Surah An Nisa Arab, Latin dan Terjemahan- Surah An Nisa tergolong kedalam golongan surat-surat Madaniyyah danmerupakan surat ke 4 dari Al Alquran yang terdiri atas 176 ayat. Surat ini yakni surat terpanjang sesudah Surah Al Baqarah dan dinamakan dengan An Nisaa`(Wanita) karena sebagian besar dalam surat ini menceritakan yang bermitra dengan wanita.
Pokok isi kandungan dalam Surah An Nisa diantaranya merupakan perihal keimanan, hukum-hukum, kisah-kisah, dan yang lain seumpama asal insan yakni satu, kewajiban menjauhi adat-adat zaman jahiliyah dalam perlakuan terhadap wanita, norma-norma bergaul dengan isteri, hak seseorang sesuai dengan kewajibannya, perlakuan jago kitab terhadap kitab-kitab yang diturunkan kepadanya, dasar-dasar pemerintahan, cara mengadili perkara, kewajiban siap-siaga terhadap musuh, sikap-sikap orang munafik dalam menghadapi peperangan, berperang di jalan Alllah yakni kewajiban tiap-tiap mukallaf, norma dan etika dalam peperangan, cara menghadapi orang-orang munafik, derajat orang-orang yang berjihad. Teks bacaan lafadz Surah An Nisa Arab, Latin dan Terjemahan berikut dibawah ini :
Pokok isi kandungan dalam Surah An Nisa diantaranya merupakan perihal keimanan, hukum-hukum, kisah-kisah, dan yang lain seumpama asal insan yakni satu, kewajiban menjauhi adat-adat zaman jahiliyah dalam perlakuan terhadap wanita, norma-norma bergaul dengan isteri, hak seseorang sesuai dengan kewajibannya, perlakuan jago kitab terhadap kitab-kitab yang diturunkan kepadanya, dasar-dasar pemerintahan, cara mengadili perkara, kewajiban siap-siaga terhadap musuh, sikap-sikap orang munafik dalam menghadapi peperangan, berperang di jalan Alllah yakni kewajiban tiap-tiap mukallaf, norma dan etika dalam peperangan, cara menghadapi orang-orang munafik, derajat orang-orang yang berjihad. Teks bacaan lafadz Surah An Nisa Arab, Latin dan Terjemahan berikut dibawah ini :
Surah An Nisa
An Nisaa`
(Wanita)
Juz 4,5 dan 6
Surat Ke 4 : 176 Ayat
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Bismillahirrahmaanirrahiim(i)
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالٗا كَثِيرٗا وَنِسَآءٗۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبٗا
Yaa ayyuhaannaasuuttaquu rabbakumul-ladzii khalaqakum min nafsin waahidatin wa khalaqa minhaa zaujahaa wa bats-tsa minhumaa rijaaalan katsiiran wa nisaa-an waattaquullahal-ladzii tasaa-aluuna bihii wal arhaama innallaha kaana 'alaikum raqiibaa(n)
1. "Hai sekalian manusia, bertakwalah terhadap Tuhan-mu yang sudah bikin kau dari seorang diri, dan dari padanya [263] Allah bikin isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan pria dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah terhadap Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kau saling meminta satu sama lain [264], dan (peliharalah) kekerabatan silaturrahim. Sesungguhnya Allah senantiasa mempertahankan dan memantau kamu."
وَءَاتُواْ ٱلۡيَتَٰمَىٰٓ أَمۡوَٰلَهُمۡۖ وَلَا تَتَبَدَّلُواْ ٱلۡخَبِيثَ بِٱلطَّيِّبِۖ وَلَا تَأۡكُلُوٓاْ أَمۡوَٰلَهُمۡ إِلَىٰٓ أَمۡوَٰلِكُمۡۚ إِنَّهُۥ كَانَ حُوبٗا كَبِيرٗا
Wa-aatuul yataama amwaalahum wa laa tatabaddaluul khabiitsa bith-thayyibi wa laa ta`kuluu amwaalahum ilaa amwaalikum innahuu kaana huuban kabiiraa(n)
2. "Dan berikanlah terhadap bawah umur yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kau menukar yang bagus dengan yang jelek dan jangan kau makan harta mereka bareng hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, yakni dosa yang besar."
وَإِنۡ خِفۡتُمۡ أَلَّا تُقۡسِطُواْ فِي ٱلۡيَتَٰمَىٰ فَٱنكِحُواْ مَا طَابَ لَكُم مِّنَ ٱلنِّسَآءِ مَثۡنَىٰ وَثُلَٰثَ وَرُبَٰعَۖ فَإِنۡ خِفۡتُمۡ أَلَّا تَعۡدِلُواْ فَوَٰحِدَةً أَوۡ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُكُمۡۚ ذَٰلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَلَّا تَعُولُواْ
Wa-in khiftum alaa tuqsithuu fiil yataamaa faankihuu maa thaaba lakum minannisaa-i matsnaa wa tsulaatsa wa rubaa'a fa-in khiftum alaa ta'diluu fawaahidatan au maa malakat aimaanukum dzaalika adnaa alaa ta'uuluu
3. "Dan kalau kau takut tidak akan sanggup berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kau mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kau sukai : dua, tiga atau empat. Kemudian kalau kau takut tidak akan sanggup berlaku adil [265], maka (kawinilah) seorang saja [266], atau budak-budak yang kau miliki. Yang demikian itu yakni lebih dekat terhadap tidak berbuat aniaya."
وَءَاتُواْ ٱلنِّسَآءَ صَدُقَٰتِهِنَّ نِحۡلَةٗۚ فَإِن طِبۡنَ لَكُمۡ عَن شَيۡءٍ مِّنۡهُ نَفۡسٗا فَكُلُوهُ هَنِيٓٔٗا مَّرِيٓٔٗا
Wa-aatuunnisaa-a shaduqaatihinna nihlatan fa-in thibna lakum 'an syai-in minhu nafsan fakuluuhu hanii-an marii-a(n)
4. "Berikanlah maskawin (mahar) terhadap perempuan (yang kau nikahi) selaku dukungan dengan sarat kerelaan [267]. Kemudian kalau mereka menyerahkan terhadap kau sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) dukungan itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya."
وَلَا تُؤۡتُواْ ٱلسُّفَهَآءَ أَمۡوَٰلَكُمُ ٱلَّتِي جَعَلَ ٱللَّهُ لَكُمۡ قِيَٰمٗا وَٱرۡزُقُوهُمۡ فِيهَا وَٱكۡسُوهُمۡ وَقُولُواْ لَهُمۡ قَوۡلٗا مَّعۡرُوفٗا
Wa laa tu`tuussufahaa-a amwaalakumullatii ja'alallahu lakum qiyaaman waarzuquuhum fiihaa waaksuuhum wa quuluu lahum qaulan ma'ruufaa(n)
5. "Dan janganlah kau serahkan terhadap orang-orang yang belum tepat akalnya [268], harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah selaku pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan busana (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah terhadap mereka kata-kata yang baik."
وَٱبۡتَلُواْ ٱلۡيَتَٰمَىٰ حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغُواْ ٱلنِّكَاحَ فَإِنۡ ءَانَسۡتُم مِّنۡهُمۡ رُشۡدٗا فَٱدۡفَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ أَمۡوَٰلَهُمۡۖ وَلَا تَأۡكُلُوهَآ إِسۡرَافٗا وَبِدَارًا أَن يَكۡبَرُواْۚ وَمَن كَانَ غَنِيّٗا فَلۡيَسۡتَعۡفِفۡۖ وَمَن كَانَ فَقِيرٗا فَلۡيَأۡكُلۡ بِٱلۡمَعۡرُوفِۚ فَإِذَا دَفَعۡتُمۡ إِلَيۡهِمۡ أَمۡوَٰلَهُمۡ فَأَشۡهِدُواْ عَلَيۡهِمۡۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ حَسِيبٗا
Waabtaluul yataama hattaa idzaa balaghuunnikaaha fa-in aanastum minhum rusydan faadfa'uu ilaihim amwaalahum wa laa ta`kuluuhaa israafan wa bidaaran an yakbaruu wa man kaana ghaniyyan falyasta'fif wa man kaana faqiiran falya`kul bil ma'ruufi fa-idzaa dafa'tum ilaihim amwaalahum faasyhiduu 'alaihim wa kafa billahi hasiibaa(n)
6. "Dan ujilah [269] anak yatim itu hingga mereka remaja untuk kawin. Kemudian kalau menurut pendapatmu mereka sudah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah terhadap mereka harta-hartanya. Dan janganlah kau makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) buru-buru (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari mengkonsumsi harta anak yatim itu) dan barangsiapa yang miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kau menyerahkan harta terhadap mereka, maka hendaklah kau selenggarakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah selaku Pengawas (atas persaksian itu)."
لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا تَرَكَ ٱلۡوَٰلِدَانِ وَٱلۡأَقۡرَبُونَ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٌ مِّمَّا تَرَكَ ٱلۡوَٰلِدَانِ وَٱلۡأَقۡرَبُونَ مِمَّا قَلَّ مِنۡهُ أَوۡ كَثُرَۚ نَصِيبٗا مَّفۡرُوضٗا
Li-rrijaali nashiibun mimmaa tarakal waalidaani wal aqrabuuna wa li-nnisaa-i nashiibun mimmaa tarakal waalidaani wal aqrabuuna mimmaa qalla minhu au katsura nashiiban mafruudhaa(n)
7. "Bagi orang pria ada hak pecahan dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang perempuan ada hak pecahan (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang sudah ditetapkan."
وَإِذَا حَضَرَ ٱلۡقِسۡمَةَ أُوْلُواْ ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينُ فَٱرۡزُقُوهُم مِّنۡهُ وَقُولُواْ لَهُمۡ قَوۡلٗا مَّعۡرُوفٗا
Wa-idzaa hadharal qismata uuluul qurbaa wal yataamaa wal masaakiinu faarzuquuhum minhu wa quuluu lahum qaulaa ma'ruufaa(n)
8. "Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat [270], anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu [271] (sekedarnya) dan ucapkanlah terhadap mereka perkataan yang baik."
وَلۡيَخۡشَ ٱلَّذِينَ لَوۡ تَرَكُواْ مِنۡ خَلۡفِهِمۡ ذُرِّيَّةٗ ضِعَٰفًا خَافُواْ عَلَيۡهِمۡ فَلۡيَتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡيَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدًا
Walyakhsyal-ladziina lau tarakuu min khalfihim dzurriyyatan dhi'aafan khaafuu 'alaihim falyattaquullaha walyaquuluu qaulan sadiidaa(n)
9. "Dan hendaklah takut terhadap Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka bawah umur yang lemah, yang mereka cemas terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh alasannya itu hendaklah mereka bertakwa terhadap Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar."
9. "Dan hendaklah takut terhadap Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka bawah umur yang lemah, yang mereka cemas terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh alasannya itu hendaklah mereka bertakwa terhadap Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar."
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَأۡكُلُونَ أَمۡوَٰلَ ٱلۡيَتَٰمَىٰ ظُلۡمًا إِنَّمَا يَأۡكُلُونَ فِي بُطُونِهِمۡ نَارٗاۖ وَسَيَصۡلَوۡنَ سَعِيرٗا
Innal-ladziina ya`kuluuna amwaalal yataamaa zhulman innamaa ya`kuluuna fii buthuunihim naaran wa sayashlauna sa'iiraa(n)
10. "Sesungguhnya orang-orang yang mengkonsumsi harta anak yatim secara zalim, bahwasanya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)."
يُوصِيكُمُ ٱللَّهُ فِيٓ أَوۡلَٰدِكُمۡۖ لِلذَّكَرِ مِثۡلُ حَظِّ ٱلۡأُنثَيَيۡنِۚ فَإِن كُنَّ نِسَآءٗ فَوۡقَ ٱثۡنَتَيۡنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَكَۖ وَإِن كَانَتۡ وَٰحِدَةٗ فَلَهَا ٱلنِّصۡفُۚ وَلِأَبَوَيۡهِ لِكُلِّ وَٰحِدٖ مِّنۡهُمَا ٱلسُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ إِن كَانَ لَهُۥ وَلَدٞۚ فَإِن لَّمۡ يَكُن لَّهُۥ وَلَدٌ وَوَرِثَهُۥٓ أَبَوَاهُ فَلِأُمِّهِ ٱلثُّلُثُۚ فَإِن كَانَ لَهُۥٓ إِخۡوَةٌ فَلِأُمِّهِ ٱلسُّدُسُۚ مِنۢ بَعۡدِ وَصِيَّةٍ يُوصِي بِهَآ أَوۡ دَيۡنٍۗ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُكُمۡ لَا تَدۡرُونَ أَيُّهُمۡ أَقۡرَبُ لَكُمۡ نَفۡعٗاۚ فَرِيضَةٗ مِّنَ ٱللَّهِۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمٗا
Yuushiikumullahu fii aulaadikum li-dzdzakari mitslu hazh-zhil antsayaini fa-in kunna nisaa-an fauqaatsnataini falahunna tsulutsaa maa taraka wa in kaanat waahidatan falahaannishfu wal-abawaihi likulli waahidin minhumaassudusu mimmaa taraka in kaana lahuu waladun fa in lam yakun lahuu waladun wa waritsahuu abawaahu fal-ammihits-tsulutsu fa-in kaana lahuu ikhwatun fal-ammihissudusu min ba'di washiyyatin yuushii bihaa au dainin aabaa'ukum wa abnaa'ukum laa tadruuna ayyuhum aqrabu lakum naf'an fariidhatan minallahi innallaha kaana 'aliiman hakiimaa(n)
11. "Allah mensyari'atkan bagimu perihal (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan [272], dan kalau anak itu seluruhnya perempuan lebih dari dua [273], maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; kalau anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separuh harta. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, kalau yang meninggal itu mempunyai anak; kalau orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; kalau yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kau tidak mengenali siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) keuntungannya bagimu. Ini yakni ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
11. "Allah mensyari'atkan bagimu perihal (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan [272], dan kalau anak itu seluruhnya perempuan lebih dari dua [273], maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; kalau anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separuh harta. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, kalau yang meninggal itu mempunyai anak; kalau orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; kalau yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kau tidak mengenali siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) keuntungannya bagimu. Ini yakni ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
وَلَكُمۡ نِصۡفُ مَا تَرَكَ أَزۡوَٰجُكُمۡ إِن لَّمۡ يَكُن لَّهُنَّ وَلَدٞۚ فَإِن كَانَ لَهُنَّ وَلَدٌ فَلَكُمُ ٱلرُّبُعُ مِمَّا تَرَكۡنَۚ مِنۢ بَعۡدِ وَصِيَّةٍ يُوصِينَ بِهَآ أَوۡ دَيۡنٖۚ وَلَهُنَّ ٱلرُّبُعُ مِمَّا تَرَكۡتُمۡ إِن لَّمۡ يَكُن لَّكُمۡ وَلَدٞۚ فَإِن كَانَ لَكُمۡ وَلَدٞ فَلَهُنَّ ٱلثُّمُنُ مِمَّا تَرَكۡتُمۚ مِّنۢ بَعۡدِ وَصِيَّةٍ تُوصُونَ بِهَآ أَوۡ دَيۡنٖۗ وَإِن كَانَ رَجُلٌ يُورَثُ كَلَٰلَةً أَوِ ٱمۡرَأَةٌ وَلَهُۥٓ أَخٌ أَوۡ أُخۡتٌ فَلِكُلِّ وَٰحِدٖ مِّنۡهُمَا ٱلسُّدُسُۚ فَإِن كَانُوٓاْ أَكۡثَرَ مِن ذَٰلِكَ فَهُمۡ شُرَكَآءُ فِي ٱلثُّلُثِۚ مِنۢ بَعۡدِ وَصِيَّةٍ يُوصَىٰ بِهَآ أَوۡ دَيۡنٍ غَيۡرَ مُضَآرّٖۚ وَصِيَّةٗ مِّنَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَلِيمٌ
Wa lakum nishfu maa taraka azwaajukum in lam yakun lahunna waladun fa-in kaana lahunna waladun falakumurrubu'u mimmaa tarakna min ba'di washiyyatin yuushiina bihaa au dainin wa lahunnarrubu'u mimmaa taraktum in lam yakun lakum waladun fa-in kaana lakum waladun falahunnats-tsumunu mimmaa taraktum min ba'di washiyyatin tuushuuna bihaa au dainin wa in kaana rajulun yuuratsu kalaalatan awiimraatun wa lahuu akhun au ukhtun falikulli waahidin minhumaassudusu fa-in kaanuu aktsara min dzaalika fahum syurakaa-u fiits-tsulutsi min ba'di washiyyatin yuushaa bihaa au dainin ghaira mudhaarrin washiyyatan minallahi wallahu 'aliimun haliim(un)
12. "Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, kalau mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, maka kau mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kau lewati kalau kau tidak mempunyai anak. Jika kau mempunyai anak, maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kau lewati sesudah dipenuhi wasiat yang kau buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik pria maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang kerabat pria (seibu saja) atau seorang kerabat perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis kerabat itu seperenam harta. Tetapi kalau saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibentuk olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada jago waris) [274]. (Allah menentukan yang demikian itu sebagai) syari'at yang betul-betul dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun."
12. "Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, kalau mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, maka kau mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kau lewati kalau kau tidak mempunyai anak. Jika kau mempunyai anak, maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kau lewati sesudah dipenuhi wasiat yang kau buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik pria maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang kerabat pria (seibu saja) atau seorang kerabat perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis kerabat itu seperenam harta. Tetapi kalau saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibentuk olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada jago waris) [274]. (Allah menentukan yang demikian itu sebagai) syari'at yang betul-betul dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun."
تِلۡكَ حُدُودُ ٱللَّهِۚ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ يُدۡخِلۡهُ جَنَّٰتٍ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ وَذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ
Tilka huduudullahi wa man yuthi'illaha wa rasuulahuu yudkhilhu jannaatin tajrii min tahtihaal anhaaru khaalidiina fiihaa wa dzaalikal fauzul 'azhiim(u)
13. "(Hukum-hukum tersebut) itu yakni ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat terhadap Allah dan Rasul-Nya, tentu Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar."
وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُۥ يُدۡخِلۡهُ نَارًا خَٰلِدٗا فِيهَا وَلَهُۥ عَذَابٌ مُّهِينٌ
Wa man ya'shillaha wa rasuulahuu wa yata'adda huduudahu yudkhilhu naaran khaalidan fiihaa wa lahuu 'adzaabun muhiin(un)
14. "Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, tentu Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan."
وَٱلَّٰتِي يَأۡتِينَ ٱلۡفَٰحِشَةَ مِن نِّسَآئِكُمۡ فَٱسۡتَشۡهِدُواْ عَلَيۡهِنَّ أَرۡبَعَةٗ مِّنكُمۡۖ فَإِن شَهِدُواْ فَأَمۡسِكُوهُنَّ فِي ٱلۡبُيُوتِ حَتَّىٰ يَتَوَفَّىٰهُنَّ ٱلۡمَوۡتُ أَوۡ يَجۡعَلَ ٱللَّهُ لَهُنَّ سَبِيلٗا
Wal-laatii ya'tiinal faahisyata min nisaa-ikum faastasyhiduu 'alaihinna arba'atan minkum fa-in syahiduu faamsikuuhunna fiil buyuuti hattaa yatawaffaahunnal mautu au yaj'alallahu lahunna sabiilaa(n)
15. Dan (terhadap) para perempuan yang melaksanakan perbuatan keji [275], hendaklah ada empat orang saksi diantara kau (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka sudah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah hingga mereka menemui ajalnya, atau hingga Allah memberi jalan lain kepadanya [276]."
