JUDUL : Peningkatan Kualitas Pembelajaran
A. VARIABEL PEMBELAJARAN DIKELAS
Sebelum mengajar, seorang pengajar hendaknya melaksanakan beberapa perencanaan. Dimana setiap melaksanakan perencanaan pembelajaran akan melibatkan beberapa variabel pembelajaran. Setiap andal memperlihatkan pandangan yang berbeda perihal variabel pembelajaran apa saja yang harus dipersiapkan oleh seorang guru sebelum melaksanakan pembelajaran. Adapun ahli-ahli tersebut antara lain :
Simon (Uno, 2006) mengklasifikasikan variabel-variabel pembelajaran (disebut sebagai komponen utama dari ilmu merancang – a design science) menjadi 3, yaitu :
1) Alternative goals or requirements
2) Possibilities for action
3) Fixed parameters or constrains
Glaser (Uno, 2006) menyebut empat components of a psyhology of instruction, yaitu:
1) Analisis isi bidang studi
2) Diagnosis kemampuan awal siswa
3) Proses pembelajaran
4) Pengukuran hasil berguru
Reigeluth (Uno, 2006), pada mulanya, memperkenalkan empat variabel yang menjadi titik perhatian ilmuwan pembelajaran, yaitu :
1) Kondisi pembelajaran, meliputi antara lain : karakteristik siswa, karakteristik lingkungan pembelajaran dan tujuan instruktional
2) Bidang studi, meliputi antara lain : karakterisik isi/tugas
3) Strategi pembelajaran, meliputi antara lain : taktik penyajian isi bidang studi, penstrukturan si bidang studi, dan pengelolaan pembelajaran
4) Hasil pembelajaran, meliputi semua imbas yang dihasilkan dari pembelajaran, apakah itu dari siswa, forum termasuk juga pada masyarakat.
Reigeluth dan Merril (Uno, 2006) memodifikasi variabel-variabel pembelajaran yang semula 4 empat variabel menjadi tiga variabel, yaitu :
1) Variabel kondisi pembelajaran, yaitu faktor yang menghipnotis metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Variabel ini berinteraksi dengan metode pembelajaran dan hakikatnya tidak sanggup dimanipulasi.
2) Variabel metode pembelajaran, yaitu cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda.
3) Variabel hasil pembelajaran, yaitu semua imbas yang sanggup dijadikan sebagai indikator perihal nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda. Hasil pembelajaran biasa berupa hasil faktual (actual outcomes) dan hasil yang diinginkan (desired outcomes). Actual outcomes yaitu hasil yang faktual dicapai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi tertentu. Adapun desired outcomes, yakni tujuan yang ingin dicapai, yang sering menghipnotis keputusan perancang pembelajaran dalam melaksanakan pilihan metode yang sebaiknya digunakan.
B. KARAKTERISTIK SEKOLAH YANG EFEKTIF
Beberapa identifikasi karakteristik sekolah efektif terbagi menjadi tiga kelompok yaitu input, proses dan output. Seperti dalam sistem info administrasi yang menekankan pada proses, dalam kelompok karakteristik sekolah efektif juga menekan pada proses pendidikan. Input pendidikan yaitu karakteristik pertama sekolah yang efekfif harus mempunyai kebijakan, tujuan dan target mutu yang terang menyerupai pada paragraph pertama yaitu mempunyai visi dan misi yang jelas. Kemudian sumber daya yang tersedia harus siap dari kepala sekolah, guru, dan karyawan. Lalu mempunyai akomodasi yang memadai menyerupai buku, dan sarana yang lainya. Dan yang ter final dalam karakteristik input yaitu fokus pada siswa supaya mempunyai impian prestasi yang tinggi.
Kemudian kelompok karakteristik sekolah efektif yang kedua yaitu proses yang paling di tekankan dalam pendidikan. Sekolah yang efektif pada umumnya mempunyai sejumlah karakteristik proses sebagai berikut. Yang petama mempunyai proses berguru mengajar yang efektivitasnya tinggi yang menekankan pemberdayaan penerima didik. Lalu mempunyai kepemimpinan sokolah yang kuat, lingkungan sekolah yang kondusif dan tertib, kemuadian karakteristik proses harus mempunyai pengelolaan tenaga pendidikan yang efektif.
Tidak hanya itu dalam karakteristik proses sokolah yang efektif harus mempunyai kerjasama yang kompak, cerdas dan dinamis. Kemudian sekolah bersifat terbuka atau transparan dalam proses manajemen, sekolah juga mempunyai kemauan untuk berubah dalam hal ini menjadi lebih baik lagi. Sekolah juga mempunyai komunikasi yang baik dan akuntabilitas atau pertanggung balasan terhadap jadwal yang di jalankan. Dan karakteristik proses yang terakhir yaitu sekolah harus melaksanakan penilaian dan perbaikan secara berkelanjutan.
C. PENDEKATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
1) Individual
Pendekatan individual merupakan pendekatan eksklusif dilakukan guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut. Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melaksanakan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan berguru anak lebih gampang dipecahkan dengan memakai pendekatan individual, walaupun suatu ketika pendekatan kelompok diperlukan.
2) Pendekatan kelompok.
Pendekatan kelompok memang suatu waktu dibutuhkan dan pelu dipakai untuk membina dan membuatkan perilaku sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik yaitu sejenis makhluk homo secius, yakni makhluk yang berkecendrungan untuk hidup bersama. Dengan pendekatan kelompok, diharapkan sanggup ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina perilaku kesetiakawanan sosial dikelas. Tentu saja perilaku ini pada hal-hal yang baik saja. Mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, menyerupai ekosistem dalam mata rantai kehidupansemua makhluk hidup di dunia. Tidak ada makhluk hidup yang terus menerus bangun sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, eksklusif atau tidak langsung, disadari atau tidak, makhluk lain itu ikut ambil bab dalam kehidupan makhluk tertentu.
D. METODE PENGEMBANGAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
Evaluasi merupakan salah satu rangkaian yang harus dilaksanakan dalam suatu kegiatan, untuk mengetahui sejauh mana planning suatu acara telah tercapai, sehingga bisa menjadi dasar untuk memilih langkah selanjutnya. Begitu juga dalam proses pembelajaran, penilaian pembelajaran merupakan bab dari rangkaian proses pembelajaran, sebagaimana Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 perihal Standar Nasional Pendidikan menyatakan: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan planning pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, bahan ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar
Pengembangan penilaian pembelajaran merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam proses pembelajaran, alasannya yaitu perkembangan ilmupendidikan telah mensyaratkan tercakupnya tiga ranah dalam proses pembelajaran, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Tiga ranah ini, tidak semuanya bisa diukur dengan satu teknik penilaian saja, tetapi harus melibatkan banyak sekali teknik penilaian yang berbeda-beda. Karena itu guru dituntut untuk terus membuatkan kemampuannya dalam membuatkan penilaian pembelajaran. Selain itu, guru juga dituntut untuk memahami mekanisme penilaian dalam proses pembelajaran, sehingga acara penilaian sanggup dilakukan secara sistematis serta benar-benar sanggup mengukur kompetensi penerima didik.
0 Komentar untuk "Peningkatan Kualitas Pembelajaran"