A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan ialah proses secara sadar dalam membentuk anak didik untuk mencapai perkembangannya menuju kedewasaan jasmani maupun rohani, dan proses ini merupakan perjuangan pendidik membimbing anak didik dalam arti khusus contohnya memperlihatkan dorongan atau motivasi dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa. Dalam pendidikan motivasi merupakan salah satu faktor penunjang dalam menentukan intensitas perjuangan untuk berguru dan juga sanggup dipandang sebagai suatu perjuangan yang membawa anak didik ke arah pengalaman berguru sehingga sanggup menyebabkan tenaga dan acara siswa serta memusatkan perhatian siswa pada suatu waktu tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi bukan saja menggerakkan tingkah laris tetapi juga sanggup mengarahkan dan memperkuat tingkah laku. Siswa yang mempunyai motivasi dalam pembelajarannya akan memperlihatkan minat, semangat dan ketekunan yang tinggi dalam belajarnya, tanpa banyak bergantung kepada guru.
Guru ialah “seseorang yang profesinya mengajar orang lain”[1]. Guru merupakan aspek terpenting dalam berlangsungnya suatu proses berguru mengajar dalam suatu pendidikan. “Peranan guru dalam proses berguru menagajar sangat banyak antara lain: guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, suprevisor, motivator dan konselor”[2]. Dengan kata lain seorang guru ialah seorang pendidik yang membimbing anak didiknya dalam suatu proses pendidikan.
Dalam pendidikan motivasi merupakan salah satu faktor penunjang dalam menentukan intensitas perjuangan untuk berguru dan juga sanggup dipandang sebagai suatu perjuangan yang membawa anak didik kearah pengalaman berguru sehingga sanggup menyebabkan tenaga dan acara siswa serta memusatkan perhatian siswa pada suatu waktu tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi bukan saja mengerakan tingkah laris tetapi juga sanggup mengarahkan dan memperkuat tingkah laku. Siswa yang mempunyai motivasi dalam pembelajarannya akan mengambarkan minat, semangat, dan ketekunan yang tinggi dalam belajar, tanpa banyak bergantung kepada guru.
Motivasi berguru ialah “faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang, dan semangat untuk berguru sehingga proses berguru sanggup berhasil sescara optimal”[3]. Sehubungan dengan pengertian motivasi belajar, jikalau dikaitkan dengan masa kanak-kanak yaitu, masa kanak-kanak merupakan masa pengenalan hal-hal baru, masa bermain dan masa bersifat kemanjamanjaan, tetapi pada dikala ini masa-masa ibarat itu telah ditampung dalam suatu forum pendidikan baik forum pendidikan formal maupun non formal.
Sehingga disini tugas guru fiqih dalam mengemas dan memberikan materi berguru sangat penting semoga belum dewasa tidak merasa jenuh ketika belajar. Dan motivasi dari seorang guru pun sangat kuat besar pada anak, dilihat dari padatnya kegiatan berguru belum dewasa yang kalau dilihat mereka masih sangat dini untuk mendapatkan semua proses berguru tersebut, dan penulis lebih menfokuskan pada SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen alasannya ialah sekolah ini menampung belum dewasa yang masih duduk di dingklik sekolah dasar.
Penulis menentukan guru fiqih alasannya ialah dari penyampaian materinya, guru fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen selalu menanamkan pentingnya ibadah pada diri belum dewasa melalui pelajaran fiqih. Sehingga seiring dengan penanaman nilai-nilai ibadah melalui pelajaran fiqih, guru dan siswa semakin bersahabat relasi batiniyyahnya, dan dalam proses penanaman nilai tersebut guru fiqih juga memperlihatkan motivasi-motivasi pada siswa semoga lebih ulet dan rajin dalam beribadah.
Keberhasilan pembelajaran fiqih sanggup diukur dari keberhasilan yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.Keberhasilan itu sanggup dilihat dari tingkat pemahaman,penguasaan materi,serta prestasi berguru siswa, semakin tinggi pemahaman penguasaan materi serta prestasi berguru maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Dari hasil pengamatan pengajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen ditemukan beberapa kelemahan di antaranya ialah prestasi berguru Fiqih yang dicapai siswa masih rendah.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Peran Guru Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Murid Bidang Studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen.”
B. Rumusan Masalah
Rumusan duduk kasus dalam penulisan ajuan skripsi ini ialah sebagai berikut:
1. Apa saja usaha-usaha guru fiqih dalam meningkatkan motivasi berguru Bidang Studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen?
