Dasar Dan Tujuan Pendidikan Islam


A.    Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam
Dasar pendidikan Islam yaitu landasan utama dalam pelaksanaan pendidikan yang mengarahkan Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam

1.     Dasar Pendidikan Islam
Dasar pendidikan Islam yaitu landasan utama dalam pelaksanaan pendidikan yang mengarahkan kegiatan pendidikan. Dasar turut memilih arah dan langkah kegiatan pendidikan. Tanpa dasar itu, maka pendidikan tidak mempunyai arah dan tujuan yang hendak dicapai, sehingga proses pendidikan tidak sistematis, efektif dan efisien. Demikian juga halnya dengan pendidikan agama Islam, kegiatan pendidikan agama tentunya mempunyai dasar atau landasan yang memilih gerak langkah dan tujuan kegiatan pengembangan pendidikan.
Dasar utama pendidikan agama Islam yaitu bersumber pada Islam, yakni al-Qur’an dan Hadits. Keduanya merupakan sumber aturan sekaligus sebagai landasan pendidikan, lantaran dalam al-Qur’an dan hadits terdapat bahan serta pedoman pelaksanaan pendidikan. Oleh lantaran itu, al-Qur’an dan hadits merupakan dasar utama pengembangan pendidikan Islam. Hal ini senada dengan ungkapan Jalaluddin dan Usman Said bahwa : “Dasar pendidikan agama Islam yaitu identik dengan aliran Islam itu sendiri. Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu al-Qur’an dan hadits.”1
Pendapat ini diperkuat oleh Zakiah Darajat, dkk. bahwa “pendidikan Islam itu bersumber pada aliran Islam yang terdapat dalam al-Qur’an dan Sunnah Nabi.”2 Senada dengan hal ini, Omar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibany juga mengungkapkan bahwa,”….dasar ajaran-ajaran dan bimbingan-bimbingan pada segala bidang kehidupan yaitu kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya.”3
Berdasarkan beberapa pandangan di atas, jelaslah bahwa pendidikan agama Islam bersumber pada al-Qur’an dan hadits. Sehingga proses pendidikan dalam Islam tidak terlepas dari tuntunan al-Qur’an dan hadits sebagai sumber asasinya. Proses pendidikan berpegang kepada dua sumber itu yaitu pendidikan Islam, dan hal ini sekaligus membedakan antara corak pendidikan Islam dengan corak pendidikan dari pada umumnya.
Sebagai bukti bahwa al-Qur’an merupakan dasar pendidikan Islam, terlihat dalam salah satu ayatnya yang mendorong supaya insan menguasai ilmu pengetahuan melalui proses belajar. Ketika wahyu pertama diturunkan Islam dengan tegas mendorong umatnya untuk menguasai ilmu pengetahuan. Ketegasan ini bisa dilihat dari ayat pertama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, menyerupai yang terdapat dalam al-Qur’an surat al-‘Alaq ayat 1-5 sebagai berikut :
اقرأ باسم ربك الذى خلق (1) خلق الانسان من علق (2) اقرأ وربك الأكرم (3) الذى علم بالقلم (4) علم الانسان مالم يعلم (5) (العلق: 1-5)

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah membuat insan dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanlah yang paling pemurah. Yang mengajar insan dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada insan apa yang tidak diketahuinya. (al-'Alaq: 1-5)4
            Di dalam memahami ayat di atas dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan, Syech Muhammad Abduh menjelaskan bahwa “tidak didapat kata-kata yang lebih tepat daripada ayat ini di dalam menyatakan kepentingan membaca dan menulis ilmu pengetahuan dalam segala cabang dan bahagiannya. Juga dalam kaitannya dengan ayat ini ar-Rāzī menjelaskan bahwa Allah memerintahkan mencari ilmu pengetahuan dengan perantaraan qalam atau pena. Hal ini mengisyaratkan betapa pentingnya umat Islam untuk berguru dan menuntut ilmu pengetahuan.5
            Hadits juga merupakan dasar pendidikan Islam. Hal ini terbukti dalam salah satu hadits Nabi mengungkapkan bahwa menuntut ilmu itu yaitu wajib bagi setiap muslim. Perintah menuntut ilmu juga di dasarkan pada salah satu Hadits Nabi SAW sebagai berikut :
عن محمد بن سيرين, عن أنس بن مالك, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: طلب العلم فريضة على كل مسلم وواضع العلم عند غير اهله كمقلد الخنازير الجوهر واللؤ لؤ والذهب (رواه إبن ماجه)

