Iman Kepada Malaikat (Kelas X Semester 2)

Iman kepada Malaikat (Kelas X Semester 2)

A. Memahami Makna Iman kepada Malaikat dan Tugas-tugasnya 

1. Pengertian Iman kepada Malaikat 

Iman secara bahasa artinya percaya atau yakin. Iman dari segi istilah artinya meyakini setulus hati yang mengakar kuat, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan seluruh anggota badan. Menurut  M. Quraish Shihab, kata malaikat berasal dari bahasa Arab yaitu malā’ikah (مَلَائِكَة) yang merupakan bentuk jamak dari kata malak (مَلَكٌ)  yang terambil dari kata la-aka (لَأَكَ) yang berarti “menyampaikan sesuatu”. Jadi, malak/malaikat yakni makhluk yang memberikan sesuatu dari Allah Swt.. 
 Memahami Makna Iman kepada Malaikat dan Tugas Iman kepada Malaikat (Kelas X Semester 2)

Menurut istilah, mailakat yakni makhluk mistik yang diciptakan oleh Allah Swt. dari cahaya, sebagai utusan Allah Swt. yang taat, patuh, serta tidak pernah membangkang terhadap perintahperintah-Nya. Iman kepada malaikat yakni meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. membuat malaikat sebagai makhluk mistik yang diutus untuk melaksakan segala perintah-Nya. Orang yang mengimaninya akan senantiasa memakai seluruh anggota badannya untuk berhati-hati dari dalam berkata-kata dan berbuat. 

2. Hukum Beriman kepada Malaikat 

Beriman kepada malaikat hukumnya yakni fardhu ‘ain. Ia merupakan salah satu rukun keyakinan selain keyakinan kepada Allah, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan qada/qadar. Hal ini menurut pada beberapa sumber dari al-Qur’ān dan hadis sebagai berikut. 

a. Q.S. al-Baqarah/2:285

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

Artinya: “Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qurān) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitabkitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membedabedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya, Tuhan kami, dan kepada-Mu kawasan (kami) kembali.”

b. Q.S. an-Nisā’/4:136 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا

Artinya:  “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya (Muhammad saw.) dan kepada Kitab (alQurān) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah Swt., malaikat-malaikatNya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh” 

c. Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. muncul di tengah orang banyak, kemudian ia didatangi oleh seorang laki-laki. Orang itu bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw., apakah keyakinan itu?’ Beliau menjawab, ‘Iman yakni kau harus percaya kepada Allah Swt., malaikat-malaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kebangkitan di alam abadi nanti...” (H.R. Bukhari dan Muslim)

3. Tentang Penciptaan Malaikat 

Mengingat sedikitnya pengetahuan yang dimiliki insan terutama berkaitan dengan hal-hal yang mistik termasuk malaikat, sumber yang sanggup dijadikan tumpuan untuk mengetahui malaikat yakni dengan berpedoman kepada al-Qur’ān dan hadis-hadis Rasulullah saw. Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. bersabda:

Artinya: “Dari Aisyah berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian.” (HR. Muslim) 

Keterangan lain ihwal malaikat sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Fāthir/35:1 disebutkan bahwa malaikat mempunyai sayap. Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Segala puji bagi Allah Swt. pencipta langit dan bumi, yang mengakibatkan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus banyak sekali macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah Swt. menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Swt. Mahakuasa atas segala sesuatu” (Q.S. Fāthir/35:1) 

Berdasarkan keterangan di atas, jelaslah bahwa malaikat yakni makhluk Allah Swt. yang diciptakan dari nur atau cahaya dan mempunyai sayap, sehingga kalau ada keterangan lain yang menyatakan bahwa malaikat mempunyai ciri-ciri yang tidak sesuai dengan keterangan dari al-Qur’ān dan hadis, patutlah kita meragukannya.

4. Perbedaan Malaikat dengan Manusia dan Jin 

Dari segi asal kejadian, malaikat berbeda dengan insan dan jin, yaitu bahwa malaikat diciptakan dari nur atau cahaya sementara insan dan jin masing-masing diciptakan dari tanah dan api. Dari sifat dan ciri-cirinya, perbedaan malaikat, manusia, dan jin sanggup dilihat dalam tabel berikut.
 Memahami Makna Iman kepada Malaikat dan Tugas Iman kepada Malaikat (Kelas X Semester 2)
 Memahami Makna Iman kepada Malaikat dan Tugas Iman kepada Malaikat (Kelas X Semester 2)

5. Jumlah Malaikat 

Karena sifatnya gaib, berapa jumlah malaikat secara terinci sebagaimana manusia, hanya Allah Swt yang tahu. Namun demikian, keterangan hadis berikut sanggup memperlihatkan klarifikasi ihwal banyaknya jumlah malaikat. Hadis berikut menggambarkan banyaknya jumlah malaikat. Perhatikan hadis dari Ali ra. 

