperinci untuk melihat, namun ada juga binatang yang hanya memerlukan sedikit cahaya untuk melihat.
b) Udara dan mineral
Udara merupakan komponen abiotik yang sangat diharapkan makhluk hidup. Hewan dan insan memakai oksigen yang terdapat di udara untuk bernapas dan mengeluarkan karbon dioksida ke udara. Sedangkan, flora mengambil karbon dioksida dari udara untuk proses fotosintesis dan menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan. Oksigen ini dilepaskan ke udara untuk dipakai oleh semua makhluk hidup.
Dengan demikian, terjadilah perputaran zat yang berlangsung terus menerus. Peristiwa ini memperlihatkan adanya saling keter-gantungan dan saling membutuhkan antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Zat-zat kimia dalam bentuk gas maupun mineral sangat diharapkan makhluk hidup. Sebagian besar makhluk hidup tidak akan sanggup bertahan hidup tanpa oksigen. Sementara itu, ada makhluk hidup yang tidak membutuhkan karbon dioksida, akan tetapi flora justru membutuhkannya untuk menciptakan masakan (fotosintesis).
c) Air
Air merupakan faktor abiotik yang sangat penting untuk menunjang suatu kehidupan. Semua sel dan jaringan terdiri atas air. Air merupakan media pelarut zat-zat yang dibutuhkan dan media pengangkut dalam badan binatang dan tumbuhan. Air juga merupakan suatu bentuk habitat bagi makhluk hidup, seperti: danau, sungai, dan laut. Air sangat menghipnotis proses kehidupan.
Air merupakan salah satu faktor biotik yang sangat penting peranannya. Air bukan hanya berperan sebagai tempat hidup bagi makhluk hidup yang hidup di air, namun juga diharapkan oleh makhluk hidup yang hidup di darat. Tidak ada makhluk hidup yang sanggup bertahan hidup tanpa air. Meskipun demikian, kebutuhan makhluk hidup terhadap air sangat beragam. Ada makhluk hidup yang harus hidup di air, contohnya ikan. Ada juga makhluk hidup yang bisa bertahan hidup walau hanya tersedia air dalam jumlah yang sedikit, contohnya kaktus.
d) Temperatur/Suhu
Suhu sangat menghipnotis lingkungan dan kehidupan makhluk hidup di lingkungan tersebut. Makhluk hidup hanya sanggup hidup pada temperatur tertentu. Ada makhluk hidup yang bisa hidup di lingkungan dengan suhu rendah, ada pula makhluk hidup yang bisa hidup di lingkungan dengan suhu tinggi. Misalnya, makhluk hidup yang hidup di tempat hambar sulit dan bahkan tidak sanggup hidup di tempat tropis yang panas, demikian juga sebaliknya.
Tanah yaitu faktor abiotik yang tersusun oleh kombinasi mineral, air, udara, dan materi organik yang
berasal dari penguraian flora atau hewan. Perbedaan zat penyusun tanah akan menghasilkan jenis tanah yang berbeda. Tanah berfungsi sebagai tempat hidup banyak sekali makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Di dalam tanah terdapat zat hara yang merupakan mineral penting untuk mempertahankan proses di dalam tubuh, terutama bagi tumbuhan. Jenis tanah akan memengaruhi jenis makhluk hidup yang berada pada ekosistem. Di tanah yang tandus akan ditemukan sedikit organisme. Adapun di tempat yang tanahnya subur dan gembur akan ditemukan banyak organisme.
1. Komponen Biotik
Komponen biotik yaitu komponen ekosistem berupa banyak sekali makhluk hidup yang ada di dalam suatu ekosistem. Hewan, tumbuhan, manusia, dan mikroorganisme termasuk komponen biotik. Tiap komponen mempunyai peranan masing-masing yang akrab kaitannya dalam pemenuhan kebutuhan akan makanan. Hal ini menjadikan terjadinya keseimbangan di dalam ekosistem. Di dalam ekosistem, komponen biotik mempunyai peranan (relung) dan kiprah tertentu. Komponen biotik dalam ekosistem menurut peranannya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sebagai produsen, konsumen, dan pengurai (dekomposer).