وَٱلَّذَانِ يَأۡتِيَٰنِهَا مِنكُمۡ فََٔاذُوهُمَاۖ فَإِن تَابَا وَأَصۡلَحَا فَأَعۡرِضُواْ عَنۡهُمَآۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ تَوَّابٗا رَّحِيمًا
Walladzaani ya`tiyaanihaa minkum faaadzuuhumaa fa-in taabaa wa ashlahaa faa'ridhuu 'anhumaa innallaha kaana tawwaaban rahiimaa(n)
16. "Dan terhadap dua orang yang melaksanakan perbuatan keji di antara kamu, maka berilah eksekusi terhadap keduanya, kemudian kalau keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
إِنَّمَا ٱلتَّوۡبَةُ عَلَى ٱللَّهِ لِلَّذِينَ يَعۡمَلُونَ ٱلسُّوٓءَ بِجَهَٰلَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٖ فَأُوْلَٰٓئِكَ يَتُوبُ ٱللَّهُ عَلَيۡهِمۡۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمٗا
Innamaattaubatu 'alallahi lil-ladziina ya'maluunassuu-a bijahaalatin tsumma yatuubuuna min qariibin fa-uulaa-ika yatuubullahu 'alaihim wa kaanallahu 'aliiman hakiimaa(n)
17. "Sesungguhnya taubat di segi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang melaksanakan kejahatan karena kejahilan [277], yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
وَلَيۡسَتِ ٱلتَّوۡبَةُ لِلَّذِينَ يَعۡمَلُونَ ٱلسَّئَِّاتِ حَتَّىٰٓ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ ٱلۡمَوۡتُ قَالَ إِنِّي تُبۡتُ ٱلۡـَٰٔنَ وَلَا ٱلَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمۡ كُفَّارٌۚ أُوْلَٰٓئِكَ أَعۡتَدۡنَا لَهُمۡ عَذَابًا أَلِيمٗا
Wa laisatittaubatu lil-ladziina ya'maluunassayyi-aati hattaa idzaa hadhara ahadahumul mautu qaala innii tubtuaana wa laal-ladziina yamuutuuna wa hum kuffaarun uulaa-ika a'tadnaa lahum 'adzaaban aliimaa(n)
18. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang melaksanakan kejahatan (yang) hingga apabila tiba final hidup terhadap seseorang di antara mereka, (barulah) ia menyampaikan : "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang." Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu sudah Kami sediakan siksa yang pedih.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا يَحِلُّ لَكُمۡ أَن تَرِثُواْ ٱلنِّسَآءَ كَرۡهٗاۖ وَلَا تَعۡضُلُوهُنَّ لِتَذۡهَبُواْ بِبَعۡضِ مَآ ءَاتَيۡتُمُوهُنَّ إِلَّآ أَن يَأۡتِينَ بِفَٰحِشَةٖ مُّبَيِّنَةٖۚ وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِۚ فَإِن كَرِهۡتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيۡٔٗا وَيَجۡعَلَ ٱللَّهُ فِيهِ خَيۡرٗا كَثِيرٗا
Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu laa yahillu lakum an taritsuunnisaa-a karhan wa laa ta'dhuluuhunna litadzhabuu biba'dhi maa aataitumuuhunna illaa an ya`tiina bifaahisyatin mubayyinatin wa 'aasyiruuhunna bil ma'ruufi fa-in karihtumuuhunna fa'asa an takrahuu syai-an wa yaj'alallahu fiihi khairan katsiiraa(n)
19. "Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kau mempusakai perempuan dengan jalan paksa [278] dan janganlah kau menyulitkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang sudah kau berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melaksanakan pekerjaan keji yang nyata [279]. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kau tidak menggemari mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kau tidak menggemari sesuatu, padahal Allah memicu padanya kebaikan yang banyak."
وَإِنۡ أَرَدتُّمُ ٱسۡتِبۡدَالَ زَوۡجٖ مَّكَانَ زَوۡجٖ وَءَاتَيۡتُمۡ إِحۡدَىٰهُنَّ قِنطَارٗا فَلَا تَأۡخُذُواْ مِنۡهُ شَيًۡٔاۚ أَتَأۡخُذُونَهُۥ بُهۡتَٰنٗا وَإِثۡمٗا مُّبِينٗا
Wa in aradtumuustibdaala zaujin makaana zaujin wa aataitum ihdaahunna qinthaaran falaa ta'khudzuu minhu syai-an ata`khudzuunahuu buhtaanan wa itsman mubiinaa(n)
20. "Dan kalau kau ingin merubah isterimu dengan isteri yang lain [280], sedang kau sudah menampilkan terhadap seseorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kau mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun. Apakah kau akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang faktual ?"
وَكَيۡفَ تَأۡخُذُونَهُۥ وَقَدۡ أَفۡضَىٰ بَعۡضُكُمۡ إِلَىٰ بَعۡضٍ وَأَخَذۡنَ مِنكُم مِّيثَٰقًا غَلِيظٗا
Wa kaifa ta`khudzuunahuu wa qad afdha ba'dhukum ilaa ba'dhin wa akhadzna minkum miitsaaqan ghaliizhaa(n)
21. "Bagaimana kau akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kau sudah bergaul (bercampur) dengan yang lain selaku suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) sudah mengambil dari kau perjanjian yang kuat."
وَلَا تَنكِحُواْ مَا نَكَحَ ءَابَآؤُكُم مِّنَ ٱلنِّسَآءِ إِلَّا مَا قَدۡ سَلَفَۚ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةٗ وَمَقۡتٗا وَسَآءَ سَبِيلًا
Wa laa tankihuu maa nakaha aabaa'ukum minannisaa-i illaa maa qad salafa innahuu kaana faahisyatan wa maqtan wa saa-a sabiilaa(n)
22. "Dan janganlah kau kawini wanita-wanita yang sudah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang sudah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh)."
حُرِّمَتۡ عَلَيۡكُمۡ أُمَّهَٰتُكُمۡ وَبَنَاتُكُمۡ وَأَخَوَٰتُكُمۡ وَعَمَّٰتُكُمۡ وَخَٰلَٰتُكُمۡ وَبَنَاتُ ٱلۡأَخِ وَبَنَاتُ ٱلۡأُخۡتِ وَأُمَّهَٰتُكُمُ ٱلَّٰتِيٓ أَرۡضَعۡنَكُمۡ وَأَخَوَٰتُكُم مِّنَ ٱلرَّضَٰعَةِ وَأُمَّهَٰتُ نِسَآئِكُمۡ وَرَبَٰٓئِبُكُمُ ٱلَّٰتِي فِي حُجُورِكُم مِّن نِّسَآئِكُمُ ٱلَّٰتِي دَخَلۡتُم بِهِنَّ فَإِن لَّمۡ تَكُونُواْ دَخَلۡتُم بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ وَحَلَٰٓئِلُ أَبۡنَآئِكُمُ ٱلَّذِينَ مِنۡ أَصۡلَٰبِكُمۡ وَأَن تَجۡمَعُواْ بَيۡنَ ٱلۡأُخۡتَيۡنِ إِلَّا مَا قَدۡ سَلَفَۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ غَفُورٗا رَّحِيمٗا
Hurrimat 'alaikum ummahaatukum wa banaatukum wa akhawaatukum wa 'ammaatukum wa khalaatukum wa banaatul akhi wa banaatul akhti wa ummahaatu-kumulaatii ardha'nakum wa akhawaatukum minarradhaa'ati wa ummahaatu nisaa-ikum wa rabaa-ibukumulaatii fii hujuurikum min nisaa-ikumulaatii dakhaltum bihinna fa-in lam takuunuu dakhaltum bihinna falaa junaaha 'alaikum wa halaa-ilu abnaa-ikumul-ladziina min ashlaabikum wa an tajma'uu bainal akhtaini illaa maa qad salafa innallaha kaana ghafuuran rahiimaa(n)
23. "Diharamkan atas kau (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan [281]; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; bawah umur perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; bawah umur perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; kerabat perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); bawah umur isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang sudah kau campuri, tetapi kalau kau belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kau ceraikan), maka tidak berdosa kau mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang sudah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Surah An Nisa Juz 5
وَٱلۡمُحۡصَنَٰتُ مِنَ ٱلنِّسَآءِ إِلَّا مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُكُمۡۖ كِتَٰبَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡۚ وَأُحِلَّ لَكُم مَّا وَرَآءَ ذَٰلِكُمۡ أَن تَبۡتَغُواْ بِأَمۡوَٰلِكُم مُّحۡصِنِينَ غَيۡرَ مُسَٰفِحِينَۚ فَمَا ٱسۡتَمۡتَعۡتُم بِهِۦ مِنۡهُنَّ فََٔاتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ فَرِيضَةٗۚ وَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ فِيمَا تَرَٰضَيۡتُم بِهِۦ مِنۢ بَعۡدِ ٱلۡفَرِيضَةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمٗا
Wal muhshanaatu minannisaa-i ilaa maa malakat aimaanukum kitaaballahi 'alaikum wa uhilla lakum maa wa raa-a dzaalikum an tabtaghuu bi-amwaalikum muhshiniina ghaira musaafihiina famaaastamta'tum bihii minhunna fa-aatuuhunna ujuurahunna fariidhatan wa laa junaaha 'alaikum fiimaa taraadhaitum bihii min ba'dil fariidhati innallaha kaana 'aliiman hakiimaa(n)
24. "dan (diharamkan juga kau mengawini) perempuan yang bersuami, kecuali budak-budak yang kau miliki [282] (Allah sudah menentukan aturan itu) selaku ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kau selain yang demikian [283] (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang sudah kau nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah terhadap mereka maharnya (dengan sempurna), selaku suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kau terhadap sesuatu yang kau sudah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu [284]. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
وَمَن لَّمۡ يَسۡتَطِعۡ مِنكُمۡ طَوۡلًا أَن يَنكِحَ ٱلۡمُحۡصَنَٰتِ ٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ فَمِن مَّا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُكُم مِّن فَتَيَٰتِكُمُ ٱلۡمُؤۡمِنَٰتِۚ وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِإِيمَٰنِكُمۚ بَعۡضُكُم مِّنۢ بَعۡضٖۚ فَٱنكِحُوهُنَّ بِإِذۡنِ أَهۡلِهِنَّ وَءَاتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِ مُحۡصَنَٰتٍ غَيۡرَ مُسَٰفِحَٰتٍ وَلَا مُتَّخِذَٰتِ أَخۡدَانٖۚ فَإِذَآ أُحۡصِنَّ فَإِنۡ أَتَيۡنَ بِفَٰحِشَةٖ فَعَلَيۡهِنَّ نِصۡفُ مَا عَلَى ٱلۡمُحۡصَنَٰتِ مِنَ ٱلۡعَذَابِۚ ذَٰلِكَ لِمَنۡ خَشِيَ ٱلۡعَنَتَ مِنكُمۡۚ وَأَن تَصۡبِرُواْ خَيۡرٌ لَّكُمۡۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Wa man lam yastathi' minkum thaulaa an yankihal muhshanaatil mu`minaati famin maa malakat aimaanukum min fatayaatikumul mu`minaati wallahu a'lamu bi-iimaanikum ba'dhukum min ba'dhin faankihuuhunna biidzni ahlihinna wa aatuuhunna ujuurahunna bil ma'ruufi muhshanaatin ghaira musaafihaatin wa laa muttakhidzaati akhdaanin fa-idzaa uhshinna fa-in ataina bifaahisyatin fa'alaihinna nishfu maa 'alal muhshanaati minal 'adzaabi dzaalika liman khasyiyal 'anata minkum wa an tashbiruu khairun lakum wallahu ghafuurun rahiim(un)
25. "Dan barangsiapa diantara kau (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini perempuan merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini perempuan yang beriman, dari budak-budak yang kau miliki. Allah mengenali keimananmu; sebahagian kau yakni dari sebahagian yang lain [285], karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka, dan berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang merekapun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) perempuan yang mengambil pria lain selaku piaraannya; dan apabila mereka sudah mempertahankan diri dengan kawin, kemudian mereka melaksanakan perbuatan yang keji (zina), maka atas mereka separo eksekusi dari eksekusi wanita-wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, yakni bagi orang-orang yang takut terhadap kemasyakatan mempertahankan diri (dari perbuatan zina) di antara kamu, dan ketekunan itu lebih baik bagimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُبَيِّنَ لَكُمۡ وَيَهۡدِيَكُمۡ سُنَنَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ وَيَتُوبَ عَلَيۡكُمۡۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Yuriidullahu liyubayyina lakum wa yahdiyakum sunanal-ladziina min qablikum wa yatuuba 'alaikum wallahu 'aliimun hakiim(un)
26. "Allah hendak membuktikan (hukum syari'at-Nya) kepadamu, dan menunjukimu terhadap jalan-jalan orang yang sebelum kau (para nabi dan shalihin) dan (hendak) menemukan taubatmu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
وَٱللَّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيۡكُمۡ وَيُرِيدُ ٱلَّذِينَ يَتَّبِعُونَ ٱلشَّهَوَٰتِ أَن تَمِيلُواْ مَيۡلًا عَظِيمٗا
Wallahu yuriidu an yatuuba 'alaikum wa yuriidul-ladziina yattabi'uunasy-syahawaati an tamiiluu mailaa 'azhiimaa(n)
27. "Dan Allah hendak menemukan taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya berniat agar kau berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran)."
يُرِيدُ ٱللَّهُ أَن يُخَفِّفَ عَنكُمۡۚ وَخُلِقَ ٱلۡإِنسَٰنُ ضَعِيفٗا
Yuriidullahu an yukhaffifa 'ankum wa khuliqa-insaanu dha'iifaa(n)
28. "Allah hendak menampilkan dispensasi kepadamu [286], dan insan dijadikan bersifat lemah."
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَأۡكُلُوٓاْ أَمۡوَٰلَكُم بَيۡنَكُم بِٱلۡبَٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمۡۚ وَلَا تَقۡتُلُوٓاْ أَنفُسَكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمۡ رَحِيمٗا
Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu laa ta`kuluu amwaalakum bainakum bil baathili illaa an takuuna tijaaratan 'an taraadhin minkum wa laa taqtuluu anfusakum innallaha kaana bikum rahiimaa(n)
29. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau saling mengkonsumsi harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kau membunuh dirimu [287]; sesungguhnya Allah yakni Maha Penyayang kepadamu."
وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ عُدۡوَٰنٗا وَظُلۡمٗا فَسَوۡفَ نُصۡلِيهِ نَارٗاۚ وَكَانَ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرًا
Wa man yaf'al dzaalika 'udwaanan wa zhulman fasaufa nushliihi naaran wa kaana dzaalika 'alallahi yasiiraa(n)
30. "Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu yakni gampang bagi Allah."
إِن تَجۡتَنِبُواْ كَبَآئِرَ مَا تُنۡهَوۡنَ عَنۡهُ نُكَفِّرۡ عَنكُمۡ سَئَِّاتِكُمۡ وَنُدۡخِلۡكُم مُّدۡخَلٗا كَرِيمٗا
In tajtanibuu kabaa-ira maa tunhauna 'anhu nukaffir 'ankum sayyi-aatikum wa nudkhilkum mudkhalaa kariimaa(n)
31. "Jika kau menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang tidak boleh kau mengerjakannya, tentu Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kau ke wilayah yang mulia (surga)."
وَلَا تَتَمَنَّوۡاْ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعۡضَكُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖۚ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكۡتَسَبُواْۖ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكۡتَسَبۡنَۚ وَسَۡٔلُواْ ٱللَّهَ مِن فَضۡلِهِۦٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٗا
Wa laa tatamannau maa fadh-dhalallahu bihii ba'dhakum 'alaa ba'dhin li-rrijaali nashiibun mimmaaaktasabuu wa li-nnisaa-i nashiibun mimmaaaktasabna waas-aluullaha min fadhlihi innallaha kaana bikulli syai-in 'aliimaa(n)
32. "Dan janganlah kau iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah terhadap sebahagian kau lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang pria ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para perempuan (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah terhadap Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
وَلِكُلّٖ جَعَلۡنَا مَوَٰلِيَ مِمَّا تَرَكَ ٱلۡوَٰلِدَانِ وَٱلۡأَقۡرَبُونَۚ وَٱلَّذِينَ عَقَدَتۡ أَيۡمَٰنُكُمۡ فََٔاتُوهُمۡ نَصِيبَهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ شَهِيدًا
Wa likullin ja'alnaa mawaaliya mimmaa tarakal waalidaani wal aqrabuuna waal-ladziina 'aqadat aimaanukum faaatuuhum nashiibahum innallaha kaana 'alaa kulli syai-in syahiidaa(n)
33. "Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat, Kami jadikan pewaris-pewarisnya [288]. Dan (jika ada) orang-orang yang kau sudah bersumpah setia dengan mereka, maka berilah terhadap mereka bahagiannya. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu."
ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعۡضَهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖ وَبِمَآ أَنفَقُواْ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلۡغَيۡبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُۚ وَٱلَّٰتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهۡجُرُوهُنَّ فِي ٱلۡمَضَاجِعِ وَٱضۡرِبُوهُنَّۖ فَإِنۡ أَطَعۡنَكُمۡ فَلَا تَبۡغُواْ عَلَيۡهِنَّ سَبِيلًاۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيّٗا كَبِيرٗا
Ar-rijaalu qawwaamuuna 'alannisaa-i bimaa fadh-dhalallahu ba'dhahum 'alaa ba'dhin wa bimaa anfaquu min amwaalihim fash-shaalihaatu qaanitaatun haafizhaatul(n)-lilghaibi bimaa hafizhallahu wal-laatii takhaafuuna nusyuuzahunna fa'izhuuhunna waahjuruuhunna fiil madhaaji'i waadhribuuhunna fa-in atha'nakum falaa tabghuu 'alaihinna sabiilaa innallaha kaana 'aliyyan kabiiraa(n)
34. "Kaum pria itu yakni pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah sudah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) sudah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka perempuan yang saleh, merupakan yang taat terhadap Allah lagi memelihara diri [289] ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah sudah memelihara (mereka) [290]. Wanita-wanita yang kau khawatirkan nusyuznya [291], maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di wilayah tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian kalau mereka mentaatimu, maka janganlah kau mencari-cari jalan untuk menyusahkannya [292]. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
وَإِنۡ خِفۡتُمۡ شِقَاقَ بَيۡنِهِمَا فَٱبۡعَثُواْ حَكَمٗا مِّنۡ أَهۡلِهِۦ وَحَكَمٗا مِّنۡ أَهۡلِهَآ إِن يُرِيدَآ إِصۡلَٰحٗا يُوَفِّقِ ٱللَّهُ بَيۡنَهُمَآۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرٗا
Wa in khiftum syiqaaqa bainihimaa faab'atsuu hakaman min ahlihii wa hakaman min ahlihaa in yuriidaa ishlaahan yuwaffiqillahu bainahumaa innallaha kaana 'aliiman khabiiraa(n)
35. "Dan kalau kau khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam [293]dari keluarga pria dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu berniat mengadakan perbaikan, tentu Allah memberi taufik terhadap suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡٔٗاۖ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنٗا وَبِذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱلۡجَارِ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡجَارِ ٱلۡجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلۡجَنۢبِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخۡتَالٗا فَخُورًا
Waa'buduullaha wa laa tusyrikuu bihii syai-an wa bil waalidaini ihsaanan wa bidziil qurbaa wal yataama wal masaakiini wal jaari dziil qurba wal jaaril junubi wash-shaahibi bil janbi waabnissabiili wa maa malakat aimaanukum innallaha laa yuhibbu man kaana mukhtaaalan fakhuuraa(n)
36. "Sembahlah Allah dan janganlah kau mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat oke terhadap dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, bawah umur yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh [294], dan teman dekat sejawat, ibnu sabil [295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menggemari orang-orang yang angkuh dan membangga-banggakan diri,"
ٱلَّذِينَ يَبۡخَلُونَ وَيَأۡمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلۡبُخۡلِ وَيَكۡتُمُونَ مَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦۗ وَأَعۡتَدۡنَا لِلۡكَٰفِرِينَ عَذَابٗا مُّهِينٗا
Al-ladziina yabkhaluuna wa ya'muruunannaasa bil bukhli wa yaktumuuna maa aataahumullahu min fadhlihi wa a'tadnaa lilkaafiriina 'adzaaban muhiinaa(n)
37. "(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang sudah diberikan-Nya terhadap mereka. Dan Kami sudah menawarkan untuk orang-orang kafir [296] siksa yang menghinakan."
وَٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ رِئَآءَ ٱلنَّاسِ وَلَا يُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَلَا بِٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۗ وَمَن يَكُنِ ٱلشَّيۡطَٰنُ لَهُۥ قَرِينٗا فَسَآءَ قَرِينٗا
Waal-ladziina yunfiquuna amwaalahum ri-aa-annaasi wa laa yu'minuuna billahi wa laa bil yaumi-aakhiri wa man yakunisy-syaithaanu lahuu qariinan fasaa-a qariinaa(n)
38. "Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya [297] kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman terhadap Allah dan terhadap hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu yakni teman dekat yang seburuk-buruknya."
وَمَاذَا عَلَيۡهِمۡ لَوۡ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقَهُمُ ٱللَّهُۚ وَكَانَ ٱللَّهُ بِهِمۡ عَلِيمًا
Wa maadzaa 'alaihim lau aamanuu billahi wal yaumi-aakhiri wa-anfaquu mimmaa razaqahumullahu wa kaanallahu bihim 'aliimaa(n)
39. "Apakah kemudharatannya bagi mereka, kalau mereka beriman terhadap Allah dan hari kemudian dan menafkahkan sebahagian rezki yang sudah diberikan Allah terhadap mereka ? Dan yakni Allah Maha Mengetahui kondisi mereka."
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَظۡلِمُ مِثۡقَالَ ذَرَّةٖۖ وَإِن تَكُ حَسَنَةٗ يُضَٰعِفۡهَا وَيُؤۡتِ مِن لَّدُنۡهُ أَجۡرًا عَظِيمٗا
Innallaha laa yazhlimu mitsqaala dzarratin wa in taku hasanatan yudhaa'ifhaa wa yu`ti min ladunhu ajran 'azhiimaa(n)
40. "Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang meskipun sebesar zarrah, dan kalau ada kebajikan sebesar zarrah, tentu Allah akan melipat gandakannya dan menampilkan dari sisi-Nya pahala yang besar [298]."