2. Apa saja metode yang dipakai guru fiqih dalam meningkatkan motivasi berguru Bidang Studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam penggunaan metode yang di gunakan guru fiqih dalam meningkatkan motivasi berguru Bidang Studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen?
C. Penjelasan Istilah
Istilah yang terdapat dalam judul ajuan skripsi ini yang perlu penulis jelaskan ialah sebagai berikut:
1. Peran
Peran dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan dengan “sesuatu yang menjadi bab atau memegang pimpinan utama dalam terjadi sesuatu peristiwa”.[4] Adapun tugas yang penulis maksudkan dalam pembahasan skripsi ini andil yang diberikan guru dalam memotivasi siswa dalam belajar.
2. Guru Agama Islam
Guru dalam kamus besar bahasa indonesia ialah “orang yang kerjanya mengajar”.[5] Guru dalam konteks ilmu pendidikan islam disebut dengan istilah murabbi, muallim dan muaddib. Pengetian murabbi berdasarkan Ahmad Tafsir lafad tarbiyah terdiri dari empat unsur, yaitu: “menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa, menyebarkan seluruh potensi, mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kesempurnaan dan melaksanakan secara bertahap”.[6]
Guru agama Islam adalah “pendidik yang mempunyai tanggung jawab sebagai guru agama dalam membentuk kepribadian anak didik, serta bisa beribadah kepada Allah”[7]. Kaitannya dengan judul di atas ialah bahwa guru agama merupakan guru yang mengajar dan mendidik siswa di sekolah pada mata pelajaran fiqih.
3. Meningkatkan
“Berasal dari kata tingkat yang berarti menaikkan (derajat, taraf) mempertinggi, memperhebat menerima awalan “me” dan akhiran “an” yang mengandung arti perjuangan untuk menuju yang lebih baik”[8].
4. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan “kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu”[9], Motivasi atau motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melaksanakan sesuatu. Atau ibarat dikatakan oleh Sartain dalam bukunya “Psychology Understanding of Human Behavior”, “motif ialah suatu pernyataan yang kompleks didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laris atau perbuatan ke suatu tujuan”[10]. Sedangkan berguru diartikan “sebagai proses perubahan sikap seseorang sesudah mempelajari suatu objek (pengetahuan, sikap atau ketrampilan) tertentu”[11].
Setelah penulis menguraikan defenisikan motivasi dalam belajar, maka sanggup diambil pengertian bahwa yang dimaksud dengan motivasi berguru ialah suatu daya upaya aktivis atau membangkitkan serta mengarahkan semangat individu untuk melaksanakan perbuatan belajar.
5. Murid
Murid ialah “siswa (terutama pada sekolah dasar dan menengah)”[12]. A. Syafi’i Karim memperjelas pengertian fikih “sebagai ilmu yang mempelajari syari’at Islam yang bersifat mudah yang bersumber pada dalil-dalil yang terinci dalam ilmu tersebut”[13]. Berdasarkan pada pengertian di atas, sanggup dikatakan bahwa murid merupakan semua orang yang belajar, baik pada forum pendidikan secara formal maupun forum pendidikan non formal.
6. Bidang Studi Fiqih
Fikih, secara bahasa mempunyai artai “tahu atau paham”[14]. Secara terminologi Fiqih ialah “ilmu yang mempelajari hukum-hukum syara’ secara mudah yang digali dari dalil-dalil yang terperinci”.[15] Sedangkan Fiqih yang penulis maksud di sini ialah salah satu mata pelajaran kelompok pendidikan agama yang menjadi ciri khas Islam pada SD khususnya SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen yang di dalamnya memuat pedoman agama Islam, baik berupa ibadah, mu’amalah melalui kegiatan pembelajaran.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penulisan ajuan skripsi ini ialah sebagi berikut:
1. Untuk mengetahui usaha-usaha guru fiqih dalam meningkatkan motivasi berguru Bidang Studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen.
2. Untuk mengetahui metode yang dipakai guru fiqih dalam meningkatkan motivasi berguru Bidang Studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penggunaan metode yang di gunakan guru fiqih dalam meningkatkan motivasi berguru Bidang Studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen.
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian penulisan ajuan skripsi ini ialah sebagi berikut:
Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum sanggup menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai peran guru agama Islam dalam meningkatkan motivasi berguru murid bidang studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen. Selain itu hasil pembahasan ini sanggup di jadikan materi kajian bidang study pendidikan.