Artinya : Dari Muhammad bin Sairin, dari Anas bin Malik berkata, bersabda Rasulullah SAW : “Menuntut ilmu yaitu perlu/wajib atas setiap muslim dan menempatkan ilmu pada tempatnya bagaikan mutiara, permata dan emas” (HR. Ibnu Mājah).6
            Dengan demikian aliran Islam menganjurkan umatnya menuntut ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat. Ajaran Islam menganggap menuntut ilmu sebagai hal yang wajib dilakukan sesuai kemampuan dan kemungkinan yang ada pada setiap individu. Pendidikan agama sangat penting dilaksanakan dalam rangka mewujudkan pembangunan insan seutuhnya. Pendidikan agama Islam penting dilaksanakan  dalam rangka pemahaman dan penghayatan  terhadap niali-nilai syari’at Islam dan semoga insan lebih mengenal agamanya.
2.     Tujuan Pendidikan Islam­­
Dalam pendidikan Islam, tujuan memegang peranan penting. Tanpa tujuan, maka kegiatan pendidikan terlaksana tanpa arah dan sasaran yang ingin dicapai. Tujuan pendidikan agama Islam sejalan dengan tujuan hidup insan yaitu untuk mengabdikan diri secara penuh kepada Allah SWT sebagai pencipta alam semesta, sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat - Żāriyāt ayat 56 berbunyi :
وما خلقت الجن و الإنس الآ ليعبدون (الزاريات: 56)
Artinya : Dan Aku tidak membuat jin dan insan melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”7 (QS. Aż – Zāriyāt : 56)
            Tujuan final dari pendidikan agama Islam yaitu semoga sanggup menjadi insan kamil untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, lantaran pendidikan agama tidak hanya mengajarkan pengetahuan agama dan melatih keterampilan dalam melakukan ibadah, akan tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Agama Islam bertujuan membentuk kepribadian anak yang sesuai dengan aliran agama.
            Muhammad Fadhil Al-Djamali, menyerupai dikutip oleh M. Arifin menyatakan bahwa :
Tujuan pendidikan Islam yaitu menanamkan makrifat (kesadaran) dalam diri insan terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah dan kesadaran selaku anggota masyarakat yang harus mempunyai tanggung jawab sosial terhadap training masyarakatnya serta menanamkan kemampuan insan untuk mengelola, memanfaatkan alam sekitar ciptaan Allah bagi kepentingan kesejahteraan insan dan kegiatan ibadahnya kepada khaliq pencipta alam itu sendiri.”8

Oleh lantaran Islam harus bisa membuat insan muslim yang arif pengetahuan tinggi, dimana doktrin dan taqwanya menjadi pengendali dalam menerapkan ilmu dalam masyarakat Indonesia sebagai negara berfilsafah Pancasila menetapkan tujuan pendidikan Nasional sebagai berikut :
Meningkatkan kualitas insan Indonesia yaitu insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, produktif, sehat jasmani dan rohani.9

            Dari uraian di atas nampaklah citra yang terang wacana sejauhmana tujuan pendidikan agama dalam membentuk kepribadian anak didik dalam rangka mencapai pendidikan nasional.
            Pada sisi lain pendidikan Islam mempunyai fungsi mendidik langsung muslim ke arah kesempurnaan sebagai salah satu upaya mengoptimalkan dedikasi diri kepada Allah. Pendidikan agama lebih menekankan pada pendidikan moral atau budbahasa untuk mewujudkan langsung muslim yang sempurna. Hal ini senada dengan ungkapan Athiyah Al-Abrasyi, bahwa : “Pembentukan moral yang tinggi yaitu fungsi utama dari pendidikan Islam”.10 Kendatipun ia lebih mengutamakan aspek moral, namun tentu saja tidak melupakan aspek-aspek penting lainnya.
Seperti sebelumnya ia menyampaikan :
“Pendidikan kecerdikan pekerti yaitu jiwa dari pendidikan Islam yang telah menyimpulkan bahwa pendidikan kecerdikan pekerti dan budbahasa yaitu salah satu fungsi pendidikan Islam. Tapi ini tidak berarti bahwa kita tidak mementingkan pendidikan jasmani, nalar atau ilmu, ataupun segi-segi mudah lainnya. Tetapi artinya ialah bahwa kita memperhatikan segi-segi pendidikan budbahasa menyerupai segi-segi lainnya.”11

            Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam yaitu terbentuknya hamba Allah yang bertaqwa dan mempunyai multi pengetahuan lewat pendidikan. Kemudian merealisasikan segala perintah Allah dan bertanggung jawab dalam melakukan seluruh aktivitasnya dengan tujuan kebahagian dunia dan akhirat.
            Melalui tujuan pendidikan ini sanggup ditingkatkan kualitas insan dalam membina relasi kepada Allah (Hablumminallāh) dan relasi sesama insan (Hablumminannās). Secara keseluruhan An-Nahlawy menjelaskan sikap Pendidikan Islam :
Pendidikan Islam bertujuan mendidik warga negara mukmin dan masyarakat muslim semoga sanggup merealisasikan ubudiyah kepada Islam semata. Dengan terealisasinya tujuan ini maka terlaksana pulalah segala keutamaan kehidupan sosial, menyerupai saling tolong menolong, bahu-membahu, menjamin dan mencintai. Disamping itu, pendidikan Islam menanamkan pada anak rasa kasih untuk erat dengan masyarakat bersandar kepadanya cenderung kepada tradisi dan merasa besar hati dengan umat. Semua itu ditanamkannya tanpa penyimpangan, kepatuhan secara membuta atau kehilangan tabiat diri kepribadian.12

            Berdasarkan uraian tersebut di atas jelaslah bahwa, pendidikan Islam memadukan secara seimbang antara pendidikan individual dengan pendidikan sosial, supaya salah satu diantara kedua belah pihak ini tidak saling meremehkan yang lain. Pendidikan individual akan membentuk pribadi-pribadi yang bertaqwa serta taat kepada segala perintah Allah SWT sedangkan pendidikan sosial berorientasi ke arah relasi antar sesama manusia. Terealisasinya pendidikan ini akan membawa umat ke arah kehidupan yang berbahagia dunia dan akhirat.
            Melalui pelaksanaan pendidikan Islam secara optimal akan terlihat fungsi pendidikan Islam dalam membentuk sikap muslim sejati yang sanggup meningkatkan dedikasi kepada Allah dan mengharmoniskan relasi sesama manusia. Peningkatan dedikasi kepada Allah serta relasi sesama insan sangat dipengaruhi oleh sikap yang sesuai dengan tuntutan dan tuntutan syari’at Islam. Oleh lantaran itu pendidikan agama sangat berfungsi memilih optimalisasi relasi kepada Allah dan relasi sesama manusia.




1 Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo, 1996), hal. 37.
2Zakiah Daradjat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN, 1981/1982), hal. 61.

3Omar Muhammad At-Toumy Asy-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,  1983), hal. 246.

4Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan terjemahannya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hal. 1079.

5Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amarullah), Tafsir Al-Azhar, Jilid 5, Cet. Ketiga,  (Surabaya: Pustaka Islam, 1983), hal. 196.


6Sunan Ibnu Majah, Ibnu Mājah, (Beirut Dār al-Fikr, 1995), hal. 87.

7Departemen Agama RI., Al-Qur’an…., hal. 862.


8M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Edisi I, Cet. III, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hal 133.

9Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum/GBPP Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Umum/Kejuruan, (Jakarta: Dirjen Bimbaga Islam, 1995/1996), hal. 1.

10Mohd. ‘Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Terjemahan Bustami A. Gani dan Djhsr Bahri), Cet. I, (Jakarta: Bulan Bintang , 1970), hal 136.

11Ibid, hal. 1.

12Abdurrahman An-Nahlawy, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Cet. II, (Bandung : Diponegoro, 1992), hal. 197.

Related : Dasar Dan Tujuan Pendidikan Islam

0 Komentar untuk "Dasar Dan Tujuan Pendidikan Islam"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close