فَكَيۡفَ إِذَا جِئۡنَا مِن كُلِّ أُمَّةِۢ بِشَهِيدٍ وَجِئۡنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ شَهِيدٗا
Fakaifa idzaa ji-anaa min kulli ummatin bisyahiidin wa ji`naa bika 'alaa haa'ulaa-i syahiidaa(n)
41. "Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami menghadirkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami menghadirkan kau (Muhammad) selaku saksi atas mereka itu (sebagai umatmu [299])."
يَوۡمَئِذٖ يَوَدُّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَعَصَوُاْ ٱلرَّسُولَ لَوۡ تُسَوَّىٰ بِهِمُ ٱلۡأَرۡضُ وَلَا يَكۡتُمُونَ ٱللَّهَ حَدِيثٗا
Yauma-idzin yawaddul-ladziina kafaruu wa 'ashawuurrasuula lau tusau-wa bihimul ardhu wa laa yaktumuunallaha hadiitsaa(n)
42. "Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin agar mereka disamaratakan dengan tanah [300], dan mereka tidak sanggup menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadianpun."
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَقۡرَبُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنتُمۡ سُكَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَعۡلَمُواْ مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغۡتَسِلُواْۚ وَإِن كُنتُم مَّرۡضَىٰٓ أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوۡ جَآءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ ٱلۡغَآئِطِ أَوۡ لَٰمَسۡتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمۡ تَجِدُواْ مَآءٗ فَتَيَمَّمُواْ صَعِيدٗا طَيِّبٗا فَٱمۡسَحُواْ بِوُجُوهِكُمۡ وَأَيۡدِيكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu laa taqrabuush-shalaata wa antum sukaara hattaa ta'lamuu maa taquuluuna wa laa junuban illaa 'aabirii sabiilin hattaa taghtasiluu wa in kuntum mardha au 'alaa safarin au jaa-a ahadun minkum minal ghaa-ithi au laamastumunnisaa-a falam tajiduu maa-an fatayammamuu sha'iidan thayyiban faamsahuu biwujuuhikum wa aidiikum innallaha kaana 'afuwwan ghafuuraa(n)
43. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau shalat, sedang kau dalam kondisi mabuk, sehingga kau mengerti apa yang kau ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kau dalam kondisi junub [301], terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kau mandi. Dan kalau kau sakit atau sedang dalam musafir atau tiba dari wilayah buang air atau kau sudah menjamah perempuan, kemudian kau tidak mendapat air, maka bertayamumlah kau dengan tanah yang bagus (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun."
أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ أُوتُواْ نَصِيبٗا مِّنَ ٱلۡكِتَٰبِ يَشۡتَرُونَ ٱلضَّلَٰلَةَ وَيُرِيدُونَ أَن تَضِلُّواْ ٱلسَّبِيلَ
Alam tara ilaal-ladziina uutuu nashiiban minal kitaabi yasytaruunadh-dhalaalata wa yuriiduuna an tadhilluussabiil(a)
44. "Apakah kau tidak menyaksikan orang-orang yang sudah diberi bahagian dari Al Kitab (Taurat)? Mereka berbelanja (memilih) kesesatan (dengan petunjuk) dan mereka berniat agar kau kehilangan arah (menyimpang) dari jalan (yang benar)."
وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِأَعۡدَآئِكُمۡۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَلِيّٗا وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ نَصِيرٗا
Wallahu a'lamu bia'daa-ikum wa kafa billahi waliyyan wa kafa billahi nashiiraa(n)
45. "Dan Allah lebih mengenali (dari pada kamu) perihal musuh-musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi Penolong (bagimu)."
مِّنَ ٱلَّذِينَ هَادُواْ يُحَرِّفُونَ ٱلۡكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِۦ وَيَقُولُونَ سَمِعۡنَا وَعَصَيۡنَا وَٱسۡمَعۡ غَيۡرَ مُسۡمَعٖ وَرَٰعِنَا لَيَّۢا بِأَلۡسِنَتِهِمۡ وَطَعۡنٗا فِي ٱلدِّينِۚ وَلَوۡ أَنَّهُمۡ قَالُواْ سَمِعۡنَا وَأَطَعۡنَا وَٱسۡمَعۡ وَٱنظُرۡنَا لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۡ وَأَقۡوَمَ وَلَٰكِن لَّعَنَهُمُ ٱللَّهُ بِكُفۡرِهِمۡ فَلَا يُؤۡمِنُونَ إِلَّا قَلِيلٗا
Minal-ladziina haaduu yuharrifuunal kalima 'an mawaadhi'ihi wa yaquuluuna sami'naa wa 'ashainaa waasma' ghaira musma'in wa raa'inaa layyan bi-alsinatihim wa tha'nan fiiddiini wa lau annahum qaaluuu sami'naa wa atha'naa waasma' waanzhurnaa lakaana khairan lahum wa aqwama wa laakin la'anahumullahu bikufrihim falaa yu`minuuna illaa qaliilaa(n)
46. Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya [302]. Mereka berkata : "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya []303. Dan (mereka menyampaikan pula) : "Dengarlah" sedang kau bahwasanya tidak mendengar apa-apa [304]. Dan (mereka mengatakan) : "Raa'ina" [305], dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka menyampaikan : "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali kepercayaan yang sungguh tipis.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ ءَامِنُواْ بِمَا نَزَّلۡنَا مُصَدِّقٗا لِّمَا مَعَكُم مِّن قَبۡلِ أَن نَّطۡمِسَ وُجُوهٗا فَنَرُدَّهَا عَلَىٰٓ أَدۡبَارِهَآ أَوۡ نَلۡعَنَهُمۡ كَمَا لَعَنَّآ أَصۡحَٰبَ ٱلسَّبۡتِۚ وَكَانَ أَمۡرُ ٱللَّهِ مَفۡعُولًا
Yaa ayyuhaal-ladziina uutuul kitaaba aaminuu bimaa nazzalnaa mushaddiqan limaa ma'akum min qabli an nathmisa wujuuhan fanaruddahaa 'alaa adbaarihaa au nal'anahum kamaa la'annaa ashhaabassabti wa kaana amrullahi maf'uulaa(n)
47. "Hai orang-orang yang sudah diberi Al Kitab, berimanlah kau terhadap apa yang sudah Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan Kitab yang ada pada kau sebelum Kami merubah paras (mu), kemudian Kami putarkan ke belakang [306] atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami sudah mengutuki orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu [307]. Dan ketetapan Allah tentu berlaku."
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفۡتَرَىٰٓ إِثۡمًا عَظِيمًا
Innallaha laa yaghfiru an yusyraka bihii wa yaghfiru maa duuna dzaalika liman yasyaa-u wa man yusyrik billahi faqadiiftara itsman 'azhiimaa(n)
48. "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia sudah berbuat dosa yang besar."
أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنفُسَهُمۚ بَلِ ٱللَّهُ يُزَكِّي مَن يَشَآءُ وَلَا يُظۡلَمُونَ فَتِيلًا
Alam tara ilaal-ladziina yuzakkuuna anfusahum balillahu yuzakkii man yasyaa-u wa laa yuzhlamuuna fatiilaa(n)
49. "Apakah kau tidak memperhatikan orang yang menilai dirinya bersih? [308]. Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak aniaya sedikitpun."
ٱنظُرۡ كَيۡفَ يَفۡتَرُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَۖ وَكَفَىٰ بِهِۦٓ إِثۡمٗا مُّبِينًا
Anzhur kaifa yaftaruuna 'alallahil kadziba wa kafaa bihii itsman mubiinaa(n)
50. "Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah? Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang faktual (bagi mereka)."
Surah An Nisa Ayat 51
أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ أُوتُواْ نَصِيبٗا مِّنَ ٱلۡكِتَٰبِ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡجِبۡتِ وَٱلطَّٰغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُواْ هَٰٓؤُلَآءِ أَهۡدَىٰ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ سَبِيلًا
Alam tara ilaal-ladziina uutuu nashiiban minal kitaabi yu'minuuna bil jibti wath-thaaghuuti wa yaquuluuna lil-ladziina kafaruu haa'ulaa-i ahdaa minal-ladziina aamanuu sabiilaa(n)
51. "Apakah kau tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? Mereka percaya terhadap jibt dan thaghut [309], dan menyampaikan terhadap orang-orang Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman."
أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَعَنَهُمُ ٱللَّهُۖ وَمَن يَلۡعَنِ ٱللَّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُۥ نَصِيرًا
Uulaa-ikal-ladziina la'anahumullahu wa man yal'anillahu falan tajida lahuu nashiiraa(n)
52. "Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barangsiapa yang dikutuki Allah, tentu kau sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya."
أَمۡ لَهُمۡ نَصِيبٌ مِّنَ ٱلۡمُلۡكِ فَإِذٗا لَّا يُؤۡتُونَ ٱلنَّاسَ نَقِيرًا
Am lahum nashiibun minal mulki fa-idzan laa yu`tuunannaasa naqiiraa(n)
53. "Ataukah ada bagi mereka bahagian dari kerajaan (kekuasaan) ? Kendatipun ada, mereka tidak akan menampilkan sedikitpun (kebajikan) terhadap manusia [310]."
أَمۡ يَحۡسُدُونَ ٱلنَّاسَ عَلَىٰ مَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦۖ فَقَدۡ ءَاتَيۡنَآ ءَالَ إِبۡرَٰهِيمَ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَءَاتَيۡنَٰهُم مُّلۡكًا عَظِيمٗا
Am yahsuduunannaasa 'alaa maa aataahumullahu min fadhlihi faqad aatainaa aala ibraahiimal kitaaba wal hikmata wa aatainaahum mulkan 'azhiimaa(n)
54. "ataukah mereka dengki terhadap insan (Muhammad) karena karunia [311] yang Allah sudah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami sudah menampilkan Kitab dan Hikmah terhadap keluarga Ibrahim, dan Kami sudah menampilkan kepadanya kerajaan yang besar."
فَمِنۡهُم مَّنۡ ءَامَنَ بِهِۦ وَمِنۡهُم مَّن صَدَّ عَنۡهُۚ وَكَفَىٰ بِجَهَنَّمَ سَعِيرًا
Faminhum man aamana bihii wa minhum man shadda 'anhu wa kafa bijahannama sa'iiraa(n)
55. "Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang membatasi (manusia) dari beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya."
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بَِٔايَٰتِنَا سَوۡفَ نُصۡلِيهِمۡ نَارٗا كُلَّمَا نَضِجَتۡ جُلُودُهُم بَدَّلۡنَٰهُمۡ جُلُودًا غَيۡرَهَا لِيَذُوقُواْ ٱلۡعَذَابَۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمٗا
Innal-ladziina kafaruu bi-aayaatinaa saufa nushliihim naaran kullamaa nadhijat juluuduhum baddalnaahum juluudan ghairahaa liyadzuuquul 'adzaaba innallaha kaana 'aziizan hakiimaa(n)
56. "Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, agar mereka mencicipi azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ سَنُدۡخِلُهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۖ لَّهُمۡ فِيهَآ أَزۡوَٰجٌ مُّطَهَّرَةٞۖ وَنُدۡخِلُهُمۡ ظِلّٗا ظَلِيلًا
Waal-ladziina aamanuu wa'amiluush-shaalihaati sanudkhiluhum jannaatin tajrii min tahtihaal anhaaru khaalidiina fiihaa abadan lahum fiihaa azwaajun muthahharatun wa nudkhiluhum zhilaa zhaliilaa(n)
57. "Dan orang-orang yang beriman dan melaksanakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam nirwana yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke wilayah yang teduh lagi nyaman."
إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تُؤَدُّواْ ٱلۡأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهۡلِهَا وَإِذَا حَكَمۡتُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحۡكُمُواْ بِٱلۡعَدۡلِۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعَۢا بَصِيرٗا
Innallaha ya'murukum an tu'adduul amaanaati ilaa ahlihaa wa idzaa hakamtum bainannaasi an tahkumuu bil 'adli innallaha ni'immaa ya'izhukum bihii innallaha kaana samii'an bashiiraa(n)
58. "Sesungguhnya Allah menyuruh kau menyodorkan amanat terhadap yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menentukan aturan di antara insan agar kau menentukan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik mungkin kepadamu. Sesungguhnya Allah yakni Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ فَإِن تَنَٰزَعۡتُمۡ فِي شَيۡءٖ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ ذَٰلِكَ خَيۡرٌ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِيلًا
Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu athii'uullaha wa athii'uurrasuula wa uuliil amri minkum fa-in tanaaza'tum fii syai-in farudduuhu ilallahi warrasuuli in kuntum tu`minuuna billahi wal yaumil akhiri dzaalika khairun wa ahsanu ta'wiilaa(n)
59. "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian kalau kau berbeda usulan perihal sesuatu, maka kembalikanlah ia terhadap Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), kalau kau betul-betul beriman terhadap Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."
أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ يَزۡعُمُونَ أَنَّهُمۡ ءَامَنُواْ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُوٓاْ إِلَى ٱلطَّٰغُوتِ وَقَدۡ أُمِرُوٓاْ أَن يَكۡفُرُواْ بِهِۦۖ وَيُرِيدُ ٱلشَّيۡطَٰنُ أَن يُضِلَّهُمۡ ضَلَٰلَۢا بَعِيدٗا
Alam tara ilaal-ladziina yaz'umuuna annahum aamanuu bimaa unzila ilaika wa maa unzila min qablika yuriiduuna an yatahaakamuu ilath-thaaghuuti wa qad umiruu an yakfuruu bihii wa yuriidusy-syaithaanu an yudhillahum dhalaalan ba'iidaa(n)
60. "Apakah kau tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya sudah beriman terhadap apa yang diturunkan kepadamu dan terhadap apa yang diturunkan sebelum kau ? Mereka hendak berhakim terhadap thaghut [312], padahal mereka sudah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan berniat menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya."
وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ تَعَالَوۡاْ إِلَىٰ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ وَإِلَى ٱلرَّسُولِ رَأَيۡتَ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ يَصُدُّونَ عَنكَ صُدُودٗا
Wa idzaa qiila lahum ta'aalau ilaa maa anzalallahu wa ilarrasuuli ra-aital munaafiqiina yashudduuna 'anka shuduudaa(n)
61. Apabila dibilang terhadap mereka: "Marilah kau (tunduk) terhadap aturan yang Allah sudah turunkan dan terhadap aturan Rasul", tentu kau lihat orang-orang munafik membatasi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.
فَكَيۡفَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةُۢ بِمَا قَدَّمَتۡ أَيۡدِيهِمۡ ثُمَّ جَآءُوكَ يَحۡلِفُونَ بِٱللَّهِ إِنۡ أَرَدۡنَآ إِلَّآ إِحۡسَٰنٗا وَتَوۡفِيقًا
Fakaifa idzaa ashaabathum mushiibatun bimaa qaddamat aidiihim tsumma jaa-uuka yahlifuuna billahi in aradnaa illaa ihsaanan wa taufiiqaa(n)
62. Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu petaka disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka tiba kepadamu sambil bersumpah : "Demi Allah, kami sekali-kali tidak mengharapkan selain solusi yang bagus dan perdamaian yang sempurna."
أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ يَعۡلَمُ ٱللَّهُ مَا فِي قُلُوبِهِمۡ فَأَعۡرِضۡ عَنۡهُمۡ وَعِظۡهُمۡ وَقُل لَّهُمۡ فِيٓ أَنفُسِهِمۡ قَوۡلَۢا بَلِيغٗا
Uulaa-ikal-ladziina ya'lamullahu maa fii quluubihim faa'ridh 'anhum wa 'izh-hum wa qul lahum fii anfusihim qaulan baliighaa(n)
63. "Mereka itu yakni orang-orang yang Allah mengenali apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kau dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah terhadap mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka."
وَمَآ أَرۡسَلۡنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ وَلَوۡ أَنَّهُمۡ إِذ ظَّلَمُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ جَآءُوكَ فَٱسۡتَغۡفَرُواْ ٱللَّهَ وَٱسۡتَغۡفَرَ لَهُمُ ٱلرَّسُولُ لَوَجَدُواْ ٱللَّهَ تَوَّابٗا رَّحِيمٗا
Wa maa arsalnaa min rasuulin illaa liyuthaa'a biidznillahi wa lau annahum idz zhalamuu anfusahum jaa-uuka faastaghfaruullaha waastaghfara lahumurrasuulu lawajaduullaha tawwaaban rahiimaa(n)
64. "Dan Kami tidak menyuruh seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka dikala menganiaya dirinya [313] datang kepadamu, kemudian memohon ampun terhadap Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤۡمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيۡنَهُمۡ ثُمَّ لَا يَجِدُواْ فِيٓ أَنفُسِهِمۡ حَرَجٗا مِّمَّا قَضَيۡتَ وَيُسَلِّمُواْ تَسۡلِيمٗا
Falaa wa rabbika laa yu`minuuna hattaa yuhakkimuuka fiimaa syajara bainahum tsumma laa yajiduu fii anfusihim harajan mimmaa qadhaita wa yusallimuu tasliimaa(n)
65. "Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka memicu kau hakim terhadap problem yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kau berikan, dan mereka menemukan dengan sepenuhnya."
وَلَوۡ أَنَّا كَتَبۡنَا عَلَيۡهِمۡ أَنِ ٱقۡتُلُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ أَوِ ٱخۡرُجُواْ مِن دِيَٰرِكُم مَّا فَعَلُوهُ إِلَّا قَلِيلٌ مِّنۡهُمۡۖ وَلَوۡ أَنَّهُمۡ فَعَلُواْ مَا يُوعَظُونَ بِهِۦ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۡ وَأَشَدَّ تَثۡبِيتٗا
Wa lau annaa katabnaa 'alaihim aniiqtuluu anfusakum awiikhrujuu min diyaarikum maa fa'aluuhu illaa qaliilun minhum wa lau annahum fa'aluu maa yuu'azhuuna bihii lakaana khairan lahum wa asyadda tatsbiitaa(n)
66. Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan terhadap mereka: "Bunuhlah dirimu atau keluarlah kau dari kampungmu", tentu mereka tidak akan melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan terhadap mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka),
وَإِذٗا لَّأٓتَيۡنَٰهُم مِّن لَّدُنَّآ أَجۡرًا عَظِيمٗا
Wa idzan la-aatainaahum min ladunnaa ajran 'azhiimaa(n)
67. "dan kalau demikian, tentu Kami berikan terhadap mereka pahala yang besar dari segi Kami,"
وَلَهَدَيۡنَٰهُمۡ صِرَٰطٗا مُّسۡتَقِيمٗا
Wa lahadainaahum shiraathan mustaqiimaa(n)
68. "dan tentu Kami tunjuki mereka terhadap jalan yang lurus."
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ أُوْلَٰٓئِكَ رَفِيقٗا
Wa man yuthi'illaha warrasuula fa-uulaa-ika ma'al-ladziina an'amallahu 'alaihim minannabiyyiina wash-shiddiiqiina wasyyuhadaa-i wash-shaalihiina wa hasuna uulaa-ika rafiiqaa(n)
69. "Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bantu-membantu dengan orang-orang yang dianugerahi lezat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin [314], orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman dekat yang sebaik-baiknya."
ذَٰلِكَ ٱلۡفَضۡلُ مِنَ ٱللَّهِۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ عَلِيمٗا
Dzaalikal fadhlu minallahi wa kafaa billahi 'aliimaa(n)
70. "Yang demikian itu yakni karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui."
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ خُذُواْ حِذۡرَكُمۡ فَٱنفِرُواْ ثُبَاتٍ أَوِ ٱنفِرُواْ جَمِيعٗا
Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu khudzuu hidzrakum faanfiruu tsubaatin awiinfiruu jamii'aa(n)
71. "Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama!"
وَإِنَّ مِنكُمۡ لَمَن لَّيُبَطِّئَنَّ فَإِنۡ أَصَٰبَتۡكُم مُّصِيبَةٌ قَالَ قَدۡ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيَّ إِذۡ لَمۡ أَكُن مَّعَهُمۡ شَهِيدٗا
Wa inna minkum laman layubath-thi-anna fa-in ashaabatkum mushiibatun qaala qad an'amallahu 'alayya idz lam akun ma'ahum syahiidaa(n)
72. "Dan sesungguhnya di antara kau ada orang yang sungguh berlambat-lambat (ke medan pertempuran) [315]. Maka kalau kau ditimpa petaka ia berkata: "Sesungguhnya Tuhan sudah menganugerahkan lezat terhadap saya karena saya tidak ikut berperang bareng mereka."