a. Produsen
Produsen meliputi semua makhluk hidup yang bisa menciptakan makanannya sendiri. Di dalam ekosistem semua flora hijau yaitu produsen. Tumbuhan sanggup menciptakan makanannya sendiri dengan melaksanakan fotosintesis. Contoh makhluk hidup yang bisa menciptakan makanannya sendiri yaitu tumbuhan, fi toplankton (anggota kelompok Protista), dan Cyanobacteria. Tumbuhan merupakan produsen di daratan sedangkan fi toplankton ( flora hijau yang amat kecil yang melayang-layang di dalam air ) merupakan produsen di perairan.. Fitoplankton bisa menghasilkan berton-ton masakan yang menjadi sumber masakan bagi hewan-hewan air yang lain.
Manusia dan binatang sangat bergantung kepada flora untuk kelangsungan hidupnya. Mengapa hal itu terjadi? Sinar matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi. Sinar matahari dipakai oleh flora yang mempunyai klorofil untuk membantu proses fotosintesis. Pada proses ini, karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) diubah dan diproses secara kimia sehingga menghasilkan karbohidrat sebagai materi makanan. Oleh lantaran itu, flora berperan sebagai produsen, yaitu menyediakan masakan bagi makhluk hidup lainnya.
Tumbuhan sanggup menciptakan masakan sendiri, sehingga disebut organisme autotrof. Tumbuhan yang memakai sinar matahari untuk membantu proses fotosintesis disebut fotoautotrof. Contoh flora yang termasuk fotoautotrof antara lain pohon pisang, pohon jati, palem, pakis haji, ganggang (alga), dan banyak sekali flora biji lainnya.
Sementara itu, kuman tidak memakai sinar matahari untuk proses pembuatan makanannya, melainkan memakai cadangan energinya dalam senyawa kimia. Proses pembuatan masakan pada kuman tersebut disebut kemoautotrof. Kemoautotrof yaitu organisme sel tunggal yang menciptakan makanannya tidak dengan santunan sinar matahari tetapi dengan memakai cadangan energi dalam senyawa kimia.
b. Konsumen
Manusia dan binatang tidak sanggup menciptakan masakan sendiri. Oleh lantaran itu, insan dan binatang memperoleh masakan dari tumbuhan. Organisme yang tidak sanggup menciptakan makanannya sendiri tetapi memakai masakan yang dihasilkan oleh organisme lain disebut konsumen.
Konsumen meliputi semua makhluk hidup yang mendapat makanannya dengan cara memakan makhluk hidup lain. Hewan merupakan kelompok makhluk hidup yang bertindak sebagai konsumen. Zooplankton (anggota kelompok Protista yang memakan fi toplankton) juga termasuk konsumen. Konsumen yang mencari mangsa secara aktif disebut juga sebagai predator.
Konsumen sangat tergantung pada produsen, begitu juga sebaliknya, konsumen menghipnotis kelangsungan hidup produsen. Karbon dioksida dari sisa pernapasan binatang dan insan dibutuhkan flora untuk proses fotosintesis (membuat makanan).
Hampir semua golongan hewan, flora yang tidak berklorofil, dan insan termasuk sebagai konsumen. Oleh lantaran tidak sanggup menciptakan masakan sendiri, konsumen disebut heterotrof. Organisme yang pribadi memakan produsen disebut herbivora. Oleh lantaran itu, herbivora disebut konsumen tingkat pertama. Contoh herbivora diantaranya kerbau, sapi, kambing, kelinci, dan belalang. Makhluk hidup yang memakan konsumen tingkat pertama disebut konsumen tingkat kedua. Semua konsumen tingkat kedua merupakan pemakan daging, disebut karnivora. Selanjutnya karnivora yang memakan konsumen tingkat kedua disebut konsumen tingkat ketiga. Demikian juga, konsumen tingkat keempat merupakan pemakan konsumen tingkat ketiga, dan seterusnya.
Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dibagi menjadi tiga macam, yaitu herbivora, karnivora, dan omnivora.