Hasil pembahasan ini sanggup memperlihatkan arti dan niliai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan peran guru agama Islam dalam meningkatkan motivasi berguru murid bidang studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan sanggup menjadi embel-embel rujukan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
F. Landasan Teori
1. Motivasi
Pendidikan ialah perjuangan sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya insan melalui kegiatan pengajaran. Salah satu faktor dari dalam diri yang menentukan berhasil tidaknya dalam proses berguru mengajar ialah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya aktivis di dalam diri yang menyebabkan kegiatan belajar,yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar. Motivasi berguru ialah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal alasannya ialah kurang adanya motivasi dalam belajarnya.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses berguru mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi berguru dari siswa sangat dibutuhkan guna memelihara dan meningkatkan semangat berguru siswa. Bagi siswa motivasi berguru sanggup menumbuhkan semangat berguru sehingga siswa terdorong untuk melaksanakan perbuatan belajar. Siswa melaksanakan acara berguru dengan bahagia alasannya ialah didorong motivasi. Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang sanggup mempengaruhi berguru ialah faktor metode pembelajaran.
Selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan pembelajaran ialah guru. Guru sebagai pengajar yang memperlihatkan ilmu pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan tugas tersebut seorang guru dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa. Seorang guru dalam memberikan materi perlu menentukan metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan.
2. Fiqih
Pelajaran Fiqih di arahkan untuk mengantarkan akseptor didik sanggup memahami pokok-pokok aturan Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk di aplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yag selalu taat menjalankan syariat islam secara kaffah (sempurna). Tujuan merupakan standar perjuangan yang sanggup ditentukan, serta mengarahkan perjuangan yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain. Di samping itu, tujuan sanggup membatasi ruang gerak usaha, semoga kegiatan sanggup terfokus pada apa yang dicita-citakan, dan yang terpenting lagi ialah sanggup memberi penilaian atau penilaian pada usaha-usaha pendidikan.[16] Tujuan pembelajaran fikih merupakan sanggup dijelaskan sebagai berikut:
a) Memberikan bekal kemampuan dasar kepada warga berguru untuk menyebarkan kehidupan sebagai:
1) Pribadi muslim yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia
2) Warga negara yang berkepribadian, percaya kepada diri sendiri, sehat jasmani dan rohaninya
b) Membina warga berguru semoga mempunyai pengalaman, pengetahuan, ketrampilan beribadah, dan sikap terpuji yang berkhasiat bagi pengembangan pribadinya.
c) Mempersiapkan warga negara berguru untuk mengikuti pendidikanlanjutan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.[17]
G. Kajian Terdahulu
Nama: Mursalain Nim: A. 273384/2334 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2011 dengan judul dengan judul skripsi Strategi Pembelajaran Fiqih Pada Dayah Darul Aman Al-Aziziah Meunasah Krueng Kecamatan Peudada metode yang dipakai dalam penelitiannya ialah metode fiel reserch dengan kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi pembelajaran Fiqih pada Dayah Darul Aman Al-Aziziah Meunasah Krueng Kecamatan Peudada ialah seni administrasi yang lebih tepat dengan materi pembelajaran, ibarat pendekatan pengalaman, pembiasaan, emosional dan pendekatan rasional, namun kenyataannya guru Fiqih pada Dayah darul Aman Al-Ziziyah Meunasah Krueng Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen belum tepat menerapkannya.
2. Kendala-kendala dalam pembelajaran Fiqih pada Dayah Darul Aman Al-Aziziah Meunasah Krueng Kecamatan Peudada ialah Guru terdapat kesibukan lain di luar Dayah, banyak pelajaran yang wajib dihafal oleh santri, sehingga sulitnya membagi waktu untuk mengulang pelajaran Dayah, kurang memadainya asrama untuk santri, sehingga ada empat ruangan asrama yang harus ditempati santri. Sehingga kenyamanannya jauh dari harapan, persediaan buku dan kitab-kitab tidak ada, sehingga segala kebutuhannya harus dibeli sendiri, sarana dan prasarana yang ada masih sangat minim, tidak sebagaimana yang diharapkan, alasannya ialah perbandingan keadaan fasilitasnya tidak sesuai dengan jumlah santrinya.
3. Tingkat keberhasilan santri dalam pembelajaran Fiqih pada Dayah Darul Aman Al-Aziziah Meunasah Krueng Kecamatan Peudada ialah Dayah tersebut belum mencapai keberhasilan yang signifikan, alasannya ialah Dayah Darul Aman Al-Aziziah Meunasah Krueng Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen merupakan salah satu Dayah tradisional.