وَلَئِنۡ أَصَٰبَكُمۡ فَضۡلٌ مِّنَ ٱللَّهِ لَيَقُولَنَّ كَأَن لَّمۡ تَكُنۢ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَهُۥ مَوَدَّةٌ يَٰلَيۡتَنِي كُنتُ مَعَهُمۡ فَأَفُوزَ فَوۡزًا عَظِيمٗا
Wa la-in ashaabakum fadhlun minallahi layaquulanna kaan lam takun bainakum wa bainahuu mawaddatun yaa laitanii kuntu ma'ahum faafuuza fauzan 'azhiimaa(n)
73. Dan sungguh kalau kau beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia menyampaikan seolah-oleh belum pernah ada kekerabatan kasih sayang antara kau dengan dia: "Wahai kiranya saya ada bantu-membantu mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar (pula)."
فَلۡيُقَٰتِلۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ يَشۡرُونَ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا بِٱلۡأٓخِرَةِۚ وَمَن يُقَٰتِلۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ فَيُقۡتَلۡ أَوۡ يَغۡلِبۡ فَسَوۡفَ نُؤۡتِيهِ أَجۡرًا عَظِيمٗا
Falyuqaatil fii sabiilillahil-ladziina yasyruunal hayaataddunyaa bil-aakhirati wa man yuqaatil fii sabiilillahi fayuqtal au yaghlib fasaufa nu`tiihi ajran 'azhiimaa(n)
74. "Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat[316] berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, kemudian gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar."
وَمَا لَكُمۡ لَا تُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱلۡمُسۡتَضۡعَفِينَ مِنَ ٱلرِّجَالِ وَٱلنِّسَآءِ وَٱلۡوِلۡدَٰنِ ٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَخۡرِجۡنَا مِنۡ هَٰذِهِ ٱلۡقَرۡيَةِ ٱلظَّالِمِ أَهۡلُهَا وَٱجۡعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ وَلِيّٗا وَٱجۡعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ نَصِيرًا
Wa maa lakum laa tuqaatiluuna fii sabiilillahi wal mustadh'afiina minarrijaali wan nisaa-i wal wildaanil-ladziina yaquuluuna rabbanaa akhrijnaa min hadzihil qaryatizh-zhaalimi ahluhaa waaj'al lanaa min ladunka wa lii-yan waaj'al lanaa min ladunka nashiiraa(n)
75. Mengapa kau tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun bawah umur yang seluruhnya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim orangnya dan berilah kami pelindung dari segi Engkau, dan berilah kami penolong dari segi Engkau!."
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِ ٱلطَّٰغُوتِ فَقَٰتِلُوٓاْ أَوۡلِيَآءَ ٱلشَّيۡطَٰنِۖ إِنَّ كَيۡدَ ٱلشَّيۡطَٰنِ كَانَ ضَعِيفًا
Al-ladziina aamanuu yuqaatiluuna fii sabiilillahi waal-ladziina kafaruu yuqaatiluuna fii sabiilith-thaaghuuti faqaatiluu auliyaa-asy-syaithaani inna kaidasy-syaithaani kaana dha'iifan
76. "Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, alasannya itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya kebijaksanaan kedaluwarsa syaitan itu yakni lemah."
أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ قِيلَ لَهُمۡ كُفُّوٓاْ أَيۡدِيَكُمۡ وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيۡهِمُ ٱلۡقِتَالُ إِذَا فَرِيقٌ مِّنۡهُمۡ يَخۡشَوۡنَ ٱلنَّاسَ كَخَشۡيَةِ ٱللَّهِ أَوۡ أَشَدَّ خَشۡيَةٗۚ وَقَالُواْ رَبَّنَا لِمَ كَتَبۡتَ عَلَيۡنَا ٱلۡقِتَالَ لَوۡلَآ أَخَّرۡتَنَآ إِلَىٰٓ أَجَلٖ قَرِيبٖۗ قُلۡ مَتَٰعُ ٱلدُّنۡيَا قَلِيلٌ وَٱلۡأٓخِرَةُ خَيۡرٌ لِّمَنِ ٱتَّقَىٰ وَلَا تُظۡلَمُونَ فَتِيلًا
Alam tara ilaal-ladziina qiila lahum kuffuu aidiyakum waaqiimuush-shalaata wa aatuuzzakaata falammaa kutiba 'alaihimul qitaalu idzaa fariiqun minhum yakhsyaunannaasa kakhasyyatillahi au asyadda khasyyatan wa qaaluuu rabbanaa lima katabta 'alainaal qitaala laulaa akh-khartanaa ilaa ajalin qariibin qul mataa'uddunyaa qaliilun wal-aakhiratu khairun limaniittaqa wa laa tuzhlamuuna fatiilaa(n)
77. Tidakkah kau amati orang-orang yang dibilang terhadap mereka [317] : "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" Setelah diwajibkan terhadap mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut terhadap insan (musuh), seumpama takutnya terhadap Allah, bahkan lebih sungguh dari itu takutnya. Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang terhadap kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) terhadap kami hingga terhadap sementara waktu lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini cuma sebentar dan alam abadi itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kau tidak akan dianiaya sedikitpun [318].
أَيۡنَمَا تَكُونُواْ يُدۡرِككُّمُ ٱلۡمَوۡتُ وَلَوۡ كُنتُمۡ فِي بُرُوجٖ مُّشَيَّدَةٖۗ وَإِن تُصِبۡهُمۡ حَسَنَةٌ يَقُولُواْ هَٰذِهِۦ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ وَإِن تُصِبۡهُمۡ سَيِّئَةٞ يَقُولُواْ هَٰذِهِۦ مِنۡ عِندِكَۚ قُلۡ كُلٌّ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ فَمَالِ هَٰٓؤُلَآءِ ٱلۡقَوۡمِ لَا يَكَادُونَ يَفۡقَهُونَ حَدِيثٗا
Ainamaa takuunuu yudrikukumul mautu wa lau kuntum fii buruujin musyayyadatin wa in tushibhum hasanatun yaquuluu haadzihii min 'indillahi wa in tushibhum sayyi-atun yaquuluu haadzihii min 'indika qul kullun min 'indillahi famaali haa'ulaa-il qaumi laa yakaaduuna yafqahuuna hadiitsaa(n)
78. Di mana saja kau berada, kematian akan menemukan kamu, kendatipun kau di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan kalau mereka memperoleh kebaikan [319], mereka mengatakan: "Ini yakni dari segi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu tragedi mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari segi kau (Muhammad)." Katakanlah: "Semuanya (datang) dari segi Allah." Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak mengerti pembicaraan [320] sedikitpun?
مَّآ أَصَابَكَ مِنۡ حَسَنَةٖ فَمِنَ ٱللَّهِۖ وَمَآ أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفۡسِكَۚ وَأَرۡسَلۡنَٰكَ لِلنَّاسِ رَسُولٗاۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدٗا
Maa ashaabaka min hasanatin faminallahi wa maa ashaabaka min sayyi-atin famin nafsika wa arsalnaaka li-nnaasi rasuulaa wa kafa billahi syahiidaa(n)
79. "Apa saja lezat yang kau dapatkan yakni dari Allah, dan apa saja tragedi yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul terhadap segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi."
مَّن يُطِعِ ٱلرَّسُولَ فَقَدۡ أَطَاعَ ٱللَّهَۖ وَمَن تَوَلَّىٰ فَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ عَلَيۡهِمۡ حَفِيظٗا
Man yuthi'irrasuula faqad athaa'allaha wa man tawalla famaa arsalnaaka 'alaihim hafiizhaa(n)
80. "Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia sudah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka [321]."
وَيَقُولُونَ طَاعَةٌ فَإِذَا بَرَزُواْ مِنۡ عِندِكَ بَيَّتَ طَآئِفَةٌ مِّنۡهُمۡ غَيۡرَ ٱلَّذِي تَقُولُۖ وَٱللَّهُ يَكۡتُبُ مَا يُبَيِّتُونَۖ فَأَعۡرِضۡ عَنۡهُمۡ وَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلًا
Wa yaquuluuna thaa'atun fa-idzaa barazuu min 'indika bayyata thaa-ifatun minhum ghairal-ladzii taquulu wallahu yaktubu maa yubayyituuna faa'ridh 'anhum wa tawakkal 'alallahi wa kafaa billahi wakiilaa(n)
81. Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan: "(Kewajiban kami hanyalah) taat." Tetapi apabila mereka sudah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengendalikan siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang sudah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kau dari mereka dan tawakallah terhadap Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung.
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَۚ وَلَوۡ كَانَ مِنۡ عِندِ غَيۡرِ ٱللَّهِ لَوَجَدُواْ فِيهِ ٱخۡتِلَٰفٗا كَثِيرٗا
Afalaa yatadabbaruunal quraana wa lau kaana min 'indi ghairillahi lawajaduu fiihiikhtilaafan katsiiraa(n)
82. "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Alquran itu bukan dari segi Allah, tentulah mereka mendapat kontradiksi yang banyak di dalamnya."
وَإِذَا جَآءَهُمۡ أَمۡرٌ مِّنَ ٱلۡأَمۡنِ أَوِ ٱلۡخَوۡفِ أَذَاعُواْ بِهِۦۖ وَلَوۡ رَدُّوهُ إِلَى ٱلرَّسُولِ وَإِلَىٰٓ أُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنۡهُمۡ لَعَلِمَهُ ٱلَّذِينَ يَسۡتَنۢبِطُونَهُۥ مِنۡهُمۡۗ وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُۥ لَٱتَّبَعۡتُمُ ٱلشَّيۡطَٰنَ إِلَّا قَلِيلٗا
Wa idzaa jaa-ahum amrun minal amni awil khaufi adzaa'uu bihi wa lau radduuhu ilarrasuuli wa ilaa uuliil amri minhum la'alimahul-ladziina yastanbithuunahu minhum wa laulaa fadhlullahi 'alaikum wa rahmatuhuu laattaba'tumusy-syaithaana illaa qaliilaa(n)
83. "Dan apabila tiba terhadap mereka suatu gunjingan perihal keselamatan ataupun ketakutan, mereka kemudian menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya terhadap Rasul dan Ulil Amri [322] di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengenali kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri) [323]. Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah terhadap kamu, tentulah kau mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)."
فَقَٰتِلۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ لَا تُكَلَّفُ إِلَّا نَفۡسَكَۚ وَحَرِّضِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَۖ عَسَى ٱللَّهُ أَن يَكُفَّ بَأۡسَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْۚ وَٱللَّهُ أَشَدُّ بَأۡسٗا وَأَشَدُّ تَنكِيلٗا
Faqaatil fii sabiilillahi laa tukallafu ilaa nafsaka waharridhil mu`miniina 'asallahu an yakuffa ba`sal-ladziina kafaruu wallahu asyaddu ba`san wa asyaddu tankiilaa(n)
84. "Maka berperanglah kau pada jalan Allah, tidaklah kau dibebani melainkan dengan kewajiban kau sendiri [324]. Kobarkanlah semangat para mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan(Nya)."
مَّن يَشۡفَعۡ شَفَٰعَةً حَسَنَةٗ يَكُن لَّهُۥ نَصِيبٌ مِّنۡهَاۖ وَمَن يَشۡفَعۡ شَفَٰعَةٗ سَيِّئَةٗ يَكُن لَّهُۥ كِفۡلٌ مِّنۡهَاۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ مُّقِيتٗا
Man yasyfa' syafaa'atan hasanatan yakun lahuu nashiibun minhaa wa man yasyfa' syafaa'atan sayyiatan yakun lahuu kiflumminhaa wa kaanallaha 'alaa kulli syai-in muqiitaa(n)
85. "Barangsiapa yang menampilkan syafa'at yang baik [325], tentu ia akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. Dan barangsiapa memberi syafa'at yang buruk [326], tentu ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
وَإِذَا حُيِّيتُم بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّواْ بِأَحۡسَنَ مِنۡهَآ أَوۡ رُدُّوهَآۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ حَسِيبًا
Wa idzaa huyyiitum bitahiyyatin fahayyuu bi-ahsana minhaa au rudduuhaa innallaha kaana 'alaa kulli syai-in hasiibaa(n)
86. "Apabila kau diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) [327]. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu."
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۚ لَيَجۡمَعَنَّكُمۡ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ لَا رَيۡبَ فِيهِۗ وَمَنۡ أَصۡدَقُ مِنَ ٱللَّهِ حَدِيثٗا
Allahu laa ilaaha illaa huwa layajma'annakum ilaa yaumil qiyaamati laa raiba fiihi wa man ashdaqu minallahi hadiitsaa(n)
87. "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan menghimpun kau di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) dari pada Allah ?"
فَمَا لَكُمۡ فِي ٱلۡمُنَٰفِقِينَ فِئَتَيۡنِ وَٱللَّهُ أَرۡكَسَهُم بِمَا كَسَبُوٓاْۚ أَتُرِيدُونَ أَن تَهۡدُواْ مَنۡ أَضَلَّ ٱللَّهُۖ وَمَن يُضۡلِلِ ٱللَّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُۥ سَبِيلٗا
Famaa lakum fiil munaafiqiina fi-ataini wallahu arkasahum bimaa kasabuu aturiiduuna an tahduu man adhallallahu wa man yudhlilillahu falan tajida lahuu sabiilaa(n)
88. "Maka mengapa kau (terpecah) menjadi dua golongan [328] dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah sudah membalikkan mereka terhadap kekafiran, disebabkan jerih payah mereka sendiri ? Apakah kau berniat memberi isyarat terhadap orang-orang yang sudah disesatkan Allah [329]? Barangsiapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kau tidak menemukan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya."
وَدُّواْ لَوۡ تَكۡفُرُونَ كَمَا كَفَرُواْ فَتَكُونُونَ سَوَآءٗۖ فَلَا تَتَّخِذُواْ مِنۡهُمۡ أَوۡلِيَآءَ حَتَّىٰ يُهَاجِرُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۚ فَإِن تَوَلَّوۡاْ فَخُذُوهُمۡ وَٱقۡتُلُوهُمۡ حَيۡثُ وَجَدتُّمُوهُمۡۖ وَلَا تَتَّخِذُواْ مِنۡهُمۡ وَلِيّٗا وَلَا نَصِيرًا
Wadduu lau takfuruuna kamaa kafaruu fatakuunuuna sawaa-an falaa tattakhidzuu minhum auliyaa-a hattaa yuhaajiruu fii sabiilillahi fa-in tawallau fakhudzuuhum waaqtuluuhum haitsu wa jadtumuuhum walaa tattakhidzuu minhum waliyyan wa laa nashiiraa(n)
89. "Mereka ingin agar kau menjadi kafir sebagaimana mereka sudah menjadi kafir, kemudian kau menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kau jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka kalau mereka berpaling [330], tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kau menemuinya, dan janganlah kau ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong,"
إِلَّا ٱلَّذِينَ يَصِلُونَ إِلَىٰ قَوۡمِۢ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَهُم مِّيثَٰقٌ أَوۡ جَآءُوكُمۡ حَصِرَتۡ صُدُورُهُمۡ أَن يُقَٰتِلُوكُمۡ أَوۡ يُقَٰتِلُواْ قَوۡمَهُمۡۚ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَسَلَّطَهُمۡ عَلَيۡكُمۡ فَلَقَٰتَلُوكُمۡۚ فَإِنِ ٱعۡتَزَلُوكُمۡ فَلَمۡ يُقَٰتِلُوكُمۡ وَأَلۡقَوۡاْ إِلَيۡكُمُ ٱلسَّلَمَ فَمَا جَعَلَ ٱللَّهُ لَكُمۡ عَلَيۡهِمۡ سَبِيلٗا
Ilaal-ladziina yashiluuna ilaa qaumin bainakum wa bainahum miitsaaqun au jaa-uukum hashirat shuduuruhum an yuqaatiluukum au yuqaatiluu qaumahum wa lau syaa-allahu lasallathahum 'alaikum falaqaataluukum fa-inii'tazaluukum falam yuqaatiluukum wa alqau ilaikumussalama famaa ja'alallahu lakum 'alaihim sabiilaa(n)
90. "kecuali orang-orang yang meminta proteksi terhadap sesuatu kaum, yang antara kau dan kaum itu sudah ada perjanjian (damai) [331] atau orang-orang yang tiba terhadap kau sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kau dan memerangi kaumnya [332]. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan terhadap mereka terhadap kamu, kemudian pastilah mereka memerangimu. tetapi kalau mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kau serta mengemukakan perdamaian kepadamu [333] maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menarik dan membunuh) mereka."
سَتَجِدُونَ ءَاخَرِينَ يُرِيدُونَ أَن يَأۡمَنُوكُمۡ وَيَأۡمَنُواْ قَوۡمَهُمۡ كُلَّ مَا رُدُّوٓاْ إِلَى ٱلۡفِتۡنَةِ أُرۡكِسُواْ فِيهَاۚ فَإِن لَّمۡ يَعۡتَزِلُوكُمۡ وَيُلۡقُوٓاْ إِلَيۡكُمُ ٱلسَّلَمَ وَيَكُفُّوٓاْ أَيۡدِيَهُمۡ فَخُذُوهُمۡ وَٱقۡتُلُوهُمۡ حَيۡثُ ثَقِفۡتُمُوهُمۡۚ وَأُوْلَٰٓئِكُمۡ جَعَلۡنَا لَكُمۡ عَلَيۡهِمۡ سُلۡطَٰنٗا مُّبِينٗا
Satajiduuna aakhariina yuriiduuna an ya`manuukum wa ya`manuu qaumahum kullamaa rudduu ilal fitnati urkisuu fiihaa fa-in lam ya'taziluukum wa yulquu ilaikumussalama wa yakuffuu aidiyahum fakhudzuuhum waaqtuluuhum haitsu tsaqiftumuuhum wa uula-ikum ja'alnaa lakum 'alaihim sulthaanan mubiinaa(n)
91. "Kelak kau akan dapati (golongan-golongan) yang lain, yang berniat agar mereka kondusif dari pada kau dan kondusif (pula) dari kaumnya. Setiap mereka diajak kembali terhadap fitnah (syirik), merekapun menekuni kedalamnya. Karena itu kalau mereka tidak membiarkan kau dan (tidak) mau mengemukakan perdamaian kepadamu, serta (tidak) menahan tangan mereka (dari memerangimu), maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka dan merekalah orang-orang yang Kami berikan kepadamu argumentasi yang faktual (untuk menarik dan membunuh) mereka."
وَمَا كَانَ لِمُؤۡمِنٍ أَن يَقۡتُلَ مُؤۡمِنًا إِلَّا خَطَٔٗاۚ وَمَن قَتَلَ مُؤۡمِنًا خَطَٔٗا فَتَحۡرِيرُ رَقَبَةٍ مُّؤۡمِنَةٍ وَدِيَةٌ مُّسَلَّمَةٌ إِلَىٰٓ أَهۡلِهِۦٓ إِلَّآ أَن يَصَّدَّقُواْۚ فَإِن كَانَ مِن قَوۡمٍ عَدُوٍّ لَّكُمۡ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ فَتَحۡرِيرُ رَقَبَةٍ مُّؤۡمِنَةٖۖ وَإِن كَانَ مِن قَوۡمِۢ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَهُم مِّيثَٰقٌ فَدِيَةٌ مُّسَلَّمَةٌ إِلَىٰٓ أَهۡلِهِۦ وَتَحۡرِيرُ رَقَبَةٍ مُّؤۡمِنَةٖۖ فَمَن لَّمۡ يَجِدۡ فَصِيَامُ شَهۡرَيۡنِ مُتَتَابِعَيۡنِ تَوۡبَةٗ مِّنَ ٱللَّهِۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمٗا
Wa maa kaana limu'minin an yaqtula mu`minan illaa khathaan wa man qatala mu`minan khathaan fatahriiru raqabatin mu`minatin wa diyatun musallamatun ilaa ahlihii illaa an yash-shaddaquu fa-in kaana min qaumin 'aduu-win lakum wa huwa mu'minun fatahriiru raqabatin mu`minatin wa-in kaana min qaumin bainakum wa bainahum miitsaaqun fadiyatun musallamatun ilaa ahlihii wa tahriiru raqabatin mu`minatin faman lam yajid fashiyaamu syahraini mutataabi'aini taubatan minallahi wa kaanallahu 'aliiman hakiimaa(n)
92. "Dan tidak patut bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja) [334], dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta mengeluarkan duit diat [335] yang diserahkan terhadap keluarganya (si terbunuh itu), kecuali kalau mereka (keluarga terbunuh) bersedekah [336]. Jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) mengeluarkan duit diat yang diserahkan terhadap keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya [337], maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. Dan yakni Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
وَمَن يَقۡتُلۡ مُؤۡمِنٗا مُّتَعَمِّدٗا فَجَزَآؤُهُۥ جَهَنَّمُ خَٰلِدٗا فِيهَا وَغَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ وَلَعَنَهُۥ وَأَعَدَّ لَهُۥ عَذَابًا عَظِيمٗا
Wa man yaqtul mu`minan muta'ammidan fajazaa'uhu jahannamu khaalidan fiihaa wa ghadhiballahu 'alaihi wa la'anahu wa a'adda lahu 'adzaaban 'azhiimaa(n)
93. "Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya merupakan Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menawarkan azab yang besar baginya."