Artinya: Dari Ali ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa mengunjungi saudaranya sesama muslim maka seakan ia berjalan di bawah pepohonan nirwana hingga ia duduk, kalau telah duduk maka rahmat akan melingkupinya. Jika mengunjunginya di waktu pagi, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga sore hari, dan kalau ia mengunjunginya di waktu sore, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat kepadanya hingga pagi hari.” (H.R. Ibnu Majah) 

Banyaknya jumlah malaikat tersebut menggambarkan betapa Mahakuasa Allah Swt. lantaran dengan jumlah malaikat yang demikian banyak, sangat gampang bagi Allah Swt. untuk mengetahui gerak-gerik serta tingkah laris manusia. Namun demikian, umat Islam diperintahkan untuk mengetahui dan mengimani sepuluh nama malaikat yang diberikut kiprah secara eksklusif kepada manusia. Nama-nama malaikat tersebut diabadikan oleh Allah Swt. dalam al-Qur’ān serta hadis Rasulullah saw. Kesepuluh nama malaikat yang wajib kita ketahui dengan tugas-tugasnya masing-masing dijelaskan pada cuilan di bawah ini.

6. Nama Malaikat dan Tugasnya 

Masing-masing Sebagaimana halnya manusia, para malaikat mempunyai tugas. Bedanya, kiprah yang diberikan Allah Swt. kepada insan seringkali diabaikan bahkan dipertentangkan untuk dilaksanakannya. Namun para malaikat, yang diberikan kiprah oleh Allah Swt. kepadanya, tidak pernah menunda apalagi melalaikan dan membangkang untuk mengerjakannya. Bahkan, dia melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah Allah Swt. dan dia tidak mendurhakai-Nya. Allah Swt. berfirman:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang materi bakarnya yakni insan dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah Swt. terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (Q.S. at-Tahrim/66:6) 

Di antara tugas-tugas malaikat itu antara lain: 
1) Beribadah kepada Allah Swt. dengan bertasbih kepada-Nya siang dan malam tanpa rasa bosan atau terpaksa;  
2) Membawa wahyu kepada para Nabi dan para Rasul; 
3) Memohon ampunan bagi orang-orang beriman; 
4) Meniup sangkakala; 
5) Mencatat amal perbuatan; 
6) Mencabut nyawa; 
7)  Memberi salam kepada mahir surga; 
8) Menyiksa mahir neraka; 
9) Memikul ‘arsy; 
10) Memberi kabar bangga dan memperkokoh kedudukan kaum mukminin; dan 
11) Mengerjakan pekerjaan selain yang telah disebutkan di atas. 

Penjelasan ihwal nama-nama malaikat dan tugasnya masing-masing yakni sebagai berikut. 

a. Malaikat Jibril 

Malaikat Jibril dikenal juga sebagai penghulu para malaikat. Ia yakni satu dari tiga malaikat yang namanya disebut dalam al-Qur’ān. Nama Malaikat Jibril disebut dua kali dalam al-Qur’ān yaitu pada Q.S.  al-Baqarah/2:97-98 dan Q.S. at-Tahrim/66:4. Malaikat Jibril mempunyai beberapa nama lain atau julukan, di antaranya yakni Ruhu al-Amin dan Ruh al-Qudus. Adapun kiprah utamanya yakni memberikan wahyu dari Allah Swt. kepada para nabi dan rasul-Nya. 

Malaikat Jibril pula yang memberikan isu kelahiran Nabi Isa as. kepada ibunya Maryam dan memberikan al-Qur’ān kepada Nabi Muhammad saw. Dalam kisah suci perjalanan Isra’ Mi’raj, sesampainya di pos perjalanan Sidratul Muntaha, Malaikat Jibril tidak sanggup lagi mendampingi Rasulullah saw. untuk terus naik menghadap Allah Swt. Ia berkata, “Aku sama sekali tidak bisa mendekati Allah Swt. Perlu waktu enam puluh ribu tahun lagi saya harus terbang untuk  sanggup saya capai. Jika saya terus juga ke atas, saya niscaya hancur luluh”. Mahasuci Allah Swt., ternyata Malaikat Jibril as. saja tidak hingga kepada Allah Swt.

b. Malaikat Mikail 

Malaikat Mikail yakni malaikat yang diberi kiprah untuk mengatur urusan makhluk Allah Swt. sekaligus mengatur rezeki terutama kepada manusia. Ia bertugas mengatur air, menurunkan hujan/petir, membagikan rezeki pada manusia, tumbuh-tumbuhan juga hewan-hewan dan lainlain di muka bumi ini. Malaikat Mikail termasuk salah satu malaikat yang menjadi pembesar seluruh malaikat selain Malaikat Jibril. 