H. Metodelogi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini ialah SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen, sedangkan permasalahan yang diteliti ialah tugas guru agama Islam dalam meningkatkan motivasi berguru murid bidang studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen.
2. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini ialah Penelitian Lapangan (field research), yaitu penelitian dilakukan dengan cara penulis terjun langsung ke lokasi (objek) penelitian yaitu SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen untuk mendapatkan data yang penulis perlukan yaitu data perihal tugas guru agama Islam dalam meningkatkan motivasi berguru murid bidang studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen.
3. Metode Penelitian
Metode yang penulis dipakai dalam penulisan ini ialah penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif serta memakai pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah: “suatu pendekatan penelitian yang diarahkan dalam memahami fenomena sosial dari perpektif partisipan, serta memakai seni administrasi multi metode, dengan metode utama interview, observasi, dan studi dokumenter, dalam pelaksanaan penelitian peneliti menyatu dengan situasi yang di teliti”.[18] Penelitan kualitatif berlangsung secara natural, data yang di kumpulkan dari orang-orang yang terlibat dalam tingkah laris alamiah, hasil penelitian kulitatif berupa deskripsi analisis.
4. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini ialah sebagai berikut:
NO | Ruang Lingkup Penelitian | Hasil Yang diharapkan |
1 | Usaha-usaha guru fiqih dalam meningkatkan motivasi berguru Bidang Studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen | a) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir, b) Menginformasikan perihal kekuatan perjuangan berguru yang dibandingkan dengan teman sebaya, c) Mengarahkan kegiatan belajar, d) Membesarkan semangat belajar, |
2 | Metode yang dipakai guru fiqih dalam meningkatkan motivasi berguru Bidang Studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen | a) Memberikan reward atau hadiah b) Memberikan nilai secara objektif, c) Mengajar dengan memakai pembelajaran yang komunikatif dan kreatif d) Memberikan kesempatan siswa untuk memperbaiki kesalahan |
3 | Faktor pendukung dan penghambat dalam penggunaan metode yang di gunakan guru fiqih dalam meningkatkan motivasi berguru Bidang Studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen | a) Guru b) Siswa c) Media Pembelajaran |
5. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini ialah guru SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen. Jumlah guru keseluruhan yang mengajar pada SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen sebanyak 20 Orang. Sedangkan jumlah siswa sebanyak 186 Orang. Adapun jumlah guru yang mengajar mata pelajarn Fiqih 2 orang yang terdiri dari kelas I, II, III, IV, V, VI.
6. Sumber Data
1) Data primer ialah “sumber data yang eksklusif dan segera diperoleh dari sumber data dan penyelidik untuk tujuan penelitian”.[19]. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah
a) Kepala Sekolah
b) Guru
2) Data skunder yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer tersebut yaitu buku:
a) Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Cet. VIII; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009
b) Buchari Alma, et al., Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampail Mengajar, Bandung: Alfabeta, 2009.
c) Basuki & Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: STAIN PoPress, 2007.
d) Sardiman. AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, Raja Grafindo, Persada, 2007
e) Ngalim Purwanto, Psikologi Pindidikan , Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999.
f) Hamzah B, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
g) Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Cet. 6, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
7. Tehnik Pengumpulan Data
Menurut Nazir pengumpulan data ialah mekanisme yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.[20] Karena penelitian ini merupakan penelitian lapangan yaitu eksklusif terjun ke lokasi penelitian, sesuai dengan pendapat tersebut untuk mendapatkan data dan isu yang akurat demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini, dilakukan pengumpulan data dengan memakai teknik, yaitu field research (penelitian lapangan) merupakan suatu metode pengumpulan data dengan memakai penelitian eksklusif ke lapangan untuk memperoleh isu dan data-data dari objek penelitian, melalui penelitian ini akan dilaksanakan sebaik mungkin untuk memperoleh data yang valid.
Pelaksanaan penelitian ini juga dikumpulkan data dengan memakai teknik sebagai berikut:
a. Observasi partisipasi, yaitu penelitian yang mengadakan pengamatan secara lagsung melibatkan dari dalam kegiatan yang dijadikan sebagai subjek penelitian.
b. Interview (wawancara) ialah dengan cara berkomunikasi eksklusif dengan orang-orang yang dijadikan objek penelitian.
c. Dokumentasi yaitu untuk memperoleh data-data perihal keadaan guru dan siswa pada SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen.