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا ضَرَبۡتُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ فَتَبَيَّنُواْ وَلَا تَقُولُواْ لِمَنۡ أَلۡقَىٰٓ إِلَيۡكُمُ ٱلسَّلَٰمَ لَسۡتَ مُؤۡمِنٗا تَبۡتَغُونَ عَرَضَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا فَعِندَ ٱللَّهِ مَغَانِمُ كَثِيرَةٞۚ كَذَٰلِكَ كُنتُم مِّن قَبۡلُ فَمَنَّ ٱللَّهُ عَلَيۡكُمۡ فَتَبَيَّنُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٗا
Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu idzaa dharabtum fii sabiilillahi fatabayyanuu wa laa taquuluu liman alqa ilaikumussalaama lasta mu`minan tabtaghuuna 'aradhal hayaatiddunyaa fa'indallahi maghaanimu katsiiratun kadzaalika kuntum min qablu famannallahu 'alaikum fatabayyanuu innallaha kaana bimaa ta'maluuna khabiiraa(n)
94. Hai orang-orang yang beriman, apabila kau pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kau menyampaikan terhadap orang yang mengucapkan "salam" kepadamu [338] : "Kamu bukan seorang mukmin" (lalu kau membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di segi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah kondisi kau dahulu [339], kemudian Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan.
لَّا يَسۡتَوِي ٱلۡقَٰعِدُونَ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ غَيۡرُ أُوْلِي ٱلضَّرَرِ وَٱلۡمُجَٰهِدُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡۚ فَضَّلَ ٱللَّهُ ٱلۡمُجَٰهِدِينَ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡ عَلَى ٱلۡقَٰعِدِينَ دَرَجَةٗۚ وَكُلّٗا وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ وَفَضَّلَ ٱللَّهُ ٱلۡمُجَٰهِدِينَ عَلَى ٱلۡقَٰعِدِينَ أَجۡرًا عَظِيمٗا
Laa yastawiil qaa'iduuna minal mu`miniina ghairu uuliidh-dharari wal mujaahiduuna fii sabiilillahi bi-amwaalihim wa anfusihim fadh-dhalallahul mujaahidiina bi-amwaalihim wa anfusihim 'alal qaa'idiina darajatan wa kulaa wa'adallahul husnaa wa fadh-dhalallahul mujaahidiina 'alal qaa'idiina ajran 'azhiimaa(n)
95. "Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk [340] satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah prospektif pahala yang bagus (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk [341] dengan pahala yang besar,"
دَرَجَٰتٍ مِّنۡهُ وَمَغۡفِرَةٗ وَرَحۡمَةٗۚ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمًا
Darajaatin minhu wa maghfiratan wa rahmatan wa kaanallahu ghafuuran rahiimaa(n)
96. "(yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan yakni Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
إِنَّ ٱلَّذِينَ تَوَفَّىٰهُمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ ظَالِمِيٓ أَنفُسِهِمۡ قَالُواْ فِيمَ كُنتُمۡۖ قَالُواْ كُنَّا مُسۡتَضۡعَفِينَ فِي ٱلۡأَرۡضِۚ قَالُوٓاْ أَلَمۡ تَكُنۡ أَرۡضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٗ فَتُهَاجِرُواْ فِيهَاۚ فَأُوْلَٰٓئِكَ مَأۡوَىٰهُمۡ جَهَنَّمُۖ وَسَآءَتۡ مَصِيرًا
Innal-ladziina tawaffaahumul malaa-ikatu zhaalimii anfusihim qaaluuu fiima kuntum qaaluuu kunnaa mustadh'afiina fiil ardhi qaaluuu alam takun ardhullahi waasi'atan fatuhaajiruu fiihaa fa-uulaa-ika ma'waahum jahannamu wa saa-at mashiiraa(n)
97. Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam kondisi menganiaya diri sendiri [342], (kepada mereka) malaikat mengajukan pertanyaan : "Dalam kondisi bagaimana kau ini?." Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)." Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kau sanggup berhijrah di bumi itu?." Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk wilayah kembali,
إِلَّا ٱلۡمُسۡتَضۡعَفِينَ مِنَ ٱلرِّجَالِ وَٱلنِّسَآءِ وَٱلۡوِلۡدَٰنِ لَا يَسۡتَطِيعُونَ حِيلَةٗ وَلَا يَهۡتَدُونَ سَبِيلٗا
Ilaal mustadh'afiina minarrijaali wannisaa-i wal wildaani laa yastathii'uuna hiilatan wa laa yahtaduuna sabiilaa(n)
98. "kecuali mereka yang tertindas baik pria atau perempuan ataupun bawah umur yang tidak dapat berdaya upaya dan tidak mengenali jalan (untuk hijrah),"
فَأُوْلَٰٓئِكَ عَسَى ٱللَّهُ أَن يَعۡفُوَ عَنۡهُمۡۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَفُوًّا غَفُورٗا
Fa-uulaa-ika 'asallahu an ya'fuwa 'anhum wa kaanallahu 'afuwwan ghafuuraa(n)
99. "mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan yakni Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun."
وَمَن يُهَاجِرۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ يَجِدۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُرَٰغَمٗا كَثِيرٗا وَسَعَةٗۚ وَمَن يَخۡرُجۡ مِنۢ بَيۡتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدۡرِكۡهُ ٱلۡمَوۡتُ فَقَدۡ وَقَعَ أَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا
Wa man yuhaajir fii sabiilillahi yajid fiil ardhi muraaghaman katsiiran wasa'atan wa man yakhruj min baitihii muhaajiran ilallahi wa rasuulihii tsumma yudrikhul mautu faqad wa qa'a ajruhu 'alallahi wa kaanallahu ghafuuran rahiimaa(n)
100. "Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, tentu mereka mendapati di paras bumi ini wilayah hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah terhadap Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum hingga ke wilayah yang dituju), maka sungguh sudah tetap pahalanya di segi Allah. Dan yakni Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Surah An Nisa Ayat 101
وَإِذَا ضَرَبۡتُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَلَيۡسَ عَلَيۡكُمۡ جُنَاحٌ أَن تَقۡصُرُواْ مِنَ ٱلصَّلَوٰةِ إِنۡ خِفۡتُمۡ أَن يَفۡتِنَكُمُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْۚ إِنَّ ٱلۡكَٰفِرِينَ كَانُواْ لَكُمۡ عَدُوّٗا مُّبِينٗا
Wa idzaa dharabtum fiil ardhi falaisa 'alaikum junaahun an taqshuruu minash-shalaati in khiftum an yaftinakumul-ladziina kafaruu innal kaafiriina kaanuu lakum 'aduwwan mubiinaa(n)
101. "Dan apabila kau bepergian di paras bumi, maka tidaklah mengapa kau men-qashar [343] sembahyang(mu), kalau kau takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu yakni lawan yang faktual bagimu."
وَإِذَا كُنتَ فِيهِمۡ فَأَقَمۡتَ لَهُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَلۡتَقُمۡ طَآئِفَةٞ مِّنۡهُم مَّعَكَ وَلۡيَأۡخُذُوٓاْ أَسۡلِحَتَهُمۡۖ فَإِذَا سَجَدُواْ فَلۡيَكُونُواْ مِن وَرَآئِكُمۡ وَلۡتَأۡتِ طَآئِفَةٌ أُخۡرَىٰ لَمۡ يُصَلُّواْ فَلۡيُصَلُّواْ مَعَكَ وَلۡيَأۡخُذُواْ حِذۡرَهُمۡ وَأَسۡلِحَتَهُمۡۗ وَدَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَوۡ تَغۡفُلُونَ عَنۡ أَسۡلِحَتِكُمۡ وَأَمۡتِعَتِكُمۡ فَيَمِيلُونَ عَلَيۡكُم مَّيۡلَةٗ وَٰحِدَةٗۚ وَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ إِن كَانَ بِكُمۡ أَذٗى مِّن مَّطَرٍ أَوۡ كُنتُم مَّرۡضَىٰٓ أَن تَضَعُوٓاْ أَسۡلِحَتَكُمۡۖ وَخُذُواْ حِذۡرَكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ أَعَدَّ لِلۡكَٰفِرِينَ عَذَابٗا مُّهِينٗا
Wa idzaa kunta fiihim faaqamta lahumush-shalaata faltaqum thaa-ifatun minhum ma'aka walya'khudzuu aslihatahum fa-idzaa sajaduu falyakuunuu min wa raa-ikum walta'ti thaa-ifatun ukhraa lam yushalluu falyushalluu ma'aka walya'khudzuu hidzrahum wa aslihatahum waddal-ladziina kafaruu lau taghfuluuna 'an aslihatikum wa amti'atikum fayamiiluuna 'alaikum mailatan waahidatan wa laa junaaha 'alaikum in kaana bikum adzan min matharin au kuntum mardha an tadha'uu aslihatakum wa khudzuu hidzrakum innallaha a'adda lilkaafiriina 'adzaaban muhiina(a)n
102. "Dan apabila kau berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) kemudian kau hendak mendirikan shalat bantu-membantu mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat) [344], maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah tiba golongan yang kedua yang belum bersembahyang, kemudian bersembahyanglah mereka denganmu [345], dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin agar kau lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, kemudian mereka menyerbu kau dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu menaruh senjata-senjatamu, kalau kau mendapat sesuatu kesulitan karena hujan atau karena kau memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah sudah menawarkan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu [346]."
فَإِذَا قَضَيۡتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمۡۚ فَإِذَا ٱطۡمَأۡنَنتُمۡ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَۚ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتۡ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ كِتَٰبٗا مَّوۡقُوتٗا
Fa-idzaa qadhaitumush-shalaata faadzkuruullaha qiyaaman wa qu'uudan wa 'alaa junuubikum fa-idzaaathma'nantum faaqiimuush-shalaata innash-shalaata kaanat 'alal mu`miniina kitaaban mauquutaa(n)
103. "Maka apabila kau sudah menyelesaikan shalat(mu), camkan Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kau sudah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu yakni fardhu yang diputuskan waktunya atas orang-orang yang beriman."
وَلَا تَهِنُواْ فِي ٱبۡتِغَآءِ ٱلۡقَوۡمِۖ إِن تَكُونُواْ تَأۡلَمُونَ فَإِنَّهُمۡ يَأۡلَمُونَ كَمَا تَأۡلَمُونَۖ وَتَرۡجُونَ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا يَرۡجُونَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Wa laa tahinuu fiiibtighaa-il qaumi in takuunuu ta'lamuuna fa-innahum ya'lamuuna kamaa ta'lamuuna wa tarjuuna minallahi maa laa yarjuuna wa kaanallahu 'aliiman hakiimaa(n)
104. "Janganlah kau berhati lemah dalam memburu mereka (musuhmu). Jika kau menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kau menderitanya, sedang kau mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan yakni Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
إِنَّآ أَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ بِٱلۡحَقِّ لِتَحۡكُمَ بَيۡنَ ٱلنَّاسِ بِمَآ أَرَىٰكَ ٱللَّهُۚ وَلَا تَكُن لِّلۡخَآئِنِينَ خَصِيمٗا
Innaa anzalnaa ilaikal kitaaba bil haqqi litahkuma bainannaasi bimaa araakallahu wa laa takul(n)-lilkhaa-iniina khashiimaa(n)
105. "Sesungguhnya Kami sudah menurunkan kitab kepadamu dengan menenteng kebenaran, agar kau mengadili antara insan dengan apa yang sudah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kau menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat [347],"
وَٱسۡتَغۡفِرِ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ غَفُورٗا رَّحِيمٗا
Waastaghfirillaha innallaha kaana ghafuuran rahiimaa(n)
106. "dan mohonlah ampun terhadap Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
وَلَا تُجَٰدِلۡ عَنِ ٱلَّذِينَ يَخۡتَانُونَ أَنفُسَهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ خَوَّانًا أَثِيمٗا
Wa laa tujaadil 'anil-ladziina yakhtaanuuna anfusahum innallaha laa yuhibbu man kaana khawwaanan atsiimaa(n)
107. "Dan janganlah kau berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menggemari orang-orang yang senantiasa berkhianat lagi bergelimang dosa,"
يَسۡتَخۡفُونَ مِنَ ٱلنَّاسِ وَلَا يَسۡتَخۡفُونَ مِنَ ٱللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمۡ إِذۡ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرۡضَىٰ مِنَ ٱلۡقَوۡلِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ بِمَا يَعۡمَلُونَ مُحِيطًا
Yastakhfuuna minannaasi wa laa yastakhfuuna minallahi wa huwa ma'ahum idz yubayyituuna maa laa yardha minal qauli wa kaanallahu bimaa ya'maluuna muhiithaa(n)
108. "mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, dikala pada suatu malam mereka menentukan keputusan belakang layar yang Allah tidak redlai. Dan yakni Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan."
هَٰٓأَنتُمۡ هَٰٓؤُلَآءِ جَٰدَلۡتُمۡ عَنۡهُمۡ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا فَمَن يُجَٰدِلُ ٱللَّهَ عَنۡهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ أَم مَّن يَكُونُ عَلَيۡهِمۡ وَكِيلٗا
Haa antum haa'ulaa-i jaadaltum 'anhum fiil hayaatiddunyaa faman yujaadilullaha 'anhum yaumal qiyaamati am man yakuunu 'alaihim wakiilaa(n)
109. "Beginilah kamu, kau sekalian yakni orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang mau mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)?"
وَمَن يَعۡمَلۡ سُوٓءًا أَوۡ يَظۡلِمۡ نَفۡسَهُۥ ثُمَّ يَسۡتَغۡفِرِ ٱللَّهَ يَجِدِ ٱللَّهَ غَفُورٗا رَّحِيمٗا
Wa man ya'mal suu-an au yazhlim nafsahuu tsumma yastaghfirillaha yajidillaha ghafuuran rahiimaa(n)
110. "Dan barangsiapa yang melaksanakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun terhadap Allah, tentu ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
وَمَن يَكۡسِبۡ إِثۡمٗا فَإِنَّمَا يَكۡسِبُهُۥ عَلَىٰ نَفۡسِهِۦۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمٗا
Wa man yaksib itsman fa-innamaa yaksibuhu 'alaa nafsihii wa kaanallahu 'aliiman hakiimaa(n)
111. "Barangsiapa yang melaksanakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
وَمَن يَكۡسِبۡ خَطِيَٓٔةً أَوۡ إِثۡمٗا ثُمَّ يَرۡمِ بِهِۦ بَرِيٓٔٗا فَقَدِ ٱحۡتَمَلَ بُهۡتَٰنٗا وَإِثۡمٗا مُّبِينٗا
Wa man yaksib khathii-atan au itsman tsumma yarmi bihii barii-an faqadiihtamala buhtaanan wa itsman mubiinaa(n)
112. "Dan barangsiapa yang melaksanakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkannya terhadap orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia sudah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata."
وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكَ وَرَحۡمَتُهُۥ لَهَمَّت طَّآئِفَةٌ مِّنۡهُمۡ أَن يُضِلُّوكَ وَمَا يُضِلُّونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡۖ وَمَا يَضُرُّونَكَ مِن شَيۡءٖۚ وَأَنزَلَ ٱللَّهُ عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمۡ تَكُن تَعۡلَمُۚ وَكَانَ فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكَ عَظِيمٗا
Wa laulaa fadhlullahi 'alaika wa rahmatuhu lahammat thaa-ifatun minhum an yudhilluuka wa maa yudhilluuna illaa anfusahum wa maa yadhurruunaka min syai-in wa anzalallahu 'alaikal kitaaba wal hikmata wa 'allamaka maa lam takun ta'lamu wa kaana fadhlullahi 'alaika 'azhiimaa(n)
113. "Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berminat keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak sanggup membahayakanmu sedikitpun kepadamu. Dan (juga karena) Allah sudah menurunkan Kitab dan pesan yang tersirat kepadamu, dan sudah mengajarkan kepadamu apa yang belum kau ketahui. Dan yakni karunia Allah sungguh besar atasmu."
لَّا خَيۡرَ فِي كَثِيرٖ مِّن نَّجۡوَىٰهُمۡ إِلَّا مَنۡ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوۡ مَعۡرُوفٍ أَوۡ إِصۡلَٰحِۢ بَيۡنَ ٱلنَّاسِۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ ٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوۡفَ نُؤۡتِيهِ أَجۡرًا عَظِيمٗا
Laa khaira fii katsiirin min najwaahum illaa man amara bishadaqatin au ma'ruufin au ishlaahin bainannaasi wa man yaf'al dzaalikaabtighaa-a mardhaatillahi fasaufa nu`tiihi ajran 'azhiimaa(n)
114. "Tidak ada kebaikan pada pada biasanya bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar."
وَمَن يُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ ٱلۡهُدَىٰ وَيَتَّبِعۡ غَيۡرَ سَبِيلِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصۡلِهِۦ جَهَنَّمَۖ وَسَآءَتۡ مَصِيرًا
Wa man yusyaaqiqirrasuula min ba'di maa tabayyana lahul hudaa wa yattabi' ghaira sabiilil mu`miniina nuwallihii maa tawallaa wa nushlihii jahannama wa saa-at mashiiraa(n)
115. "Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah terang kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang sudah dikuasainya itu [348]dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk wilayah kembali."
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلَۢا بَعِيدًا
Innallaha laa yaghfiru an yusyraka bihii wa yaghfiru maa duuna dzaalika liman yasyaa-u wa man yusyrik billahi faqad dhalla dhalaalan ba'iidaa(n)
116. "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia sudah kehilangan arah sejauh-jauhnya."
إِن يَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦٓ إِلَّآ إِنَٰثٗا وَإِن يَدۡعُونَ إِلَّا شَيۡطَٰنٗا مَّرِيدٗا
In yad'uuna min duunihii illaa inaatsan wa in yad'uuna illaa syaithaanan mariidaa(n)
117. "Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala [349], dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka,"
لَّعَنَهُ ٱللَّهُۘ وَقَالَ لَأَتَّخِذَنَّ مِنۡ عِبَادِكَ نَصِيبٗا مَّفۡرُوضٗا
La'anahullahu wa qaala attakhidzanna min 'ibaadika nashiiban mafruudhaa(n)
118. yang dila'nati Allah dan syaitan itu mengatakan: "Saya betul-betul akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah diputuskan (untuk saya) [350],"
وَلَأُضِلَّنَّهُمۡ وَلَأُمَنِّيَنَّهُمۡ وَلَأٓمُرَنَّهُمۡ فَلَيُبَتِّكُنَّ ءَاذَانَ ٱلۡأَنۡعَٰمِ وَلَأٓمُرَنَّهُمۡ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلۡقَ ٱللَّهِۚ وَمَن يَتَّخِذِ ٱلشَّيۡطَٰنَ وَلِيّٗا مِّن دُونِ ٱللَّهِ فَقَدۡ خَسِرَ خُسۡرَانٗا مُّبِينٗا
Wa la-udhillannahum wa la-umanniyannahum wa la-amurannahum falayubattikunna aadzaanal an'aami wa la-amurannahum falayughai-yirunna khalqallahi wa man yattakhidzisy-syaithaana waliyyan min duunillahi faqad khasira khusraanan mubiinaa(n)
119. "dan saya betul-betul akan menyesatkan mereka, dan akan menghidupkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga hewan ternak), kemudian mereka betul-betul memotongnya [351], dan akan saya suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), kemudian betul-betul mereka meubahnya [352]." Barangsiapa yang memicu syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata."
يَعِدُهُمۡ وَيُمَنِّيهِمۡۖ وَمَا يَعِدُهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ إِلَّا غُرُورًا
Ya'iduhum wa yumanniihim wa maa ya'iduhumusy-syaithaanu illaa ghuruuraa(n)
120. "Syaitan itu menampilkan janji-janji terhadap mereka dan menghidupkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak prospektif terhadap mereka selain dari tipuan belaka."
أُوْلَٰٓئِكَ مَأۡوَىٰهُمۡ جَهَنَّمُ وَلَا يَجِدُونَ عَنۡهَا مَحِيصٗا
Uulaa-ika ma`waahum jahannamu wa laa yajiduuna 'anhaa mahiishaa(n)
121. "Mereka itu tempatnya Jahannam dan mereka tidak memperoleh wilayah lari dari padanya."
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ سَنُدۡخِلُهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۖ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقّٗاۚ وَمَنۡ أَصۡدَقُ مِنَ ٱللَّهِ قِيلٗا
Waal-ladziina aamanuu wa 'amiluush-shaalihaati sanudkhiluhum jannaatin tajrii min tahtihaal anhaaru khaalidiina fiihaa abadan wa'dallahi haqqan wa man ashdaqu minallahi qiilaa(n)
122. "Orang-orang yang beriman dan melaksanakan amalan saleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam nirwana yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah sudah bikin suatu perjanjian yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah ?"