1) Herbivora
Herbivora yaitu binatang pemakan tumbuhan. Hidupnya sangat bergantung pada flora secara langsung. Makhluk hidup yang memakan pribadi flora disebut juga sebagai konsumen tingkat pertama. Contoh hewan-hewan pemakan flora yaitu kambing, kerbau, kambing, kelinci, sapi, dan lain sebagainya.
2) Carnivora
Carnivora yaitu makhluk hidup yang memakan daging makhluk hidup yang lain. Biasanya, carnivora memakan makhluk hidup herbivora. Dengan kata lain, carnivora yaitu konsumen tingkat kedua. Contoh
binatang yang termasuk carnivora yaitu singa, harimau, dan buaya.
3) Omnivora
Makhluk hidup yang memakan flora dan daging makhluk hidup lain disebut omnivora. Manusia termasuk omnivora. Hewan omnivora merupakan pemakan segalanya (tumbuhan dan hewan). Contohnya yaitu babi, tikus, ayam, dan itik.
c. Pengurai
Pengurai meliputi semua makhluk hidup yang mendapat makanannya dengan cara menguraikan makhluk hidup lain yang telah mati. Pengurai atau dekomposer yaitu organisme atau makhluk hidup yang berfungsi menguraikan sampah atau sisa-sisa makhuk hidup yang mati. Pengurai berfungsi sebagai penghubung peredaran zat dari konsumen ke produsen. Zat yang telah diambil oleh konsumen dari produsen akan kembali lagi ke produsen melalui proses penguraian oleh pengurai. Pengurai terdiri atas makhluk hidup berukuran kecil yang hidup di tanah, air, maupun di udara. Beberapa makhluk hidup dari kelompok kuman dan jamur merupakan pola makhluk hidup yang berperan sebagai pengurai.
Dengan insiden pembusukan dengan santunan pengurai ini, zat-zat yang dulu menjadi belahan dari flora dan binatang diuraikan dan dirombak. Hasilnya dipakai oleh flora untuk menciptakan makanan.
Peristiwa suatu makhluk hidup memakan makhluk hidup lain kemudian beliau dimakan makan hidup yang lainnya akan membentuk suatu urutan yang disebut dengan rantai makanan. atau konsumen, sehabis mati akan diuraikan oleh pengurai.
Benarkah dalam ekosistem tersebut hanya ada satu rantai makanan? Dalam suatu ekosistem, jarang hanya ada satu rantai masakan lantaran makhluk hidup yang ada di sana sangat beragam.
Dalam suatu ekosistem terdapat banyak rantai makanan. Rantai makanan- rantai masakan tersebut tidaklah terpisah satu sama lain. Oleh lantaran itu, rantai makan selalu berafiliasi dengan rantai masakan lain sehingga membentuk suatu jaring yang disebut jaring-jaring makanan.
2. Komponen Abiotik
Makhluk hidup tidak terlepas dari makhluk tidak hidup atau komponen abiotik. Komponen abiotik merupakan komponen ekosistem berupa benda tak hidup yang terdapat di sekitar makhluk hidup. Dalam suatu ekosistem ada beberapa faktor yang memengaruhi makhluk hidup, contohnya sinar matahari, air, udara dan mineral, dan temperatur.
a) Sinar Matahari
Cahaya matahari merupakan faktor abiotik yang terpenting untuk menunjang kehidupan di bumi. Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi flora yang diharapkan dalam proses fotosintesis. Cahaya matahari juga memperlihatkan rasa hangat untuk semua makhluk. Keberadaan sinar matahari merupakan faktor penting dalam ekosistem. Tanpa sinar matahari, produsen tidak akan sanggup menciptakan makanan. Tanpa produsen, konsumen juga tidak akan bisa bertahan hidup. Walaupun produsen membutuhkan sinar matahari, namun masing-masing memerlukan intensitas yang berbeda. Ada flora yang membutuhkan sinar matahari yang banyak, menyerupai jagung dan rumput. Akan tetapi, ada juga flora yang membutuhkan sinar matahari dengan intensitas rendah, menyerupai anggrek dan flora paku.