8. Tehnik Analisa Data
Untuk menganalisis data dan menginterpretasikan data tersebut berdasarkan Nasution sanggup dilakukan 3 tahapan yaitu:
1. Tahap Reduksi
Tahap ini hal yang dilakukan ialah menelaah seluruh data yang telah terhimpun dari lapangan, sehingga sanggup ditemukan hal-hal pokok dari objek yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulka data atau isu dari catatan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi untuk mencari nilai inti atau pokok-pokok yang dianggap penting dari setiap aspek yang diteliti.
2. Tahap Display
Tahap ini dilakukan ialah untuk merangkul data temuan data temuan dalam penelitian ini yang di susun secara sistematis untuk mengetahui perihal hal yang diteliti di lapangan, sehingga melalui display data sanggup memudahkan bagi peneliti untuk menginterpretasikan terhadap data yang terkumpul.
3. Tahap Verifikasi
Nasution mengemukakan: “tahap ini dilakukan untuk mengadakan pengkajian terhadap kesimpulan yang telah diambil dengan data perbandingan dari teori yang relevan. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kebenaran hasil analisa, sehingga melahirkan kesimpulan yang sanggup dipercaya”[21].
Nana Syaodih Sukmadinata mengemukakan: “Penelitian sanggup diverifikasi, dalam arti dikonfirmasikan, direvisi dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda. Verifikasi dalam penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif”[22]. Penelitian kualitatif memberikan interpretasi deskriptif , verifikasi berupa perluasan, pengembangan tetapi bukan pengulangan. Verifikasi juga bermakna memperlihatkan pinjaman kepada ilmu atau studi lain. Semua data yang terkumpul dari responden diolah dalam bentuk uraian-uraian perihal apa yang didapatkan di lokasi penelitian.
Tehnik penulisan dalam skripsi ini penulis berpedoman pada Buku Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Peusangan Bireuen Aceh tahun 2014. Mengenai terjemahan ayat Al-Qur’an, penulis mengambil Buku Lajnah Pentashihan Mushaf Al- Qur’an Kementrian agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Perkata, penerbit CV. Kalim, Jakarta Tahun 2010.
I. Garis Besar Isi Proposal Skripsi
Garis besar dalam penulisan proposal skripsi ini ialah sebagai berikut :
Bab satu terdapat pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, klarifikasi istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, Landasan Teori, Kajian terdahulu, metode penelitian dan garis besar isi ajuan skripsi.
J. DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Cet. 6, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Anton Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, t.th.
Basuki & Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: STAIN PoPress, 2007.
Hamzah B, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Lexy J. .Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya, 2005.
Mahmud, Psikologi Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, 2010.
Mukhtar Yahya dan Farhurrahman, Dasar-dasar Pembinaan Hukum Fiqh Islam, Cet IV, Bandung: Al-Ma’arif, 1987.
Ngalim Purwanto, Psikologi Pindidikan , Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999.
Nazir, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Rajawali Press, 1999.
Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. III, Bandung: Jemmars, 2000.
Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. VIII, Jakarta: Balai Pustaka, 1985.
Syafi’i Karim, Fiqh Ushul Fiqh, Bandung: Pustaka Setia, 1997.
Sardiman. AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, Raja Grafindo, Persada, 2007.
Tim Penyusun Kamus pelatihan dan pengembangan bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Islam, Yogyakarta: Pustaka Aksara, 2003.
T.M. Hasbi ash-Shiddieq, Pengantar Ilmu Fiqh, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997.
Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, Bandung: Angkasa, 1987.
WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. 3, Jakarta: Balai Pustaka, 2006.
Zakiah Drajat, Ilmu pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1992.
[2] Basuki & Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: STAIN Po Press, 2007), hal.104.
[4]Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. VIII, (Jakarta: Balai Pustaka, 1985), hal. 735.
[6] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Cet. 6, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 29.
[8] WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), hal. 1280-1281.
[9] Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 71.
[11] Hamzah B, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 15.
[12] Tim Penyusun Kamus pelatihan dan pengembangan bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Aksara, 2003), hal. 849.
[13] A. Syafi’i Karim, Fiqh Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hal. 11.
[15]Mukhtar Yahya dan Farhurrahman, Dasar-dasar Pembinaan Hukum Fiqh Islam, Cet IV, (Bandung: Al-Ma’arif, 1987), hal. 15.
[18] Lexy J. .Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2005), hal. 6.
[19] Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, (Bandung: Angkasa, 1987), hal. 163.
[20] Nazir, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Press, 1999), hal. 127.
[21] Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. III, (Bandung: Jemmars, 2000), hal. 190.
[22] Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 8.
0 Komentar untuk "Peran Guru Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Mencar Ilmu Murid Bidang Studi Fiqih"