لَّيۡسَ بِأَمَانِيِّكُمۡ وَلَآ أَمَانِيِّ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِۗ مَن يَعۡمَلۡ سُوٓءٗا يُجۡزَ بِهِۦ وَلَا يَجِدۡ لَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِيّٗا وَلَا نَصِيرٗا
Laisa bi-amaanii-yikum wa laa amaanii-yi ahlil kitaabi man ya'mal suu-an yujza bihii wa laa yajid lahuu min duunillahi waliyyan wa laa nashiiraa(n)
123. "(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong [353] dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang melaksanakan kejahatan, pasti akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah."
وَمَن يَعۡمَلۡ مِنَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ مِن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ فَأُوْلَٰٓئِكَ يَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ وَلَا يُظۡلَمُونَ نَقِيرٗا
Wa man ya'mal minash-shaalihaati min dzakarin au untsaa wa huwa mu`minun fa-uulaa-ika yadkhuluunal jannata wa laa yuzhlamuuna naqiiraa(n)
124. "Barangsiapa yang melaksanakan amal-amal saleh, baik pria maupun perempuan sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam nirwana dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun."
وَمَنۡ أَحۡسَنُ دِينٗا مِّمَّنۡ أَسۡلَمَ وَجۡهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحۡسِنٌ وَٱتَّبَعَ مِلَّةَ إِبۡرَٰهِيمَ حَنِيفٗاۗ وَٱتَّخَذَ ٱللَّهُ إِبۡرَٰهِيمَ خَلِيلٗا
Wa man ahsanu diinan mimman aslama wajhahuu lillahi wa huwa muhsinun waattaba'a millata ibraahiima haniifan wa-attakhadzallahu ibraahiima khaliilaa(n)
125. "Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang nrimo menyerahkan dirinya terhadap Allah, sedang diapun melaksanakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya."
وَلِلَّهِ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ مُّحِيطٗا
Wa lillahi maa fiis-samaawaati wa maa fiil ardhi wa kaanallahu bikulli syai-in muhiithaa(n)
126. "Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan yakni (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu."
وَيَسۡتَفۡتُونَكَ فِي ٱلنِّسَآءِۖ قُلِ ٱللَّهُ يُفۡتِيكُمۡ فِيهِنَّ وَمَا يُتۡلَىٰ عَلَيۡكُمۡ فِي ٱلۡكِتَٰبِ فِي يَتَٰمَى ٱلنِّسَآءِ ٱلَّٰتِي لَا تُؤۡتُونَهُنَّ مَا كُتِبَ لَهُنَّ وَتَرۡغَبُونَ أَن تَنكِحُوهُنَّ وَٱلۡمُسۡتَضۡعَفِينَ مِنَ ٱلۡوِلۡدَٰنِ وَأَن تَقُومُواْ لِلۡيَتَٰمَىٰ بِٱلۡقِسۡطِۚ وَمَا تَفۡعَلُواْ مِنۡ خَيۡرٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِهِۦ عَلِيمٗا
Wa yastaftuunaka fiinnisaa-i qulillahu yuftiikum fiihinna wa maa yutlaa 'alaikum fiil kitaabi fii yataamannisaa-ilaatii laa tu'tuunahunna maa kutiba lahunna wa targhabuuna an tankihuuhunna wal mustadh'afiina minal wildaani wa an taquumuu lilyataama bil qisthi wa maa taf'aluu min khairin fa-innallaha kaana bihii 'aliimaa(n)
127. Dan mereka minta fatwa kepadamu perihal para wanita. Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu perihal mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Al Quran[354] (juga memfatwakan) perihal para perempuan yatim yang kau tidak menampilkan terhadap mereka apa[355] yang ditetapkan untuk mereka, sedang kau ingin mengawini mereka[356] dan perihal bawah umur yang masih dipandang lemah. Dan (Allah menyuruh kamu) agar kau mengelola bawah umur yatim secara adil. Dan kebajikan apa saja yang kau kerjakan, maka sesungguhnya Allah yakni Maha Mengetahuinya."
وَإِنِ ٱمۡرَأَةٌ خَافَتۡ مِنۢ بَعۡلِهَا نُشُوزًا أَوۡ إِعۡرَاضٗا فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡهِمَآ أَن يُصۡلِحَا بَيۡنَهُمَا صُلۡحٗاۚ وَٱلصُّلۡحُ خَيۡرٞۗ وَأُحۡضِرَتِ ٱلۡأَنفُسُ ٱلشُّحَّۚ وَإِن تُحۡسِنُواْ وَتَتَّقُواْ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٗا
Wa iniimraatun khaafat min ba'lihaa nusyuuzan au i'raadhan falaa junaaha 'alaihimaa an yushlihaa bainahumaa shulhan wash-shulhu khairun wa uhdhiratil anfususyyuhha wa in tuhsinuu wa tattaquu fa-innallaha kaana bimaa ta'maluuna khabiiraa(n)
128. "Dan kalau seorang perempuan cemas akan nusyuz [357] atau perilaku tidak hirau dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya [358], dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) meskipun insan itu menurut tabiatnya kikir [359]. Dan kalau kau bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan perilaku tak acuh), maka sesungguhnya Allah yakni Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan."
وَلَن تَسۡتَطِيعُوٓاْ أَن تَعۡدِلُواْ بَيۡنَ ٱلنِّسَآءِ وَلَوۡ حَرَصۡتُمۡۖ فَلَا تَمِيلُواْ كُلَّ ٱلۡمَيۡلِ فَتَذَرُوهَا كَٱلۡمُعَلَّقَةِۚ وَإِن تُصۡلِحُواْ وَتَتَّقُواْ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ غَفُورٗا رَّحِيمٗا
Wa lan tastathii'uu an ta'diluu bainannisaa-i wa lau harashtum falaa tamiiluu kullal maili fatadzaruuhaa kal mu'allaqati wa in tushlihuu wa tattaquu fa-innallaha kaana ghafuuran rahiimaa(n)
129. "Dan kau sekali-kali tidak akan sanggup berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), meskipun kau sungguh ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kau terlalu condong (kepada yang kau cintai), sehingga kau biarkan yang lain terkatung-katung. Dan kalau kau mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
وَإِن يَتَفَرَّقَا يُغۡنِ ٱللَّهُ كُلّٗا مِّن سَعَتِهِۦۚ وَكَانَ ٱللَّهُ وَٰسِعًا حَكِيمٗا
Wa in yatafarraqaa yughnillahu kullan min sa'atihi wa kaanallahu waasi'an hakiimaa(n)
130. "Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan terhadap masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya. Dan yakni Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana."
وَلِلَّهِ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ وَلَقَدۡ وَصَّيۡنَا ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ مِن قَبۡلِكُمۡ وَإِيَّاكُمۡ أَنِ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ وَإِن تَكۡفُرُواْ فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ غَنِيًّا حَمِيدٗا
Wa lillahi maa fiis-samaawaati wa maa fiil ardhi wa laqad wash-shainaal-ladziina uutuul kitaaba min qablikum wa-iyyaakum aniittaquullaha wa in takfuruu fa-inna lillahi maa fiis-samaawaati wa maa fiil ardhi wa kaanallahu ghaniyyan hamiidaa(n)
131. "Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami sudah menyuruh terhadap orang-orang yang diberi kitab sebelum kau dan (juga) terhadap kamu; bertakwalah terhadap Allah. Tetapi kalau kau kafir maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah [360] dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji."
وَلِلَّهِ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلًا
Wa lillahi maa fiis-samaawaati wamaa fiil ardhi wa kafaa billahi wakiilaa(n)
132. "Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi. Cukuplah Allah selaku Pemelihara."
إِن يَشَأۡ يُذۡهِبۡكُمۡ أَيُّهَا ٱلنَّاسُ وَيَأۡتِ بَِٔاخَرِينَۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ ذَٰلِكَ قَدِيرٗا
In yasya` yudzhibkum ayyuhaannaasu wa ya`ti biaakhariina wa kaanallahu 'alaa dzaalika qadiiraa(n)
133. "Jika Allah menghendaki, tentu Dia musnahkan kau wahai manusia, dan Dia datangkan umat yang lain (sebagai penggantimu). Dan yakni Allah Maha Kuasa berbuat demikian."
مَّن كَانَ يُرِيدُ ثَوَابَ ٱلدُّنۡيَا فَعِندَ ٱللَّهِ ثَوَابُ ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِيعَۢا بَصِيرٗا
Man kaana yuriidu tsawaabaddunyaa fa'indallahi tsawaabuddunyaa wal-aakhirati wa kaanallahu samii'an bashiiraa(n)
134. "Barangsiapa yang mengharapkan pahala di dunia saja (maka ia merugi), karena di segi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُواْ قَوَّٰمِينَ بِٱلۡقِسۡطِ شُهَدَآءَ لِلَّهِ وَلَوۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمۡ أَوِ ٱلۡوَٰلِدَيۡنِ وَٱلۡأَقۡرَبِينَۚ إِن يَكُنۡ غَنِيًّا أَوۡ فَقِيرٗا فَٱللَّهُ أَوۡلَىٰ بِهِمَاۖ فَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلۡهَوَىٰٓ أَن تَعۡدِلُواْۚ وَإِن تَلۡوُۥٓاْ أَوۡ تُعۡرِضُواْ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٗا
Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu kuunuu qawwaamiina bil qisthi syuhadaa-a lillahi wa lau 'alaa anfusikum awil waalidaini wal aqrabiina in yakun ghaniyyan au faqiiran fallahu aulaa bihimaa falaa tattabi'uul hawaa an ta'diluu wa in talwuu au tu'ridhuu fa-innallaha kaana bimaa ta`maluuna khabiiraa(n)
135. "Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kau orang yang betul-betul penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia [361] kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kau mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan kalau kau memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah yakni Maha Mengetahui segala apa yang kau kerjakan."
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ ءَامِنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلَّذِيٓ أَنزَلَ مِن قَبۡلُۚ وَمَن يَكۡفُرۡ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلَۢا بَعِيدًا
Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu aaminuu billahi wa rasuulihii wal kitaabil-ladzii nazzala 'alaa rasuulihii wal kitaabil-ladzii anzala min qablu wa man yakfur billahi wa malaa-ikatihii wa kutubihii wa rusulihii wal yaumil aakhiri faqad dhalla dhalaalan ba'iidaa(n)
136. "Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman terhadap Allah dan Rasul-Nya dan terhadap kitab yang Allah turunkan terhadap Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir terhadap Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu sudah sesat sejauh-jauhnya."
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ثُمَّ كَفَرُواْ ثُمَّ ءَامَنُواْ ثُمَّ كَفَرُواْ ثُمَّ ٱزۡدَادُواْ كُفۡرٗا لَّمۡ يَكُنِ ٱللَّهُ لِيَغۡفِرَ لَهُمۡ وَلَا لِيَهۡدِيَهُمۡ سَبِيلَۢا
Innal-ladziina aamanuu tsumma kafaruu tsumma aamanuu tsumma kafaruu tsummaazdaaduu kufran lam yakunillahu liyaghfira lahum wa laa liyahdiyahum sabiilaa(n)
137. "Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kamudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya [362], maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan terhadap mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka terhadap jalan yang lurus."
بَشِّرِ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ بِأَنَّ لَهُمۡ عَذَابًا أَلِيمًا
Basy-syiril munaafiqiina bi-anna lahum 'adzaaban aliimaa(n)
138. "Kabarkanlah terhadap orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih,"
ٱلَّذِينَ يَتَّخِذُونَ ٱلۡكَٰفِرِينَ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَۚ أَيَبۡتَغُونَ عِندَهُمُ ٱلۡعِزَّةَ فَإِنَّ ٱلۡعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعٗا
Al-ladziina yattakhidzuunal kaafiriina auliyaa-a min duunil mu`miniina ayabtaghuuna 'indahumul 'izzata fa-innal 'izzata lillahi jamii'aa(n)
139. "(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di segi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah."
وَقَدۡ نَزَّلَ عَلَيۡكُمۡ فِي ٱلۡكِتَٰبِ أَنۡ إِذَا سَمِعۡتُمۡ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ يُكۡفَرُ بِهَا وَيُسۡتَهۡزَأُ بِهَا فَلَا تَقۡعُدُواْ مَعَهُمۡ حَتَّىٰ يَخُوضُواْ فِي حَدِيثٍ غَيۡرِهِۦٓ إِنَّكُمۡ إِذٗا مِّثۡلُهُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ جَامِعُ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ وَٱلۡكَٰفِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا
Wa qad nazzala 'alaikum fiil kitaabi an idzaa sami'tum aayaatillahi yukfaru bihaa wa yustahza-u bihaa falaa taq'uduu ma'ahum hattaa yakhuudhuu fii hadiitsin ghairihi innakum idzan mitsluhum innallaha jaami'ul munaafiqiina wal kaafiriina fii jahannama jamii'aa(n)
140. "Dan sungguh Allah sudah menurunkan kekuatan terhadap kau di dalam Al Alquran bahwa apabila kau mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kau duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki obrolan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kau berbuat demikian), tentulah kau serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan menghimpun semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam,"
ٱلَّذِينَ يَتَرَبَّصُونَ بِكُمۡ فَإِن كَانَ لَكُمۡ فَتۡحٌ مِّنَ ٱللَّهِ قَالُوٓاْ أَلَمۡ نَكُن مَّعَكُمۡ وَإِن كَانَ لِلۡكَٰفِرِينَ نَصِيبٌ قَالُوٓاْ أَلَمۡ نَسۡتَحۡوِذۡ عَلَيۡكُمۡ وَنَمۡنَعۡكُم مِّنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَۚ فَٱللَّهُ يَحۡكُمُ بَيۡنَكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۗ وَلَن يَجۡعَلَ ٱللَّهُ لِلۡكَٰفِرِينَ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ سَبِيلًا
Al-ladziina yatarabbashuuna bikum fa-in kaana lakum fathun minallahi qaaluuu alam nakun ma'akum wa in kaana lilkaafiriina nashiibun qaaluuu alam nastahwidz 'alaikum wa namna'kum minal mu`miniina fallahu yahkumu bainakum yaumal qiyaamati wa lan yaj'alallahu lilkaafiriina 'alal mu`miniina sabiilaa(n)
141. (yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang mau terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka kalau terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: "Bukankah kami (turut berperang) beserta kau ?" Dan kalau orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: "Bukankah kami turut memenangkanmu[363], dan membela kau dari orang-orang mukmin?" Maka Allah akan memberi keputusan di antara kau di hari final zaman dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan terhadap orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.
إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمۡ وَإِذَا قَامُوٓاْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُواْ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلٗا
Innal munaafiqiina yukhaadi'uunallaha wa huwa khaadi'uhum wa idzaa qaamuu ilash-shalaati qaamuu kusaala yuraa-uunannaasa wa laa yadzkuruunallaha illaa qaliilaa(n)
142. "Sesungguhnya orang-orang munafik itu mendustai Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka [364]. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka berniat riya [365] (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali [366]."
مُّذَبۡذَبِينَ بَيۡنَ ذَٰلِكَ لَآ إِلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ وَلَآ إِلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِۚ وَمَن يُضۡلِلِ ٱللَّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُۥ سَبِيلٗا
Mudzabdzabiina baina dzaalika laa ilaa haa'ulaa-i wa laa ilaa haa'ulaa-i wa man yudhlilillahu falan tajida lahuu sabiilaa(n)
143. "Mereka dalam kondisi tidak yakin antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk terhadap golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) terhadap golongan itu (orang-orang kafir) [367], maka kau sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya."
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ ٱلۡكَٰفِرِينَ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَۚ أَتُرِيدُونَ أَن تَجۡعَلُواْ لِلَّهِ عَلَيۡكُمۡ سُلۡطَٰنٗا مُّبِينًا
Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu laa tattakhidzuul kaafiriina auliyaa-a min duunil mu`miniina aturiiduuna an taj'aluu lillahi 'alaikum sulthaanan mubiinaa(n)
144. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau mengambil orang-orang kafir menjadi wali [368] dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kau mengadakan argumentasi yang faktual bagi Allah (untuk menyiksamu) ?"
إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ فِي ٱلدَّرۡكِ ٱلۡأَسۡفَلِ مِنَ ٱلنَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمۡ نَصِيرًا
Innal munaafiqiina fiiddarkil asfali minannaari wa lan tajida lahum nashiiraa(n)
145. "Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kau sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka."
إِلَّا ٱلَّذِينَ تَابُواْ وَأَصۡلَحُواْ وَٱعۡتَصَمُواْ بِٱللَّهِ وَأَخۡلَصُواْ دِينَهُمۡ لِلَّهِ فَأُوْلَٰٓئِكَ مَعَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَۖ وَسَوۡفَ يُؤۡتِ ٱللَّهُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَجۡرًا عَظِيمٗا
Ilaal-ladziina taabuu wa ashlahuu waa'tashamuu billahi wa akhlashuu diinahum lillahi fa-uulaa-ika ma'al mu`miniina wa saufa yu`tillahul mu`miniina ajran 'azhiimaa(n)
146. "Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan [369] dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus nrimo (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu yakni bantu-membantu orang yang beriman dan kelak Allah akan menampilkan terhadap orang-orang yang beriman pahala yang besar."
مَّا يَفۡعَلُ ٱللَّهُ بِعَذَابِكُمۡ إِن شَكَرۡتُمۡ وَءَامَنتُمۡۚ وَكَانَ ٱللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمٗا
Maa yaf'alullahu bi'adzaabikum in syakartum wa aamantum wa kaanallahu syaakiran 'aliimaa(n)
147. "Mengapa Allah akan menyiksamu, kalau kau bersyukur dan beriman ? Dan Allah yakni Maha Mensyukuri [370] lagi Maha Mengetahui."
Surah An Nisa Juz 6
لَّا يُحِبُّ ٱللَّهُ ٱلۡجَهۡرَ بِٱلسُّوٓءِ مِنَ ٱلۡقَوۡلِ إِلَّا مَن ظُلِمَۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا
Laa yuhibbullahul jahra bissuu-i minal qauli illaa man zhulima wa kaanallahu samii'an 'aliimaa(n)
148. "Allah tidak menggemari ucapan buruk [371], (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya [372]. Allah yakni Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
إِن تُبۡدُواْ خَيۡرًا أَوۡ تُخۡفُوهُ أَوۡ تَعۡفُواْ عَن سُوٓءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَفُوّٗا قَدِيرًا
In tubduu khairan au tukhfuuhu au ta'fuu 'an suu-in fa-innallaha kaana 'afuwwan qadiiraa(n)
149. "Jika kau melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Kuasa."
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكۡفُرُونَ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ وَيُرِيدُونَ أَن يُفَرِّقُواْ بَيۡنَ ٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ وَيَقُولُونَ نُؤۡمِنُ بِبَعۡضٍ وَنَكۡفُرُ بِبَعۡضٍ وَيُرِيدُونَ أَن يَتَّخِذُواْ بَيۡنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا
Innal-ladziina yakfuruuna billahi wa rusulihii wa yuriiduuna an yufarriquu bainallahi wa rusulihii wa yaquuluuna nu`minu biba'dhin wa nakfuru biba'dhin wa yuriiduuna an yattakhidzuu baina dzaalika sabiilaa(n)
150. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap Allah dan rasul-rasul-Nya, dan berniat memperbedakan [373] antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman terhadap yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta berniat (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir),
Surah An Nisa Ayat 151
أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡكَٰفِرُونَ حَقّٗاۚ وَأَعۡتَدۡنَا لِلۡكَٰفِرِينَ عَذَابٗا مُّهِينٗا
Uula-ika humul kaafiruuna haqqan waa'tadnaa lilkaafiriina 'adzaaban muhiinaa(n)
151. "merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami sudah menawarkan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan."
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ وَلَمۡ يُفَرِّقُواْ بَيۡنَ أَحَدٍ مِّنۡهُمۡ أُوْلَٰٓئِكَ سَوۡفَ يُؤۡتِيهِمۡ أُجُورَهُمۡۚ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا
Waal-ladziina aamanuu billahi wa rusulihii wa lam yufarriquu baina ahadin minhum uulaa-ika saufa yu`tiihim ujuurahum wa kaanallahu ghafuuran rahiimaa(n)
152. "Orang-orang yang beriman terhadap Allah dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka, kelak Allah akan menampilkan terhadap mereka pahalanya. Dan yakni Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
يَسَۡٔلُكَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ أَن تُنَزِّلَ عَلَيۡهِمۡ كِتَٰبٗا مِّنَ ٱلسَّمَآءِۚ فَقَدۡ سَأَلُواْ مُوسَىٰٓ أَكۡبَرَ مِن ذَٰلِكَ فَقَالُوٓاْ أَرِنَا ٱللَّهَ جَهۡرَةٗ فَأَخَذَتۡهُمُ ٱلصَّٰعِقَةُ بِظُلۡمِهِمۡۚ ثُمَّ ٱتَّخَذُواْ ٱلۡعِجۡلَ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَتۡهُمُ ٱلۡبَيِّنَٰتُ فَعَفَوۡنَا عَن ذَٰلِكَۚ وَءَاتَيۡنَا مُوسَىٰ سُلۡطَٰنٗا مُّبِينٗا
Yas-aluka ahlul kitaabi an tunazzila 'alaihim kitaaban minassamaa-i faqad saaluu muusaa akbara min dzaalika faqaaluuu arinaallaha jahratan faakhadzathumush-shaa'iqatu bizhulmihim tsumma-attakhadzuul 'ijla min ba'di maa jaa-athumul bayyinaatu fa'afaunaa 'an dzaalika wa aatainaa muusaa sulthaanan mubiinaa(n)
153. Ahli Kitab meminta kepadamu mudah-mudahan kau menurunkan terhadap mereka suatu Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka sudah meminta terhadap Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah terhadap kami dengan nyata." Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi [374], sesudah tiba terhadap mereka bukti-bukti yang nyata, kemudian Kami ma'afkan (mereka) dari yang demikian. Dan sudah Kami berikan terhadap Musa keterangan yang nyata.