Di samping bertugas membagi rezeki dan hujan, Malaikat Mikail juga sering mendampingi Malaikat Jibril dalam menjalankan tugas-tugasnya. Di antara kiprah yang pernah dilakukan bersama Malaikat Jibril yakni sebagai berikut. 

1) Ketika Malaikat Jibril menjalankan kiprah membelah dada Nabi Muhammad saw. untuk dicuci hatinya lantaran akan diisi dengan iman, islam, yakin dan sifat hilim ia mengambil kiprah sebagai pengambil air al-Kautsar (air zam.zam) untuk dijadikan sebagai pencuci hati Nabi Muhammad saw. 
2) Ketika Nabi Muhammad saw. menerima kepercayaan untuk melaksanakan Isra’ dan Mi’raj, Malaikat Mikail besama Jibril ikut mendampingi selama perjalanan. 
3) Malaikat Mikail juga bertugas untuk memberikan lembaran kepada Malaikat Maut. Dalam lembaran itu tertulis sangat detail nama, tempat, dan sebab-sebab pencabutan nyawa bagi orang yang dimaksud.

c. Malaikat Izrail 

Malaikat Izrail diberi kiprah mencabut nyawa semua makhluk termasuk dirinya sendiri. Ia dikenal juga dengan sebutan Malaikat Maut. Ia merupakan salah satu dari empat malaikat utama selain Jibril dan Mikail, dan Israfil. 

Malaikat Izrail diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah Swt., hingga barat dan timur sanggup dijangkau dengan gampang olehnya menyerupai seseorang yang sedang menghadap sebuah meja makan yang dipenuhi dengan pelbagai masakan yang siap untuk dimakan. Ia juga sanggup membolakbalikkan dunia sebagaimana kemampuan seseorang sanggup membolakbalikkan uang. Sewaktu Malaikat Izrail menjalankan tugasnya mencabut nyawa makhluk-makhluk dunia, ia akan turun ke dunia gotong royong dengan dua kumpulan malaikat, yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab. Untuk mengetahui di mana seseorang akan menemui ajalnya, yakni kiprah dari Malaikat Arham.

d. Malaikat Israfil

Malaikat Israfil diberi kiprah meniup sangkakala. Israfil selalu memegang terompet suci yang terletak di bibirnya selama berabad-abad, menunggu perintah dari Allah Swt. untuk meniupnya pada hari kiamat. Pada hari itu ia akan turun ke bumi dan berdiri di batu/bukit suci di Jerusalem. Tiupan pertama akan menghancurkan dunia beserta isinya, tiupan kedua akan mematikan para malaikat dan tiupan ketiga akan membangkitkan orangorang yang telah mati dan mengumpulkan mereka di Padang Mahsyar. 

Di dalam kitab Tanbihul Gāfilin Jilid 1 halaman 60 ada sebuah hadis panjang yang menceritakan ihwal kejadian selesai zaman yang pada cuilan awalnya sangat menarik untuk dicermati. 

Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Ketika Allah Swt. telah selesai mengakibatkan langit dan bumi, Allah Swt. mengakibatkan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada Malaikat Israfil, kemudian ia letakkan di mulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah”. Saya bertanya: “Ya Rasulullah saw. apakah sangkakala itu?” Jawab Rasulullah saw. “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya; “Bagaimana besarnya?” Jawab Rasulullah saw.; “Sangat besar bulatannya, demi Allah Swt. yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama: Nafkhatul fazā’ (untuk menakutkan). Kedua: Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’ts (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).” 

Dalam hadis di atas, disebutkan bahwa sangkakala atau terompet Malaikat Israfil itu bentuknya menyerupai tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuknya laksana tanduk mengingatkan kita pada terompet orang-orang zaman dahulu yang terbuat dari tanduk.

e. Malaikat Munkar 

Malaikat Munkar diberi kiprah untuk bertanya kepada orang yang sudah mati di alam kubur bersama Malaikat Nakir. 

f. Malaikat Nakir 

Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir yakni dua malaikat yang bertugas menanyakan dan menguji keyakinan orang yang sudah mati di alam kubur. Pemeriksaan akan dimulai saat pemakaman selesai dan orang terakhir dari jamaah pemakaman telah melangkah 40 langkah dari kuburan. 

Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir menanyakan tiga pertanyaan: “Siapa Tuhanmu? Siapa nabimu? Apa agamamu? Apa kitabmu? Di mana kiblatmu? Siapa saudaramu?”. Seorang mukmin yang saleh akan merespons dengan benar, menyampaikan bahwa Tuhan mereka yakni Allah Swt., Muhammad yakni nabi mereka, agama mereka yakni Islam, alQur’ān yakni kitab mereka, Ka’bah yakni kiblat mereka, dan muslimin dan muslimat yakni saudara mereka. Jika tanggapan benar, waktu yang dihabiskan untuk menunggu hari kebangkitan yakni menyenangkan. Mereka yang tidak menjawab menyerupai yang dijelaskan di atas dieksekusi hingga hari penghakiman.

g. Malaikat Raqib 

Malaikat Raqib bertugas mencatat segala amal kebaikan manusia. Ia bersama Malaikat ‘Atid yang mencatat amal jelek berjalan beriringan. (Q.S. Qāf/50:18). Dari Anas ra., dari Nabi Muhammad saw., Sabdanya: “Sesungguhnya Allah Swt. telah menugaskan dua malaikat untuk menulis segala apa yang dilakukan atau dituturkan oleh seseorang hamba-Nya (satu di sebelah kanannya dan yang satu lagi di sebelah kirinya); kemudian apabila orang itu mati, Tuhan perintahkan kedua malaikat itu dengan firman-Nya, “Hendaklah kau berdua tinggal tetap di kubur hamba-Ku itu serta hendaklah kau mengucap tasbih, tahmid dan takbir hingga ke hari qiamat dan hendaklah kau menulis pahalanya untuk hamba-Ku itu.” (H.R. Abu al-Syeikh dan Tabrani)

h. Malaikat ‘Atid 

Malaikat ‘Atid yakni bertugas mencatat segala amal keburukan manusia. Kedua malaikat ini (Raqib dan ‘Atid) sangat jujur dan tak pernah bermaksiat kepada Allah Swt. Mereka mencatat dengan penuh ketelitian, sehingga tidak ada satu pun keburukan dan kebaikan yang luput dari catatan keduanya. Mereka tidak ditugaskan untuk mengolah, menganalisis, menyimpulkan apalagi menjatuhkan vonis. Mereka hanya menyetor data, semua keputusan ada pada Maha kasih-sayang Allah Swt.

i. Malaikat Malik 

Malaikat Malik yakni pemimpin malaikat yang bertugas di neraka.  Malaikat Malik disebut dalam Q.S. Az-Zukhruf/43 :77:

Artinya : “Dan mereka berseru, “Wahai (Malaikat) Malik! Biarlah Tuhan-mu mematikan kami saja.” Dia menjawab, “Sungguh, kau akan tetap tinggal (di neraka ini).” (Q.S. az-Zukhruf/43:77 ) 

Dari ayat di atas, sanggup dipahami bahwa Malaikat Malik yakni pemimpin malaikat yang bertugas di neraka. Hal ini dipertegas oleh firman Allah Swt yang artinya, “Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga)”. (Q.S. al-Muddatstsir/74:30)

j. Malaikat Ridwan 

Malaikat Ridwan diberi kiprah menjaga dan mengawasi nirwana serta menyambut semua hamba Allah Swt. yang akan masuk ke dalamnya. Ia sangat ramah menyambut dan mempersilahkan orang-orang yang akan masuk ke dalam surga.

B. Hikmah Beriman kepada Malaikat 

Orang-orang yang beriman selalu sanggup mengambil pelajaran dari apa yang diimani. Dalam hal beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt., pelajaran yang sanggup dipetik antara lain menyerupai berikut. 
1. Menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.  
2. Senantiasa hati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatan lantaran segala apa yang dilakukan insan tidak luput dari pengamatan malaikat Allah Swt. 
3. Menambah kesadaran terhadap alam wujud yang tidak terjangkau oleh pancaindra. 
4. Menambah rasya syukur kepada Allah Swt. lantaran melalui malaikat-malaikatNya, insan memperoleh banyak karunia. 
5. Menambah semangat dan lapang dada dalam beribadah walaupun tidak dilihat oleh orang lain saat melakukannya. 
6. Menumbuhkan cinta kepada amal saleh lantaran malaikat selalu siap mencatat amal manusia. 
7. Semakin ulet dalam berusaha lantaran tidak ada rezeki yang diturunkan oleh malaikat Allah Swt. tanpa perjuangan dan kerja keras.

Related : Iman Kepada Malaikat (Kelas X Semester 2)

0 Komentar untuk "Iman Kepada Malaikat (Kelas X Semester 2)"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close