Sinar matahari juga memengaruhi kehidupan hewan. Ada binatang yang memerlukan suasana terperinci untuk melihat, namun ada juga binatang yang hanya memerlukan sedikit cahaya untuk melihat.
b) Udara dan mineral
Udara merupakan komponen abiotik yang sangat diharapkan makhluk hidup. Hewan dan insan memakai oksigen yang terdapat di udara untuk bernapas dan mengeluarkan karbon dioksida ke udara. Sedangkan, flora mengambil karbon dioksida dari udara untuk proses fotosintesis dan menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan. Oksigen ini dilepaskan ke udara untuk dipakai oleh semua makhluk hidup.
Dengan demikian, terjadilah perputaran zat yang berlangsung terus menerus. Peristiwa ini memperlihatkan adanya saling keter-gantungan dan saling membutuhkan antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Zat-zat kimia dalam bentuk gas maupun mineral sangat diharapkan makhluk hidup. Sebagian besar makhluk hidup tidak akan sanggup bertahan hidup tanpa oksigen. Sementara itu, ada makhluk hidup yang tidak membutuhkan karbon dioksida, akan tetapi flora justru membutuhkannya untuk menciptakan masakan (fotosintesis).
c) Air
Air merupakan faktor abiotik yang sangat penting untuk menunjang suatu kehidupan. Semua sel dan jaringan terdiri atas air. Air merupakan media pelarut zat-zat yang dibutuhkan dan media pengangkut dalam badan binatang dan tumbuhan. Air juga merupakan suatu bentuk habitat bagi makhluk hidup, seperti: danau, sungai, dan laut. Air sangat menghipnotis proses kehidupan.
Air merupakan salah satu faktor biotik yang sangat penting peranannya. Air bukan hanya berperan sebagai tempat hidup bagi makhluk hidup yang hidup di air, namun juga diharapkan oleh makhluk hidup yang hidup di darat. Tidak ada makhluk hidup yang sanggup bertahan hidup tanpa air. Meskipun demikian, kebutuhan makhluk hidup terhadap air sangat beragam. Ada makhluk hidup yang harus hidup di air, contohnya ikan. Ada juga makhluk hidup yang bisa bertahan hidup walau hanya tersedia air dalam jumlah yang sedikit, contohnya kaktus.
d) Temperatur/Suhu
Suhu sangat menghipnotis lingkungan dan kehidupan makhluk hidup di lingkungan tersebut. Makhluk hidup hanya sanggup hidup pada temperatur tertentu. Ada makhluk hidup yang bisa hidup di lingkungan dengan suhu rendah, ada pula makhluk hidup yang bisa hidup di lingkungan dengan suhu tinggi. Misalnya, makhluk hidup yang hidup di tempat hambar sulit dan bahkan tidak sanggup hidup di tempat tropis yang panas, demikian juga sebaliknya.
Pada tempat hambar atau bersalju akan ditemukan burung penguin, panda, dan beruang salju. Di padang pasir akan ditemukan unta dan pohon kurma.e. Tanah
Burung penguin, panda, dan beruang salju tidak akan ditemukan di tempat gurun atau padang pasir yang suhunya panas. Begitu juga unta dan pohon kurma tidak akan ditemukan di tempat dingin.
Tanah yaitu faktor abiotik yang tersusun oleh kombinasi mineral, air, udara, dan materi organik yang
berasal dari penguraian flora atau hewan. Perbedaan zat penyusun tanah akan menghasilkan jenis tanah yang berbeda. Tanah berfungsi sebagai tempat hidup banyak sekali makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Di dalam tanah terdapat zat hara yang merupakan mineral penting untuk mempertahankan proses di dalam tubuh, terutama bagi tumbuhan. Jenis tanah akan memengaruhi jenis makhluk hidup yang berada pada ekosistem. Di tanah yang tandus akan ditemukan sedikit organisme. Adapun di tempat yang tanahnya subur dan gembur akan ditemukan banyak organisme.
0 Komentar untuk "Pengertian Dan Referensi Komponen Biotik Dan Abiotik Dalam Ekosistem"