وَرَفَعۡنَا فَوۡقَهُمُ ٱلطُّورَ بِمِيثَٰقِهِمۡ وَقُلۡنَا لَهُمُ ٱدۡخُلُواْ ٱلۡبَابَ سُجَّدٗا وَقُلۡنَا لَهُمۡ لَا تَعۡدُواْ فِي ٱلسَّبۡتِ وَأَخَذۡنَا مِنۡهُم مِّيثَٰقًا غَلِيظٗا
Wa rafa'naa fauqahumuth-thuura bimiitsaaqihim wa qulnaa lahumuudkhuluul baaba sujjadan wa qulnaa lahum laa ta'duu fiissabti wa akhadznaa minhum miitsaaqan ghaliizhaa(n)
154. Dan sudah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang sudah Kami ambil dari) mereka. Dan kami perintahkan terhadap mereka: "Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud [375]", dan Kami perintahkan (pula) terhadap mereka: "Janganlah kau melanggar peraturan mengenai hari Sabtu [376]", dan Kami sudah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh.
فَبِمَا نَقۡضِهِم مِّيثَٰقَهُمۡ وَكُفۡرِهِم بَِٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَقَتۡلِهِمُ ٱلۡأَنۢبِيَآءَ بِغَيۡرِ حَقّٖ وَقَوۡلِهِمۡ قُلُوبُنَا غُلۡفُۢۚ بَلۡ طَبَعَ ٱللَّهُ عَلَيۡهَا بِكُفۡرِهِمۡ فَلَا يُؤۡمِنُونَ إِلَّا قَلِيلٗا
Fabimaa naqdhihim miitsaaqahum wa kufrihim bi-aayaatillahi wa qatlihimul anbiyaa-a bighairi haqqin wa qaulihim quluubunaa ghulfun bal thaba'allahu 'alaihaa bikufrihim falaa yu`minuuna illaa qaliilaa(n)
155. "Maka (Kami kerjakan terhadap mereka beberapa tindakan) [377], disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: "Hati kami tertutup." Bahkan, bahwasanya Allah sudah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka."
وَبِكُفۡرِهِمۡ وَقَوۡلِهِمۡ عَلَىٰ مَرۡيَمَ بُهۡتَٰنًا عَظِيمٗا
Wa bikufrihim wa qaulihim 'alaa maryama buhtaanan 'azhiimaa(n)
156. "Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),"
وَقَوۡلِهِمۡ إِنَّا قَتَلۡنَا ٱلۡمَسِيحَ عِيسَى ٱبۡنَ مَرۡيَمَ رَسُولَ ٱللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِن شُبِّهَ لَهُمۡۚ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ ٱخۡتَلَفُواْ فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنۡهُۚ مَا لَهُم بِهِۦ مِنۡ عِلۡمٍ إِلَّا ٱتِّبَاعَ ٱلظَّنِّۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينَۢا
Wa qaulihim innaa qatalnaal masiiha 'iisaabna maryama rasuulallahi wa maa qataluuhu wa maa shalabuuhu waa laakin syubbiha lahum wa innal-ladziina-akhtalafuu fiihi lafii syakkin minhu maa lahum bihii min 'ilmin ilaaattibaa'azh-zhanni wa maa qataluuhu yaqiinaa(n)
157. dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami sudah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah [378]", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang bertikai paham perihal (pembunuhan) Isa, betul-betul dalam keragu-raguan perihal yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai kepercayaan perihal siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) percaya bahwa yang mereka bunuh itu yakni Isa.
بَل رَّفَعَهُ ٱللَّهُ إِلَيۡهِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمٗا
Bal rafa'ahullahu ilaihi wa kaanallahu 'aziizan hakiimaa(n)
158. "Tetapi (yang sebenarnya), Allah sudah mengangkat Isa kepada-Nya [379]. Dan yakni Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
وَإِن مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ إِلَّا لَيُؤۡمِنَنَّ بِهِۦ قَبۡلَ مَوۡتِهِۦۖ وَيَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ يَكُونُ عَلَيۡهِمۡ شَهِيدٗا
Wa in min ahlil kitaabi illaa layu`minanna bihii qabla mautihi wa yaumal qiyaamati yakuunu 'alaihim syahiidaa(n)
159. "Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya [380]. Dan di hari final zaman nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka."
فَبِظُلۡمٍ مِّنَ ٱلَّذِينَ هَادُواْ حَرَّمۡنَا عَلَيۡهِمۡ طَيِّبَٰتٍ أُحِلَّتۡ لَهُمۡ وَبِصَدِّهِمۡ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ كَثِيرٗا
Fabizhulmin minal-ladziina haaduu harramnaa 'alaihim thayyibaatin uhillat lahum wa bishaddihim 'an sabiilillahi katsiiraa(n)
160. "Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak membatasi (manusia) dari jalan Allah,"
وَأَخۡذِهِمُ ٱلرِّبَوٰاْ وَقَدۡ نُهُواْ عَنۡهُ وَأَكۡلِهِمۡ أَمۡوَٰلَ ٱلنَّاسِ بِٱلۡبَٰطِلِۚ وَأَعۡتَدۡنَا لِلۡكَٰفِرِينَ مِنۡهُمۡ عَذَابًا أَلِيمٗا
Wa akhdzihimurribaa wa qad nuhuu 'anhu wa aklihim amwaalannaasi bil baathili wa a'tadnaa lilkaafiriina minhum 'adzaaban aliimaa(n)
161. "dan disebabkan mereka mengkonsumsi riba, padahal sesungguhnya mereka sudah tidak boleh daripadanya, dan karena mereka mengkonsumsi harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami sudah menawarkan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih."
لَّٰكِنِ ٱلرَّٰسِخُونَ فِي ٱلۡعِلۡمِ مِنۡهُمۡ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَۚ وَٱلۡمُقِيمِينَ ٱلصَّلَوٰةَۚ وَٱلۡمُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ أُوْلَٰٓئِكَ سَنُؤۡتِيهِمۡ أَجۡرًا عَظِيمًا
Lakinirraasikhuuna fiil 'ilmi minhum wal mu`minuuna yu`minuuna bimaa unzila ilaika wa maa unzila min qablika wal muqiimiinash-shalaata wal mu`tuunazzakaata wal mu`minuuna billahi wal yaumi-aakhiri uulaa-ika sanu`tiihim ajran 'azhiimaa(n)
162. "Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman terhadap apa yang sudah diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa yang sudah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman terhadap Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang mau Kami berikan terhadap mereka pahala yang besar."
إِنَّآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ كَمَآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ نُوحٍ وَٱلنَّبِيِّۧنَ مِنۢ بَعۡدِهِۦۚ وَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰٓ إِبۡرَٰهِيمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوبَ وَٱلۡأَسۡبَاطِ وَعِيسَىٰ وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَٰرُونَ وَسُلَيۡمَٰنَۚ وَءَاتَيۡنَا دَاوُۥدَ زَبُورٗا
Innaa auhainaa ilaika kamaa auhainaa ilaa nuuhin wannabiyyiina min ba'dihii wa auhainaa ilaa ibraahiima wa ismaa'iila wa ishaaqa wa ya'quuba wal asbaathi wa 'iisa wa ayyuuba wa yuunusa wa haaruuna wa sulaimaana wa aatainaa daawuda zabuuraa(n)
163. "Sesungguhnya Kami sudah menampilkan wahyu kepadamu sebagaimana Kami sudah menampilkan wahyu terhadap Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami sudah menampilkan wahyu (pula) terhadap Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur terhadap Daud."
وَرُسُلٗا قَدۡ قَصَصۡنَٰهُمۡ عَلَيۡكَ مِن قَبۡلُ وَرُسُلٗا لَّمۡ نَقۡصُصۡهُمۡ عَلَيۡكَۚ وَكَلَّمَ ٱللَّهُ مُوسَىٰ تَكۡلِيمٗا
Wa rusulan qad qashashnaahum 'alaika min qablu wa rusulan lam naqshushhum 'alaika wa kallamallahu muusaa takliimaa(n)
164. "Dan (Kami sudah mengutus) rasul-rasul yang sungguh sudah Kami kisahkan perihal mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan perihal mereka kepadamu. Dan Allah sudah mengatakan terhadap Musa dengan langsung [381]."
رُّسُلٗا مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى ٱللَّهِ حُجَّةُۢ بَعۡدَ ٱلرُّسُلِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمٗا
Rusulan mubasy-syiriina wa mundziriina li-allaa yakuuna li-nnaasi 'alallahi hujjatun ba'darrusuli wa kaanallahu 'aziizan hakiimaa(n)
165. "(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa gunjingan gembira dan pemberi perayaan mudah-mudahan agar tidak ada argumentasi bagi insan membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan yakni Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
لَّٰكِنِ ٱللَّهُ يَشۡهَدُ بِمَآ أَنزَلَ إِلَيۡكَۖ أَنزَلَهُۥ بِعِلۡمِهِۦۖ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ يَشۡهَدُونَۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًا
Lakinillahu yasyhadu bimaa anzala ilaika anzalahu bi'ilmihi wal malaa-ikatu yasyhaduuna wa kafaa billahi syahiidaa(n)
166. "(Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui Al Alquran yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya."
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَصَدُّواْ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ قَدۡ ضَلُّواْ ضَلَٰلَۢا بَعِيدًا
Innal-ladziina kafaruu wa shadduu 'an sabiilillahi qad dhalluu dhalaalan ba'iidaa(n)
167. "Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah, betul-betul sudah sesat sejauh-jauhnya."
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَظَلَمُواْ لَمۡ يَكُنِ ٱللَّهُ لِيَغۡفِرَ لَهُمۡ وَلَا لِيَهۡدِيَهُمۡ طَرِيقًا
Innal-ladziina kafaruu wa zhalamuu lam yakunillahu liyaghfira lahum wa laa liyahdiyahum thariiqaa(n)
168. "Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melaksanakan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menampilkan jalan terhadap mereka,"
إِلَّا طَرِيقَ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۚ وَكَانَ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٗا
Ilaa thariiqa jahannama khaalidiina fiihaa abadan wa kaana dzaalika 'alallahi yasiiraa(n)
169. "kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan yang demikian itu yakni gampang bagi Allah."
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَكُمُ ٱلرَّسُولُ بِٱلۡحَقِّ مِن رَّبِّكُمۡ فََٔامِنُواْ خَيۡرٗا لَّكُمۡۚ وَإِن تَكۡفُرُواْ فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمٗا
Yaa ayyuhaannaasu qad jaa-akumurrasuulu bil haqqi min rabbikum fa aaminuu khairan lakum wa in takfuruu fa-inna lillahi maa fiis-samaawaati wal ardhi wa kaanallahu 'aliiman hakiimaa(n)
170. "Wahai manusia, sesungguhnya sudah tiba Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan kalau kau kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah [382]. Dan yakni Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
يَٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ لَا تَغۡلُواْ فِي دِينِكُمۡ وَلَا تَقُولُواْ عَلَى ٱللَّهِ إِلَّا ٱلۡحَقَّۚ إِنَّمَا ٱلۡمَسِيحُ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ رَسُولُ ٱللَّهِ وَكَلِمَتُهُۥٓ أَلۡقَىٰهَآ إِلَىٰ مَرۡيَمَ وَرُوحٌ مِّنۡهُۖ فََٔامِنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦۖ وَلَا تَقُولُواْ ثَلَٰثَةٌۚ ٱنتَهُواْ خَيۡرٗا لَّكُمۡۚ إِنَّمَا ٱللَّهُ إِلَٰهٌ وَٰحِدٞۖ سُبۡحَٰنَهُۥٓ أَن يَكُونَ لَهُۥ وَلَدٞۘ لَّهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلٗا
Yaa ahlal kitaabi laa taghluu fii diinikum wa laa taquuluu 'alallahi ilaal haqqa innamaal masiihu 'iisaabnu maryama rasuulullahi wa kalimatuhuu alqaahaa ilaa maryama wa ruuhun minhu fa aaminuu billahi wa rusulihii wa laa taquuluu tsalaatsatun antahuu khairan lakum innamaallahu ilaahun waahidun subhaanahu an yakuuna lahuu waladun lahuu maa fiis-samaawaati wa maa fiil ardhi wa kafaa billahi wakiilaa(n)
171. "Wahai Ahli Kitab, janganlah kau melebihi batas dalam agamamu [383], dan janganlah kau menyampaikan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, yakni delegasi Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya [384] yang disampaikan-Nya terhadap Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya [385]. Maka berimanlah kau terhadap Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kau mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi yakni kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara."
لَّن يَسۡتَنكِفَ ٱلۡمَسِيحُ أَن يَكُونَ عَبۡدٗا لِّلَّهِ وَلَا ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ ٱلۡمُقَرَّبُونَۚ وَمَن يَسۡتَنكِفۡ عَنۡ عِبَادَتِهِۦ وَيَسۡتَكۡبِرۡ فَسَيَحۡشُرُهُمۡ إِلَيۡهِ جَمِيعٗا
Lan yastankifal masiihu an yakuuna 'abdal(n)-lillahi wa laal malaa-ikatul muqarrabuuna wa man yastankif 'an 'ibaadatihi wa yastakbir fasayahsyuruhum ilaihi jamii'aa(n)
172. "Al Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah) [386]. Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya, dan menyombongkan diri, nanti Allah akan menghimpun mereka semua kepada-Nya."
فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَيُوَفِّيهِمۡ أُجُورَهُمۡ وَيَزِيدُهُم مِّن فَضۡلِهِۦۖ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ ٱسۡتَنكَفُواْ وَٱسۡتَكۡبَرُواْ فَيُعَذِّبُهُمۡ عَذَابًا أَلِيمٗا وَلَا يَجِدُونَ لَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ وَلِيّٗا وَلَا نَصِيرٗا
Faammaal-ladziina aamanuu wa 'amiluush-shaalihaati fayuwaffiihim ujuurahum wa yaziiduhum min fadhlihi wa ammaal-ladziina-astankafuu waastakbaruu fayu'adz-dzibuhum 'adzaaban aliiman wa laa yajiduuna lahum min duunillahi waliyyan wa laa nashiiraa(n)
173. "Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan memperbesar untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain dari pada Allah."
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَكُم بُرۡهَٰنٌ مِّن رَّبِّكُمۡ وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكُمۡ نُورٗا مُّبِينٗا
Yaa ayyuhaannaasu qad jaa-akum burhaanun min rabbikum wa anzalnaa ilaikum nuuran mubiinaa(n)
174. "Hai manusia, sesungguhnya sudah tiba kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan sudah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran)."
فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَٱعۡتَصَمُواْ بِهِۦ فَسَيُدۡخِلُهُمۡ فِي رَحۡمَةٍ مِّنۡهُ وَفَضۡلٍ وَيَهۡدِيهِمۡ إِلَيۡهِ صِرَٰطٗا مُّسۡتَقِيمٗا
Fa ammaal-ladziina aamanuu billahi waa'tashamuu bihii fasayudkhiluhum fii rahmatin minhu wa fadhlin wa yahdiihim ilaihi shiraathan mustaqiimaa(n)
175. "Adapun orang-orang yang beriman terhadap Allah dan berpegang teguh terhadap (agama)-Nya tentu Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka terhadap jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya."
يَسۡتَفۡتُونَكَ قُلِ ٱللَّهُ يُفۡتِيكُمۡ فِي ٱلۡكَلَٰلَةِۚ إِنِ ٱمۡرُؤٌاْ هَلَكَ لَيۡسَ لَهُۥ وَلَدٌ وَلَهُۥٓ أُخۡتٌ فَلَهَا نِصۡفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ إِن لَّمۡ يَكُن لَّهَا وَلَدٞۚ فَإِن كَانَتَا ٱثۡنَتَيۡنِ فَلَهُمَا ٱلثُّلُثَانِ مِمَّا تَرَكَۚ وَإِن كَانُوٓاْ إِخۡوَةٗ رِّجَالٗا وَنِسَآءٗ فَلِلذَّكَرِ مِثۡلُ حَظِّ ٱلۡأُنثَيَيۡنِۗ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ أَن تَضِلُّواْۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمُۢ
Yastaftuunaka qulillahu yuftiikum fiil kalaalati iniimru'un halaka laisa lahuu waladun wa lahuu ukhtun falahaa nishfu maa taraka wa huwa yaritsuhaa in lam yakun lahaa waladun fa-in kaanataaatsnataini falahumaats-tsulutsaani mimmaa taraka wa in kaanuu ikhwatan rijaaalan wa nisaa-an fali-dzdzakari mitslu hazh-zhil untsayaini yubayyinullahu lakum an tadhilluu wallahu bikulli syai-in 'aliim(un)
176. Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) [387]. Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu perihal kalalah (yaitu): kalau seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai kerabat perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang pria mempusakai (seluruh harta kerabat perempuan), kalau ia tidak mempunyai anak; tetapi kalau kerabat perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan kalau mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, maka bahagian seorang kerabat pria sebanyak bahagian dua orang kerabat perempuan. Allah membuktikan (hukum ini) kepadamu, agar kau tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
Penjelasan :
[263]. Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin merupakan dari pecahan tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. menurut hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang sama yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.
[264]. Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya terhadap orang lain mereka mengucapkan nama Allah seumpama :As aluka billah artinya saya mengajukan pertanyaan atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
[265]. Berlaku adil merupakan perlakuan yang adil dalam meladeni isteri seumpama pakaian, tempat, giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriyah.
[266]. Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. Sebelum turun ayat ini poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh para Nabi sebelum Nabi Muhammad s.a.w. Ayat ini membatasi poligami hingga empat orang saja.
[267]. Pemberian itu merupakan maskawin yang besar kecilnya ditetapkan atas perjanjian kedua pihak, karena dukungan itu mesti dilakukan dengan ikhlas.
[268]. Orang yang belum tepat akalnya merupakan anak yatim yang belum balig atau orang dewasa yang tidak sanggup mengendalikan harta bendanya.
[269]. Yakni: mengadakan pengusutan terhadap mereka perihal keagamaan, usaha-usaha mereka, kelakuan dan lain-lain hingga dipahami bahwa anak itu sanggup dipercayai.
[270]. Kerabat di sini tujuannya : kerabat yang tidak mempunyai hak warisan dari harta benda pusaka.
[271]. Pemberian sekedarnya itu tidak boleh lebih dari sepertiga harta warisan.
[272]. Bagian pria dua kali pecahan perempuan yakni karena kewajiban pria lebih berat dari perempuan, seumpama kewajiban mengeluarkan duit maskawin dan memberi nafkah. (Lihat surat An Nisaa ayat 34).
[273]. Lebih dari dua tujuannya : dua atau lebih sesuai dengan yang diamalkan Nabi.
[274]. Memberi mudharat terhadap waris itu merupakan tindakan-tindakan seperti:a. Mewasiatkan lebih dari sepertiga harta pusaka.b. Berwasiat dengan maksud meminimalisir harta warisan. Sekalipun kurang dari sepertiga bila ada niat meminimalisir hak waris, juga tidak diperbolehkan.
[275]. Perbuatan keji: menurut jumhur mufassirin yang dimaksud perbuatan keji merupakan perbuatan zina, sedang menurut usulan yang lain merupakan segala perbuatan asusila seumpama : zina, homo sek dan yang sejenisnya. Menurut usulan Muslim dan Mujahid yang dimaksud dengan perbuatan keji merupakan musahaqah (homosek antara perempuan dengan wanita).
[276]. Menurut jumhur mufassirin jalan yang lain itu itu merupakan dengan turunnya ayat 2 surat An Nuur.
[277]. Maksudnya ialah:1. Orang yang berbuat maksiat dengan tidak mengenali bahwa perbuatan itu yakni maksiat kecuali kalau dipikirkan lebih dahulu.2. Orang yang durhaka terhadap Allah baik dengan sengaja atau tidak.3. Orang yang melaksanakan kejahatan karena kurang kesadaran karena sungguh murka atau karena dorongan hawa nafsu.
[278]. Ayat ini tidak menampilkan bahwa mewariskan perempuan tidak dengan jalan paksa dibolehkan. Menurut adat sebahagian Arab Jahiliyah apabila seorang meninggal dunia, maka anaknya yang tertua atau anggota keluarganya yang lain mewarisi janda itu. Janda tersebut boleh dikawini sendiri atau dikawinkan dengan orang lain yang maharnya diambil oleh pewaris atau tidak dibolehkan kawin lagi.
[279]. Maksudnya: berzina atau membangkang perintah.
[280]. Maksudnya ialah: menceraikan isteri yang tidak digemari dan kawin dengan isteri yang baru. Sekalipun ia menceraikan isteri yang usang itu bukan tujuan untuk kawin, tetapi meminta kembali pemberian-pemberian itu tidak dibolehkan.
[281]. Maksud ibu di sini merupakan ibu, nenek dan seterusnya ke atas. Dan yang dimaksud dengan anak perempuan merupakan anak perempuan, cucu perempuan dan seterusnya ke bawah, demikian juga yang lain-lainnya. Sedang yang dimaksud dengan anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu, menurut jumhur ulama tergolong juga anak tiri yang tidak dalam pemeliharaannya.
[282]. Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan bersama-samanya.
[283]. Ialah: selain dari macam-macam perempuan yang tersebut dalam surat An Nisaa' ayat 23 dan 24.
[284]. Ialah: menambah, meminimalisir atau tidak mengeluarkan duit sama sekali maskawin yang sudah ditetapkan.
[285]. Maksudnya: orang merdeka dan budak yang dikawininya itu yakni sama-sama keturunan Adam dan Hawa dan sama-sama beriman.
[286]. Yaitu dalam syari'at di antaranya boleh menikahi budak bila sudah cukup syarat-syaratnya.
[287]. Larangan membunuh diri sendiri meliputi juga larangan membunuh orang lain, alasannya membunuh orang lain memiliki arti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.
[288]. Lihat orang-orang yang tergolong jago waris dalam surat An Nisaa' ayat 11 dan 12.
[289]. Maksudnya: Tidak berlaku curang serta memelihara belakang layar dan harta suaminya.
[290]. Maksudnya: Allah sudah mengharuskan terhadap suami untuk mempergauli isterinya dengan baik.
[291]. Nusyuz: yakni meninggalkan kewajiban bersuami isteri. Nusyuz dari pihak isteri seumpama meninggalkan rumah tanpa izin suaminya.
[292]. Maksudnya: untuk memberi peljaran terhadap isteri yang dikhawatirkan pembangkangannya haruslah mula-mula diberi nasehat, bila usulan tidak berfaedah barulah dipisahkan dari wilayah tidur mereka, bila tidak berfaedah juga barulah dibolehkan menghantam mereka dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas. Bila cara pertama sudah ada keuntungannya janganlah dijalankan cara yang lain dan seterusnya.
[293]. Hakam merupakan juru pendamai.
[294]. Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, kekerabatan kekeluargaan, dan ada pula antara yang muslim dan yang bukan muslim.
[295]. Ibnus sabil merupakan orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kekurangan bekal. Termasuk juga anak yang tidak dipahami ibu bapaknya.
[296]. Maksudnya kafir terhadap lezat Allah, merupakan karena kikir, menyuruh orang lain berbuat kikir. Menyembunyikan karunia Allah memiliki arti tidak mensyukuri lezat Allah.
[297]. Riya merupakan melaksanakan sesuatu karena ingin dilihat dan disanjung orang.
[298]. Maksudnya: Allah tidak akan meminimalisir pahala orang-orang yang melaksanakan kebajikan meskipun sebesar zarrah, bahkan kalau dia berbuat baik pahalanya akan dilipat gandakan oleh Allah.
[299]. Seorang nabi menjadi saksi atas perbuatan tiap-tiap umatnya, apakah perbuatan itu sesuai dengan perintah dan larangan Allah atau tidak.
[300]. Maksudnya: mereka dikuburkan atau mereka hancur menjadi tanah.
[301]. Menurut sebahagian jago tafsir dalam ayat ini termuat juga larangan untuk bersembahyang bagi orang junub yang belum mandi.
[302]. Maksudnya: merubah arti kata-kata, wilayah atau memperbesar dan mengurangi.
[303]. Maksudnya mereka menyampaikan : Kami mendengar, sedang hati mereka mengatakan: Kami tidak mau menuruti.
[304]. Maksudnya mereka mengatakan: Dengarlah, tetapi hati mereka mengatakan: Mudah-mudahan kau tidak sanggup menyimak (tuli).
[305]. Raa 'ina berarti: sudilah kiranya kau memperhatikan kami. Di kala para teman dekat menghadapkan kata ini terhadap Rasulullah, orang Yahudipun memakai kata ini dengan digumam seakan-akan menyebut Raa'ina padahal yang mereka katakan ialah Ru'uunah yang memiliki arti kebodohan yang sangat, selaku ejekan terhadap Rasulullah. Itulah sebabnya Tuhan menyuruh agar sahabat-sahabat menukar perkataan Raa'ina dengan Unzhurna yang juga sama artinya dengan Raa'ina.
[306]. Menurut pada biasanya mufassirin, tujuannya merupakan merubah paras mereka kemudian diputar kebelakang selaku penghinaan.
[307]. Lihat surat Al Baqarah ayat 65 dan surat Al A'raaf ayat 163.
[308]. Yang dimaksud di sini merupakan orang-orang Yahudi dan Kristen yang menilai diri mereka bersih. Lihat surat Al Baqarah ayat 80 dan ayat 111 dan surat Al Maa-idah ayat 18.
[309]. Jibt dan thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah s.w.t.
[310]. Maksudnya: orang-orang yang tidak sanggup menampilkan kebaikan terhadap insan atau masyarakatnya, tidak sepatutnya ikut memegang jabatan dalam pemerintahan.
[311]. Yaitu: kenabian, Al Quran, dan kemenangan.
[312]. yang senantiasa memusuhi Nabi dan kaum Muslimin dan ada yang menyampaikan Abu Barzah seorang tukang tenung di masa Nabi. Termasuk Thaghut juga:1. Orang yang menentukan aturan secara curang menurut hawa nafsu.2. Berhala-berhala.
[313]. Ialah: berhakim terhadap selain Nabi Muhammad s.a.w.
[314]. Ialah: orang-orang yang amat teguh kepercayaannya terhadap kebenaran Rasul, dan inilah orang-orang yang dianugerahi lezat sebagaimana yang tersebut dalam surat Al Faatihah ayat 7.
[315]. Sangat merasa keberatan ikut pergi berperang.
[316]. Orang-orang mukmin yang memprioritaskan kehidupan alam abadi atas kehidupan dunia ini.
[317]. Orang-orang yang menampakkan dirinya beriman dan minta izin berperang sebelum ada perintah berperang.
[318]. Artinya pahala turut berperang tidak akan dikurangi sedikitpun.
[319]. Kemenangan dalam pertempuran atau rezki.
[320]. Pelajaran dan nasehat-nasehat yang diberikan.
[321]. Rasul tidak bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan mereka dan tidak menjamin mudah-mudahan mereka tidak berbuat kesalahan.
[322]. Ialah: tokoh-tokoh teman dekat dan para cendekiawan di antara mereka.
[323]. Menurut mufassirin yang lain tujuannya ialah: kalau suatu gunjingan perihal keselamatan dan panik itu disampaikan terhadap Rasul dan Ulil Amri, tentulah Rasul dan Ulil Amri yang jago sanggup menentukan kesimpulan (istimbat) dari gunjingan itu.
[324]. Perintah berperang itu mesti dilakukan oleh Nabi Muhammad s.a.w karena yang dibebani yakni diri dia sendiri. Ayat ini bermitra dengan keengganan sebagian besar orang Madinah untuk ikut berperang bareng Nabi ke Badar Shughra. Maka turunlah ayat ini yang menyuruh agar Nabi Muhammad s.a.w. pergi berperang meskipun sendirian saja.
[325]. Syafa'at yang bagus ialah: setiap sya'faat yang ditujukan untuk melindungi hak seorang muslim atau menghindarkannya dari sesuatu kemudharatan.
[326]. Syafa'at yang jelek merupakan kebalikan syafa'at yang baik.
[327]. Penghormatan dalam Islam ialah: dengan mengucapkan Assalamu'alaikum.
[328]. Maksudnya: golongan orang-orang mukmin yang membela orang-orang munafik dan golongan orang-orang mukmin yang memusuhi mereka.
[329]. Pengertian disesatkan Allah lihat no. [34].
[330]. Diriwayatkan bahwa beberapa orang Arab tiba terhadap Rasulullah s.a.w. di Madinah. Lalu mereka masuk Islam, kemudian mereka ditimpa demam Madinah, karena itu mereka kembali kafir kemudian mereka keluar dari Madinah. Kemudian mereka berjumpa dengan teman dekat Nabi, kemudian teman dekat menanyakan sebab-sebab mereka meninggalkan Madinah. Mereka membuktikan bahwa mereka ditimpa demam Madinah. Sahabat-sahabat berkata: Mengapa kau tidak mengambil contoh yang bagus dari Rasulullah? Sahabat-sahabat terbagi terhadap dua golongan dalam hal ini. Yang sebahagian beropini bahwa mereka sudah menjadi munafik, sedang yang sebahagian lagi beropini bahwa mereka masih Islam. Lalu turunlah ayat ini yang mencela kaum Muslimin karena menjadi dua golongan itu, dan menyuruh agar orang-orang Arab itu ditawan dan dibunuh, kalau mereka tidak berhijrah ke Madinah, karena mereka disamakan dengan kaum musyrikin yang lain
[331]. Ayat ini menjadi dasar aturan suaka.
[332]. Tidak memihak dan sudah mengadakan kekerabatan dengan kaum muslimin.
[333]. Maksudnya: menyerah.
[334]. Seperti: menembak burung terkena seorang mukmin.
[335]. Diat ialah pembayaran sejumlah harta karena sesuatu tindak kriminal terhadap sesuatu jiwa atau anggota badan.
[336]. Bersedekah di sini maksudnya: membebaskan si pembunuh dari pembayaran diat.
[337]. Maksudnya: tidak mempunyai hamba; tidak memperoleh hamba sahaya yang beriman atau tidak dapat membelinya untuk dimerdekakan. Menurut sebagian jago tafsir, puasa dua bulan berturut-turut itu yakni selaku ganti dari pembayaran diat dan memerdekakan hamba sahaya.
[338]. Dimaksud juga dengan orang yang mengucapkan kalimat: laa ilaaha illallah.
[339]. Maksudnya: orang itu belum faktual keislamannya oleh orang ramai kamupun demikian pula dahulu.
[340]. Maksudnya: yang tidak berperang karena uzur.
[341]. Maksudnya: yang tidak berperang tanpa alasan. Sebagian jago tafsir mengartikan qaa'idiin di sini sama dengan arti qaa'idiin pada no. [340].
[342]. Yang dimaksud dengan orang yang menganiaya diri sendiri di sini, merupakan orang-orang muslimin Mekah yang tidak mau hijrah bareng Nabi sedangkan mereka sanggup. Mereka ditindas dan dipaksa oleh orang-orang kafir ikut bareng mereka pergi ke perang Badar; akhirnya di antara mereka ada yang terbunuh dalam pertempuran itu.
[343]. Menurut usulan jumhur arti qashar di sini ialah: sembahyang yang empat rakaat dijadikan dua rakaat. Mengqashar di sini ada kalanya dengan meminimalisir jumlah rakaat dari 4 menjadi 2, yakni di waktu bepergian dalam kondisi kondusif dan ada kalanya dengan merenggangkan rukun-rukun dari yang 2 rakaat itu, yakni di waktu dalam perjalanan dalam kondisi khauf. Dan ada kalanya lagi merenggangkan rukun-rukun yang 4 rakaat dalam kondisi khauf di waktu hadhar.
[344]. Menurut jumhur mufassirin bila sudah selesai serakaat, maka tertuntaskan satu rakaat lagi sendiri, dan Nabi duduk menanti golongan yang kedua.
[345]. Yaitu rakaat yang pertama, sedang rakaat yang kedua mereka tuntaskan sendiri pula dan mereka mengakhiri sembahyang mereka bantu-membantu Nabi.
[346]. Cara sembahyang khauf seumpama tersebut pada ayat 102 ini dilakukan dalam kondisi yang masih mungkin mengerjakannya, bila kondisi tidak memungkinkan untuk mengerjakannya, maka sembahyang itu dijalankan sedapat-dapatnya, meskipun dengan mengucapkan tasbih saja.
[347]. Ayat ini dan beberapa ayat selanjutnya diturunkan bermitra dengan pencurian yang dilakukan Thu'mah dan ia menyembunyikan barang curian itu di rumah seorang Yahudi. Thu'mah tidak mengakui perbuatannya itu malah menuduh bahwa yang mencuri barang itu orang Yahudi. Hal ini diajukan oleh kerabat-kerabat Thu'mah terhadap Nabi s.a.w. dan mereka meminta mudah-mudahan Nabi membela Thu'mah dan menghukum orang-orang Yahudi, kendatipun mereka tahu bahwa yang mencuri barang itu merupakan Thu'mah, Nabi sendiri hampir-hampir membenarkan tuduhan Thu'mah dan kerabatnya itu terhadap orang Yahudi.
[348]. Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan.
[349]. Asal makna Inaatsan ialah wanita-wanita. Patung-patung berhala yang disembah Arab Jahiliyah itu biasanya diberi nama dengan nama-nama perempuan selaku Laata, al Uzza dan Manah. Dapat juga memiliki arti di sini orang-orang mati, benda-benda yang tidak berjenis dan benda-benda yang lemah.
[350]. Pada tiap-tiap insan ada persediaan untuk baik dan ada persediaan untuk jahat, syaitan akan memanfaatkan persediaan untuk jahat untuk mencelakakan manusia.
[351]. Menurut kepercayaan Arab Jahiliyah, binatang-binatang yang mau dipersembahkan terhadap patung-patung berhala, haruslah diiris telinganya lebih dahulu, dan hewan yang seumpama ini tidak boleh dikendarai dan tidak dipergunakan lagi, serta mesti dilepaskan saja.
[352]. Meubah ciptaan Allah sanggup berarti, merubah yang diciptakan Allah seumpama mengebiri binatang. Ada yang mengartikannya dengan meubah agama Allah.
[353]. Mu di sini ada yang mengartikan dengan kaum muslimin dan ada pula yang mengartikan kaum musyrikin. Maksudnya merupakan pahala di alam abadi bukanlah menuruti angan-angan dan impian mereka, tetapi sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama.
[354]. Lihat surat An Nisaa' ayat 2 dan 3
[355]. Maksudnya ialah: pusaka dan maskawin.
[356]. Menurut adat Arab Jahiliyah seorang wali berkuasa atas perempuan yatim yang dalam asuhannya dan berkuasa akan hartanya. Jika perempuan yatim itu manis dikawini dan diambil hartanya. Jika perempuan itu jelek rupanya, dihalanginya kawin dengan pria yang lain agar dia tetap sanggup menguasai hartanya. Kebiasaan di atas tidak boleh melakukannya oleh ayat ini.
[357]. Lihat arti nusyuz dalam no. [291]. Nusyuz dari pihak suami merupakan bersikap keras terhadap isterinya; tidak mau menggaulinya dan tidak mau menampilkan haknya.
[358]. Seperti isteri bersedia beberapa haknya dikurangi asal suaminya mau baik kembali.
[359]. Maksudnya: tabi'at insan itu tidak mau melepaskan sebahagian haknya terhadap orang lain dengan seikhlas hatinya, kendatipun demikian kalau isteri melepaskan sebahagian hak-haknya, maka boleh suami menerimanya.
[360]. Maksudnya: kekafiran kau itu tidak akan menghadirkan kemudharatan sedikitpun terhadap Allah, karena Allah tidak berkehendak kepadamu.
[361]. Maksudnya: orang yang tergugat atau yang terdakwa.
[362]. Maksudnya: di samping kekafirannya, ia merendahkan Islam pula.
[363]. Yaitu dengan jalan membukakan rahasia-rahasia orang mukmin dan menyodorkan hal ihwal mereka terhadap orang-orang kafir atau kalau mereka berperang di pihak orang mukmin mereka berperang dengan tidak sepenuh hati.
[364]. Maksudnya: Alah membiarkan mereka dalam legalisasi beriman, alasannya itu mereka dilayani selaku melayani para mukmin. Dalam pada itu Allah sudah menawarkan neraka buat mereka selaku pembalasan tipuan mereka itu.
[365]. Riya ialah: melaksanakan sesuatu amal tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari kebanggaan atau popularitas di masyarakat.
[366]. Maksudnya: mereka sembahyang hanyalah sekali-sekali saja, yakni bila mereka berada di hadapan orang.
[367]. Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau mengerti petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau mengerti apa sebabnya Allah memicu nyamuk selaku perumpamaan, maka mereka itu menjadi sesat.
[368]. Wali jamaknya auliyaa: memiliki arti teman dekat yang akrab, juga memiliki arti pelindung atau penolong.
[369]. Mengadakan perbaikan memiliki arti berbuat pekerjaan-pekerjaan yang bagus untuk menetralisir akibat-akibat yang jelek dan kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
[370]. Allah mensyukuri hamba-hamba-Nya: memberi pahala terhadap amal-amal hamba-hamba-Nya, mema'afkan kesalahannya, memperbesar nikmat-Nya.
[371]. Ucapan jelek selaku mencela orang, memaki, membuktikan keburukan-keburukan orang lain, menyinggung perasaan seseorang, dan sebagainya.
[372]. Maksudnya: orang yang teraniaya oleh mengemukakan terhadap hakim atau penguasa keburukan-keburukan orang yang menganiayanya.
[373]. Maksudnya: beriman terhadap Allah, tidak beriman terhadap rasul-rasul-Nya.
[374]. Anak sapi itu dibentuk mereka dari emas untuk disembah.
[375]. Yang dimaksud dengan pintu gerbang itu lihat pada surat Al Baqarah ayat 58 dan bersujud pada no. [54].
[376]. Hari Sabtu merupakan hari Sabbat yang khusus untuk ibadah orang Yahudi.
[377]. Tindakan-tindakan itu merupakan mengutuki mereka, mereka disambar petir, menjelmakan mereka menjadi kera, dan sebagainya.
[378]. Mereka menyebut Isa putera Maryam itu Rasul Allah merupakan selaku ejekan, karena mereka sendiri tidak mempercayai kerasulan Isa itu.
[379]. Ayat ini yakni selaku bantahan terhadap pikiran orang-orang Yahudi, bahwa mereka sudah membunuh Nabi Isa a.s.
[380]. Tiap-tiap orang Yahudi dan Kristen akan beriman terhadap Isa sebelum wafatnya, bahwa dia yakni Rasulullah, bukan anak Allah. Sebagian mufassirin beropini bahwa mereka mengimani hal itu sebelum wafat.
[381]. Allah mengatakan eksklusif dengan Nabi Musa a.s. merupakan spesialisasi Nabi Musa a.s., dan karena Nabi Musa a.s. disebut: Kalimullah sedang rasul-rasul yang lain mendapat wahyu dari Allah dengan perantaraan Jibril. Dalam pada itu Nabi Muhammad s.a.w. pernah mengatakan secara eksklusif dengan Allah pada malam hari di waktu mi'raj.
[382]. Allah yang mempunyai segala yang di langit dan di bumi tentunya tidak berkehendak terhadap siapapun karena itu tentunya kekafiranmu tidak akan menghadirkan kerugian sedikitpun kepada-Nya.
[383]. Maksudnya: janganlah kau menyampaikan Nabi Isa a.s. itu Allah, selaku yang dibilang oleh orang-orang Nasrani.
[384]. Maksudnya: membenarkan kedatangan seorang nabi yang diciptakan dengan kalimat kun (jadilah) tanpa bapak yakni nabi Isa a.s.
[385]. Disebut tiupan dari Allah karena tiupan itu berasal dari perintah Allah.
[386]. Yaitu malaikat yang berada di sekeliling Arsy seumpama Jibril, Mikail, Israfil dan malaikat-malaikat yang setingkat dengan mereka.
[387]. Kalalah ialah: seseorang mati yang tidak meninggalkan ayah dan anak.
Pada Surah An Nisa dimulai dengan perintah bertakwa dan menyatakan bahwa asal insan itu yakni satu, kemudian membuktikan hukum-hukum yang bermitra dengan anak yatim, rumah tangga, warisan, perempuan yang haram dinikahi serta hak dan kewajiban pria dan perempuan. Selanjutnya disebut perihal hukum-hukum perang serta pelajaran-pelajaran yang mesti diambil dari perang Badar dan Uhud. Pengutaraan aturan perang dan aturan keluarga dalam surat ini, merupakan hujjah-hujjah yang dikemukakan terhadap Ahli Kitabm yang mana hujjah-hujjah ini ditegaskan pada bahagian terakhir dari surat ini. Akhirnya surat ini ditutup dengan perintah terhadap para mukmin agar mereka bersabar, mengeratkan kekerabatan sesama insan dan bertakwa terhadap Allah, mudah-mudahan mendapat keberuntungan dunia akhirat.
Sumber Referensi Terjemahan :
Departemen Agama RI
0 Komentar untuk "Surah An Nisa Arab, Latin Dan Terjemahan"